Yogya – KabarNet: Saya kira terkait apa yang terjadi di Hugos Cafe publik sudah dapat mengetahuinya secara pasti melalui pemberitaan media yang secara kontinyu selalu di wartakan oleh sejumlah media baik televisi maupun elektronik. Akan tetapi masih banyak diantara kita yang masih bertanya “Kenapa sih kok ada anggota TNI (Kopassus) bisa berada di dalam lokasi hiburan malam yang seharusnya itu terlarang bagi mereka?”
Terkait pertanyaan yang kerap muncul di berbagai tanggapan media elektronik dan jejaring sosial, saya selaku orang yang suka mengotak atik gatuk dan mencari sambungan berbagai benang merah yang tercecer ingin membantu menyampaikan kepada publik tentang peristiwa apa yang terjadi sebenarnya di Hugos Cafe dari sudut pandang orang awam.
Sedikit mengingatkan, bagi warga Yogya khususnya yang tinggal di sekitar Sleman pasti masih ingat tentang kejadian penyerangan yang dilakukan oleh kelompok Decky Cs dan Marcel Cs terhadap masyarakat setempat sekitar bulan Mei tahun 2012 dimana tidak sedikit rumah – rumah warga Sleman hancur dan rusak berat. Kemudian sekitar bulan Juli tahun 2012 kelompok Marcel Cs melakukan penyerangan terhadap dua angota TNI bernama Praka Rsiwanto dan Serma Junaidi anggota Denhub Rem 072/PMK. Bulan Desember 2012, kelompok Decky Cs dan Marcel Cs membuat keributan dan menyerang kelompok preman lainnya An. Sdr. Heri sotong di wilayah karangkajen Kec. Mergangsan Yogyakarta.
Sebenarnya bila saya terus menuliskan seluruh kejahatan kelompok – kelompok preman yang menguasai Yogya dari tahun ke tahun bisa membuat halaman Kompasiana ini penuh dengan coretan premanisme. Jadi sengaja saya cuplik 3 peristiwa saja untuk mewakili seluruh rangkaian peristiwa premanisme yang terjadi di yogya.
SERKA HERU SANTOSO GUGUR DALAM PENUGASAN
Melihat tidak sedikit adanya aksi – aksi premanisme yang terjadi di kota yogya yang diantaranya bahkan tidak segan – segan menjadikan aparat (TNI) sebagai sasaran mereka maka dalam hal ini pihak TNI dengan memaksimalkan peran kewilayahannya melakukan pemetaan terhadap potensi ancaman termasuk meminta bantuan dari beberapa personil TNI dari satuan lain. Berkaitan dengan itu juga, kebetulan pada tanggal 23 Maret 2013 Presiden SBY akan datang mengunjungi yogya dan menginap di Hotel Sheraton. Maka dari itu seperti protokol biasa pihak yang kedatangan kunjungan akan melakukan persiapan dan menscreening (pembersihan) di beberapa titik lokasi rawan diantaranya adalah menscreening Hugos Cafe karena bersebelahan tepat dengan Hotel Sheraton tempat Presiden SBY menginap.
Serka Heru Santoso adalah salah satu anggota Denintel Kodam IV/Diponegoro mendapat tugas untuk melakukan pengecekan wilayah dan mencari informasi terkait adanya potensi ancaman di sekitar Hotel Sheraton. Setelah selesai berkeliling melakukan pengecekan di tempat lain kemudian Serka Heru Santoso menuju Hugos Cafe untuk melakukan penggambaran didalamnya. Namun di luar dugaan, Serka Heru Santoso tanpa sengaja berseggolan dengan salah satu anak buah Decky Cs sehingga terjadi percekcokan di Hugos Cafe. Untuk menghindari adanya clash yang lebih tajam Serka Heru Santoso kemudian menyebutkan dirinya adalah anggota Kopassus dengan harapan terjadi saling pengertian. Namun ternyata hal ini justru ditanggapi keras oleh salah satu anak buah Decky Cs dengan mengatai bahwa Kopassus adalah kandang babi (bukan kandang menjangan) serta menantang perang sekaligus melontarkan pukulan ke muka Serka Heru Santoso.
Melihat situasi dimana Serka Heru Santoso dalam kondisi tidak seimbang karena di keroyok lebih dari 8 orang maka Serka Heru Santoso memutuskan untuk mundur. Akan tetapi kelompok Decky Cs ini masih tetap berusaha menarik tangan Serka Heru Santoso agar tetap berada di dalam dan bisa di habisi. Beberapa saksi mengatakan bahwa salah satu diantara mereka ada yang membawa sebilah belati lalu menusukkannya ke tubuh Serka Heru Santoso, selain itu mereka juga berebut memukuli kepala Serka Heru Santoso menggunakan tangan, gelas tebal hingga botol minuman hingga terkapar. Tidak cukup disitu saja, Decky datang paling terakhir kemudian ikut menganiaya Serka Heru Santoso yang sudah terkapar di lantai bersimbah darah. Salah satu orang menyeret tubuh Serka Heru Santoso yang sudah dalam kondisi kritis dan sekarat melalui lorong menuju pintu keluar. Dan selama tubuh Serka Heru Santoso diseret dengan keras menuju pintu keluar, kelompok Decky Cs ini masih terus melakukan penganiayaan demi penganiayaan dan semua peristiwa ini terekam didalam kamera CCTV yang terletak di beberapa titik bagian dalam Hugos Cafe.
Saat ini posisi terakhir seluruh kamera CCTV berada di tangan kepolisian yogya dan tidak pernah ditampilkan kepersidangan dengan alasan – alasan tertentu. Tersiar kabar, bahwa ada upaya penutupan kasus oleh pihak Polda DIY agar masalah Hugos Cafe tidak di perpanjang penyelidikannya karena khawatir akan membongkar beberapa oknum – oknum kepolisian dengan seragam lengkap (bersenjata) yang pada saat kejadian berada di lokasi namun tidak melakukan tindakan sama sekali selama penganiayaan demi penganiayaan dilakukan kelompok Decky Cs kepada Serka Heru Santoso hingga gugur dalam tugas.
Nah, demikian tulisan yang bisa saya sajikan agar dapat menjadi perhatian bagi kita semua. Tulisan ini disusun atas bantuan sahabat – sahabat saya yang kebetulan salah satunya adalah jama’ah al – hugosiah sehingga lebih banyak tahu tentang seluk beluk Hugos Cafe termasuk saat terjadi malam pembunuhan Serka Heru Santoso. Selain itu beberapa juga ada yang saya ambil dari keterangan saksi saat berada di pengadilan Militer II-11 Yogyakarta ketika menjalani proses kesaksian untuk 12 prajurit Kopassus ditambah dengan pemberitaan media yang bertebaran dimana – mana.
Source: hankam.kompasiana.com [Right Man]
Serka Heru Tewas Saat Menjalankan Tugas di Hugos Cafe
JAKARTA – BARATAMEDIA – Serka Heru Santoso dibunuh para preman saat sedang menjalankan tugas di Hugos Cafe, Yogyakarta. “Serka Heru itu orang intel. Di wilayah kan ada intel dari Kodam, Korim. Karena Kopassus posisinya di Jawa Tengah, maka termasuk ke dalam komuniti intel itu, yang tergabung dalam Rakominda (Rapat Koordinasi Intel Daerah). Itu nanti informasinya dihimpun dan akan diserahkan. Jadi waktu itu dia (Serka Heru) sedang tugas, gak ada main-main,” tandas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjend Agus Sutomo usai mengikuti kegiatan bersih-bersih Kali Ciliwung di Lapangan Tembak Rama Shinta Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat 5 April 2013.Dijelaskan Agus, saat itu, Serka Heru sedang mengumpulkan informasi untuk diserahkan dalam Rakominda bersama intel dari Kodam, dan Korem setempat. Agus mengaku, Heru merupakan salah satu prajurit terbaik Kopassus yang memiliki prestasi. Sehari-hari juga dikenal ramah dan baik. “Anaknya baik sekali, tidak pernah minum, termasuk prajurit yang berprestasi. Makanya di satu sisi saya sangat merasa kehilangan,” lanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar