Merdeka.com - Pedangdut seksi Maria Eva kembali jadi sorotan. Dia diduga menikah siri dengan Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Imran Ramli. Imran harus berurusan dengan polisi karena dilaporkan oleh istrinya, Andi Herlina terkait Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Tahun 2006 lalu, video mesum Maria Eva dengan anggota DPR Yahya Zaini beredar. Kasus ini membuat heboh, dan mempermalukan politikus Golkar tersebut.
Maria Eva, Imran Ramli dan Yahya Zaini bukan satu-satunya. Banyak pejabat lain yang tergoda goyang seksi penyanyi dangdut kemudian tergoda nikah siri.
Karena gaji tak cukup, maka mereka tergoda korupsi. Tak hanya penyanyi dangdut sebenarnya, tengoklah korupsi tak pernah jauh dari istri simpanan atau wanita penghibur. Mereka kalah oleh syahwat dan napsu purba mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya, lupa kalau itu uang rakyat.
"Pejabat tersebut telah melakukan kebohongan publik. Jika kita kaji secara mendalam tindakan yang demikian sebenarnya dampaknya sangat dalam termasuk pada tataran kinerja atau kebijakan yang mereka ambil. Jika kepada orang terdekatnya saja, mereka bisa melakukan ketidakjujuran, katakanlah kepada istri dan anak mereka, apalagi terhadap masyarakat luas," kata Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Nia Alvina.
Para pejabat ini tak meneladani Proklamator dan Wakil Presiden Mohammad Hatta . Hatta satu dari sedikit pejabat yang tak pernah tergoda oleh wanita.
Sejak muda, Hatta tidak pernah terlihat berjalan bersama wanita cantik. Hura-hura atau berpesta pora. Dia lebih suka membaca, menulis, atau berdiskusi soal politik. Konon Hatta juga pernah sengaja memercikkan tinta ke tangannya. Hal ini dilakukan untuk menolak ajakan dansa dari gadis-gadis.
Saat Hatta muda dan kuliah di Belanda, teman-temannya pernah mengolok-olok Hatta. Mereka mengatur makan malam Hatta dengan seorang gadis Polandia yang seksi dan sangat menarik. Mereka ingin melihat apakah Hatta tergoda atau tidak.
Makan malam berlangsung. Usai makan si gadis pulang ke rumahnya. Hatta pun pulang ke rumahnya. Selesai. Tidak ada apa-apa dan tidak ada kelanjutannya. Teman-teman Hatta yang penasaran bertanya pada gadis itu. Kenapa tidak terjadi apa-apa. Si gadis menjawab. "Dia seperti pendeta."
Hatta bersumpah hanya akan menikah setelah Indonesia merdeka. Ucapan itu ditepatinya. Karena tak punya kenalan wanita, Soekarno yang mencarikan jodoh untuk Hatta.
Nama gadis itu Rachmi Rahim, biasa dipanggil Yuke. Usia Hatta dan Yuke terpaut 24 tahun. Saat menikah Yuke baru berusia 19 tahun. Keduanya menikah di sebuah Vila di Megamendung Bogor tanggal 18 November 1945.
Hatta memberi Yuke mas kawin berupa buku karangannya yang berjudul 'Alam pikiran Yunani'. Keluarga Hatta sempat protes. Masa iya menikah memberikan mas kawin berupa buku? Bukankah seharusnya emas atau harta yang berharga? Tapi itulah Hatta. Baginya buku dan ilmu pengetahuan adalah hal yang paling berharga.
Rumah tangga keduanya berjalan harmonis puluhan tahun. Yuke mendampingi Hatta sebagai wakil presiden, mendampingi Hatta hijrah dari Jakarta ke Yogya. Yuke juga ikut menjadi tahanan rumah saat Belanda menduduki Yogyakarta 19 Desember 1945. Dia menyaksikan suaminya ditangkap dan dibuang ke Bangka.
Walau wakil presiden, Hatta hidup pas-pasan. Dia tidak mau korupsi. Maka walau sekadar mesin jahit, Yuke harus lama bersabar sebelum bisa membelinya. Sementara Hatta bahkan mengidamkan sepatu Bally yang tak terbeli seumur hidupnya. Itulah Hatta dan Yuke.
Rasanya sulit mencari pejabat sejujur Hatta sekarang.
Tahun 2006 lalu, video mesum Maria Eva dengan anggota DPR Yahya Zaini beredar. Kasus ini membuat heboh, dan mempermalukan politikus Golkar tersebut.
Maria Eva, Imran Ramli dan Yahya Zaini bukan satu-satunya. Banyak pejabat lain yang tergoda goyang seksi penyanyi dangdut kemudian tergoda nikah siri.
Karena gaji tak cukup, maka mereka tergoda korupsi. Tak hanya penyanyi dangdut sebenarnya, tengoklah korupsi tak pernah jauh dari istri simpanan atau wanita penghibur. Mereka kalah oleh syahwat dan napsu purba mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya, lupa kalau itu uang rakyat.
"Pejabat tersebut telah melakukan kebohongan publik. Jika kita kaji secara mendalam tindakan yang demikian sebenarnya dampaknya sangat dalam termasuk pada tataran kinerja atau kebijakan yang mereka ambil. Jika kepada orang terdekatnya saja, mereka bisa melakukan ketidakjujuran, katakanlah kepada istri dan anak mereka, apalagi terhadap masyarakat luas," kata Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Nia Alvina.
Para pejabat ini tak meneladani Proklamator dan Wakil Presiden Mohammad Hatta . Hatta satu dari sedikit pejabat yang tak pernah tergoda oleh wanita.
Sejak muda, Hatta tidak pernah terlihat berjalan bersama wanita cantik. Hura-hura atau berpesta pora. Dia lebih suka membaca, menulis, atau berdiskusi soal politik. Konon Hatta juga pernah sengaja memercikkan tinta ke tangannya. Hal ini dilakukan untuk menolak ajakan dansa dari gadis-gadis.
Saat Hatta muda dan kuliah di Belanda, teman-temannya pernah mengolok-olok Hatta. Mereka mengatur makan malam Hatta dengan seorang gadis Polandia yang seksi dan sangat menarik. Mereka ingin melihat apakah Hatta tergoda atau tidak.
Makan malam berlangsung. Usai makan si gadis pulang ke rumahnya. Hatta pun pulang ke rumahnya. Selesai. Tidak ada apa-apa dan tidak ada kelanjutannya. Teman-teman Hatta yang penasaran bertanya pada gadis itu. Kenapa tidak terjadi apa-apa. Si gadis menjawab. "Dia seperti pendeta."
Hatta bersumpah hanya akan menikah setelah Indonesia merdeka. Ucapan itu ditepatinya. Karena tak punya kenalan wanita, Soekarno yang mencarikan jodoh untuk Hatta.
Nama gadis itu Rachmi Rahim, biasa dipanggil Yuke. Usia Hatta dan Yuke terpaut 24 tahun. Saat menikah Yuke baru berusia 19 tahun. Keduanya menikah di sebuah Vila di Megamendung Bogor tanggal 18 November 1945.
Hatta memberi Yuke mas kawin berupa buku karangannya yang berjudul 'Alam pikiran Yunani'. Keluarga Hatta sempat protes. Masa iya menikah memberikan mas kawin berupa buku? Bukankah seharusnya emas atau harta yang berharga? Tapi itulah Hatta. Baginya buku dan ilmu pengetahuan adalah hal yang paling berharga.
Rumah tangga keduanya berjalan harmonis puluhan tahun. Yuke mendampingi Hatta sebagai wakil presiden, mendampingi Hatta hijrah dari Jakarta ke Yogya. Yuke juga ikut menjadi tahanan rumah saat Belanda menduduki Yogyakarta 19 Desember 1945. Dia menyaksikan suaminya ditangkap dan dibuang ke Bangka.
Walau wakil presiden, Hatta hidup pas-pasan. Dia tidak mau korupsi. Maka walau sekadar mesin jahit, Yuke harus lama bersabar sebelum bisa membelinya. Sementara Hatta bahkan mengidamkan sepatu Bally yang tak terbeli seumur hidupnya. Itulah Hatta dan Yuke.
Rasanya sulit mencari pejabat sejujur Hatta sekarang.