Today :

Not found what you looking for?:

Menakar Kekuatan Politik PKS


Menakar Kekuatan Politik PKS
Menakar Kekuatan Politik PKS
Akhirnya teka teki itu terjawab juga. Nyata sudah ke mana kapal PKS bersandar dalam Pilpres 2009 yang akan datang. Dengan langkah yang mantap, PKS menyatakan dukungannya pada pasangan capres dan cawapres SBY-Boediono. Tanpa ragu, para petinggi PKS mulai mensosialisasikan keputusan politik praktis mereka kepada para pimpinan dan kader di daerah, di antaranya melalui pesan singkat Presiden PKS, Tifatul Sembiring yang menjelaskan duduk perkara koalisi tersebut. Anehnya, sehari sebelum keputusan itu diambil, sang Presiden PKS masih ngotot bahwa pasangan SBY-Boediono adalah pasangan yang tidak pas karena tidak mencerminkan gabungan Islam-nasionalis. Hal itu hanya akan menyulitkan partai untuk menjelaskannya kepada konstituen dan pendukung partai. Semua itu akan menyebabkan mesin poltik pada Pilpres mendatang menjadi macet. Sehari kemudian, tiba-tiba sikap keras itupun buyar dan berbalik 180 derajat, sesaat setelah pertemuan empat mata antara ketua Majelis Syuro PKS Ust, Hilmi Aminuddin dengan SBY di Bandung 15 Mei yang lalu.

Sebab itu, akrobatik dan permainan sulap politik PKS tersebut menarik untuk dipelajari dan disoroti, agar umat Islam umumnya dan para kader PKS khususnya dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh PKS, khususnya pada kalangan elitenya.

Sebelumnya, pada Jumat, 01 Mei 2009 Sapto Waluyo, salah seorang kader PKS menuliskan kegundahannya pada harian Republika dengan judul Komunikasi Politik PKS. Tulisan tersebut sangat menarik. Kendati tulisan itu pendek, tapi mengenai sasaran utamanya. Kalau tidak salah, ini adalah kader PKS pertama dalam sejarah hidup partai yang mengklaim sebagai partai dakwah itu, yang berani mengkiritik langsung para petingginya secara terbuka. Dengan munculnya tulisan tersebut, paling tidak saudara Sapto Waluyo telah memulai sunnah hasanah (tradisi baik) dalam tubuh PKS itiu sendiri, yakni mengajak para elite partai itu untuk introspeksi diri dan mau mendengar nasehat dari kader atau dari siapa saja yang selama ini nyaris diharamkan. Atau dengan kata lain, mau melakukan nahi munkar di kalangan internal, khususnya terhadap kalangan elite sendiri.

Tidak berlebihan, jika dikatakan tulisan Sapto Waluyo mengandung sejuta makna. Sebagai seorang kader dan sebagai insan media yang biasanya memiliki penciuman tajam, pastilah Sapto Waluyo mengenal banyak hal tentang seluk beluk para elite PKS dalam memimpin partai yang didirikan pertama kalinya untuk kepentingan dakwah Islam, bukan kepentingan nasionalisme, sekularisme dan jangka pendek/pragmatisme para elitenya.

Apa yang sedang menjadi keprihatinan Sapto Waluyo - dan mungkin juga ribuan kader lainnya - dari tulisan tersebut dapat digarisbawahi sebagai berikut :

Menakar Kekuatan Politik PKS
Menakar Kekuatan Politik PKS
Manuver dan pernyataan elite PKS yang memancing kontroversi. PKS berperilaku bak debt collector yang main ancam demi mencapai kepentingan politiknya. Setiap pernyataan dan manuver elite PKS ternyata tak diukur manfaat dan mudharatnya terlebih dulu. Karena itu, PKS mengusulkan figur nonpartai. Ini seperti merendahkan posisi PKS sendiri, betapa manuver berkoalisi tanpa daya tawar yang memadai. Ketiga contoh itu mencerminkan betapa buruknya komunikasi politik sebagian elite PKS.

Kapasitas PKS sebagai learning organization mulai diragukan. Sesungguhnya, PKS telah 'dihukum' publik dan pemilih yang kritis dengan 'kekalahan' di Jakarta, Depok, Bekasi, Bandung, dan kota-kota besar lain. 'Jurus dewa mabuk' sebagian elite PKS dan iklan yang warna-warni. Target nasional 20 persen suara masih terlalu jauh dari jangkauan karena kesalahan strategi. Bahkan, prediksi yang realistik 12-15 persen suara pun tak tercapai.

Sesungguhnya bagi yang mengenal para elite PKS, bahkan jauh sebelum era partai, yakni sekitar tahun 80an sampai 90an, apa yang menjadi keprihatinan seorang Sapto Waluyo dan mungkin juga ribuan simpatisan lainnya tidaklah mengherankan. Karena bibit-bibit ketidak beresan itu sudah nampak jauh sebelum partai itu berdiri. Karena itu, sulit diharapkan PKS akan menjadi partai politik Islam yang besar selama carut marut elitenya tidak bisa diperbaiki. Hayalan sebagaian elitenya ingin mengalahkan Masyumi yang berhasil meraih 20 % suara pemilu tahun 1955, akan semakin jauh panggang dari api. Apalagi jika ingin menjadi teladan bagi partai dan ormas Islam lainnya dalam menegakkan ajaran Islam di negeri Islam terbesar di dunia saat ini.

Tulisan ini, mencoba membahas akar permasalahan yang sedang melilit tubuh PKS dan para elitenya, sehingga menyebabkan kondisi PKS carut-marut seperti sekarang ini. Ajaibnya lagi, sebagian besar kadernya belum menyadari dan bahkan selalu membelanya dengan membabi buta. Tak heran jika ada yang mengatakan, PKS ibarat pohon yang sedang mengalami keropos dari dalam. Kalau tidak diterapi secara maksimal, – mungkin dengan cara amputasi - tidak mustahil partai dakwah itu akan roboh tahun 2014 yang akan datang, atau paling tidak mengalami set back seperti yang sudah dan sedang dialami partai-partai Islam lainnya seperti PPP. PBB dan PBR. Karena itu, tulisan ini bertujuan memberikan masukan dalam perspektif dakwah Islam.

Fenomena PKS

Sebelum membahas akar permasalahan yang sedang melilit PKS, alangkah baiknya kita baca fenomena PKS melalui fakta terkait perolehan suaranya sejak tahun 1999 sampai 2009. Pada Pemilu 1999, yakni setelah satu tahu umurnya, yang saat itu bernama Partai Keadilan (PK) meraih sekitar 1.6 % suara. Perolehan suara partai yang kemudian berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melonjak tajam pada Pemilu 2004, yakni menjadi sekitar 7.34 %. Pada Pemilu 2009, PKS hanya meraih sekitar 7.88 %.

Yang menarik untuk dicermati, kendati perolehan suara secara persentase naik tipis sekitar 0,5 %, namun bila kita lihat dari total perolehan suara, sebenarnya menurun sekitar 130,000 suara. Di kota-kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya penurunan itu sangat tajam. Sebaliknya di beberapa daerah mengalami kenaikan. Di DKI Jakarta misalnya, pada Pemilu 2004 PKS meraih sekitar 1,1 juta suara. Kemudian pada Pilkada DKI Jakarta setahun lalu, PKS meraih 1,53 juta suara. Menurut berabagai sumber, Adang membawa sekitar 0,5 sampai 0,6 juta suara. Jika data itu benar, berarti suara PKS di Jakarta dalam kurun 4 tahun mengalami penurunan sekitar 0,1 sampai 0,2 juta suara. Kemudian pada Pemilu 2009 yang baru lalu PKS hanya meraih suara sekitar 0,69 juta. Artinya, lima tahun belakangan suara PKS di DKI Jakarta merosot tajam sekitar 0,41 juta suara atau sekitar 37,27%. Kemerosostan tersebut menyebabkan PKS hanya meraih rangking tiga pada Pemilu 2009 di mana pada Pemilu 2004 meraih rangking pertama. Kali ini yang menjadi rangking pertama adalah PD dengan perolehan suara 31,89 %, kemudian PDIP 15,89% dan disusul PKS 13,12%.

Kecenderungan penurunan suara PKS itu sebenarnya sudah terlihat tiga tahun belakangan di berbagai Pilkada seperti DKI Jakarta, Bogor, Bekasi, Bandung, Jawa Barat, Sumatera Utara, (kendati menang pada dua propinsi ini dengan menggandeng tokoh dari PAN dan Golkar) dan berbagai daerah lainnya. Sayangnya, gejala penurunan tersebut ditanggapi secara keliru oleh para elite PKS. Untuk mendongkrak suara bukannya dengan memperbaki kinerja dakwah, mereka malah mengikuti pola dan strategi yang biasa dilakukan oleh partai-partai politik lainnya yang tidak mengedepankan nilai-nilai Islam, di antaranya jorjoran kampanye dengan menghamburkan dana besar-besaran, bahkan dengan menampilkan penyanyi dangdut dan band-band terkenal serta berbagai trik lainnya yang tak terpuji seperti menggandeng calon-calon kepala daerah yang bermasalah. Kaedah yang diterapkan adalah, yang penting kontribusi dananya Bung! Asal muasal dananyapun sudah tidak menjadi penting.. Setidaknya, menurut pengakuan sekjen PKS, Anis Matta, 36 milyar ludes buat kampanye. Walaupun menurutnya, dana sejumlah itu tergolong kecil dibanding partai-partai lain.

Menakar Kekuatan Politik PKS
Menakar Kekuatan Politik PKS
Pada Pemilu 2009 yang lalu, perilaku-perilaku tak terpuji itu semakin menggila. Lihat saja iklan-iklan PKS di tv dan iklan-iklan raksasa para caleg PKS yang terpampang di berbagai kota. Bendera, pamphlet dan spanduk yang mewarnai jalan-jalan protokol dan kampung yang terkadang tumpang tindih. Bukankah itu suatu kemubaziran? Apalagi jika ada yang bertanya : dari mana uangnnya diperoleh? Karena kebanyakan mereka dikenal beberapa tahun lalu masih biasa-biasa saja. Wajah-Wajah caleg wanita PKS yang dipampang pada spanduk dan baliho di pinggir-pinggir jalan berdampingan dengan para caleg kaum prianya dengan style genit dan menggelikan yang 10 tahun lalu masih dianggap haram. Belum lagi persaingan yang tidak sehat yang terjadi di antara sebagian caleg dalam merebutkan kursi yang sama setelah keputusan MK yang tidak memberlakukan nomor urut. Di samping itu semua, tercium pula sebagian caleg PKS juga menggunakan politik uang untuk membeli suara rakyat sebagaimana yang sering dilakukan oleh sebagian caleg dari partai-partai lain yang tidak menggunakan nama Islam.

Kendati belum terdengar para caleg PKS yang mengambil kembali sumbangannya ke Masjid, atau gila dan bunuh diri akibat kalah dalam Pemilu 2009 yang lalu seperti yang terjadi pada banyak caleg dari partai-partai lain, namun demikian bukan berarti sebagian caleg PKS yang tidak lolos itu tidak bermasalah. Kita sudah mendengar selentingan tentang kekesalan sebagian caleg yang tidak lolos dan menyebut-nyebut upayanya dalam membantu masyarakat seperti, mengepush dinas PU tertentu untuk membangun fasilitas di desa tertentu. Setelah sang caleg tersebut kalah di desa itu dan bahkan dapat suara hanya satu, dengan serta merta caleg tersebut emosi dan meminta kalangan PU terkait agar fasilitas yang sedang dibangun di desa tersebut segera dipindahkan ke tempat lain. Sungguh memalukan…

Dengan gaya dan cara kerja seperti itu, para kader dan elite PKS lupa bahwa mereka sedang melakukan blunder atau menggali kuburan sendiri. Karena banyak hal yang mereka lakukan bertolak belakang dengan prinsip dan nilai-nilai dakwah yang mereka dengungkan selama ini, di antaranya terkait dengan keikhlasan beramal. Mereka juga lupa mayoritas pendukung, khususnya dari kalangan simpatisan PKS itu orang-orang yang menginginkan kebaikan dan perubahan berdasarkan nilai-nilai Islam, bukan nilai jahiliyah. Di samping itu, konsentrasi penuh terhadap pola-pola dan aktivitas-aktivitas politik praktis tradisional yang mereka lakukan tidak mampu dan tidak akan pernah mampu mempengaruhi pola fikir masyarakat untuk mendukung dan mencintai PKS sebagai partai dakwah, termasuk kepada para kader yang kritis dan jujur dalam menerapkan ilmunya.

Sebuah fakta yang tak terbantahkan, dari sekitar 8 juta suara yang diraih PKS, kontribusi kader pendukung dan simpatisan mencapai sekitar 7 juta orang. Artinya, yang kemungkinan loyal mutlak sampai akhir hayat kepada PKS itu adalah para kader inti partai sekitar 12,5% atau sekitar 1 juta orang. Di samping itu terdapat juga sebagian kader pendukung yang bersikap terhadap PKS seperti kader intinya. Mereka inilah yang setiap saat didoktrin dengan berbagai doktrin agama (sebut : menggunakan agama) yang terkadang dijelaskan jauh dari pemahaman yang sebenarnya, sehingga mereka tidak sempat menggunakan akal sehat dalam membaca sepak terjang para petinggi partai dan menalar fenomena yang ada. Bahkan, belajar nilai-nilai Islampun seakan sudah tidak perlu lagi, karena semua apa yang dilakukan elite selalu mendapat stempel kesucian dan kebenaran lembaga tinggi partai yang bernama Dewan Syari’ah atau Dewan Syuro. Setiap saat para kader hanya dijejali informasi satu arah bersifat top down dan kewajiban mentaati semua keputusan elite atau lembaga tinggi partai serta larangan menalar dan mempertanyakannya.

Dalam berkoalisi (musyarokah) misalnya, sejak 2004 sampai hari ini, petinggi PKS selalu menggunakan doktrin “ muhtamal rojih fauzuhu (berkoalisi dengan yang kemungkinan besar menang). Doktrin sesat dan menyesatkan ini turun dari sang petinggi partai yang konon dinisbatkan ke tokoh dakwah dari luar sana. Sebab itu, doktrin tersebut dianggap oleh para kadernya sebagai SABDA yang haram untuk dipertanyakan kebenaran syar’inya. Kalau ada satu atau dua kader yang mempertanyakan, para petinggi pasti menjawabnya dengan jawaban yang ngawur. Sebaliknya, kita sering mendengar ungkapan konyol dari kader dalam menanggapi kritik masyarakat terhadap PKS, seperti, tidak mungkin para petinggi partai itu salah, karena mereka orang-orang baik (mengerti agama) dan para doktor syari’ah. Tsiqoh (percaya) ajalah! Kader seperti ini (mayoritas) pada hakikatnya sedang menikmati hidup dengan berprinsip membabi buta : right or wrong is my party dan right or wrong is my leader. Dalam istilah Hadits Rasul Saw, mereka ini disebut dengan “imma’ah”, alias pengekor. Namun demikian, diperhitungkan ada sekitar 10 % kader partai yang masih kritis, kendati tidak berani menyuarakan fikiran, isi hati, ilmu dan pendapat mereka.

Kondisi tersebut di atas diperparah lagi oleh ketidak jelasan visi dan misi PKS sebagai sebuah partai dakwah. Bukankah sebuah partai dakwah atau Partai Allah itu memiliki visi khilafatullah dan misi ibadah melalui penegakkan syari’at Allah di atas muka bumi? Apa yang tampak jelas ialah, segelintir elite yang haus kekuasaan dan oportunis di PKS malah sibuk bernegosiasi (baca : menjajakan diri dan partai) ke sana dan kemari membangun sebuah koalisi Pilpres 2009 yang dibungkus dengan “kepentingan partai dan masyarakat”, seperti halnya yang mereka pertontonkan pada Pilpres 2004 yang lalu. Musyarokah (koalisi) sudah berjalan hampir genap 5 tahun. Apa hasilnya? Apa menunggu koalisi 5 tahun lagi, kemudian 5 tahun lagi dan seterusnya? Yang jelas adalah, apa yang mereka lakukan tidak lebih dari sebuah koalisi pragmatis jangka pendek. Tidak peduli hasilnya seperti apa. Sebab itu, tak salah jika ada yang mengatakan koalisi yang dilakukan PKS sama sekali tidak ada kaitannya dengan kemaslahatan Islam dan umat Islam jangka pendek, apalagi jangka panjang.

Di tengah akrobatik dan permainan sulap poltik praktis tersebut, sebagian elite lain sibuk pula menjawab pertanyaan atau isu-isu yang dilontarkan oleh orang atau kelompok anti Islam seraya berkata: Saya bukanlah wahabi (mengikuti pemahaman akidah Islam yang diajarkan Muhammad Bin Abdul Wahab) kendati meraih pendidikan tinggi dari Saudi Arabia. Tidak semua lulusan Saudi itu wahabi, katanya dengan bangga.

Yang lebih mengenaskan lagi, mereka sibuk menjawab dan mengeluarkan statement untuk berkomitmen tidak menerapkan hukum Islam atau syari’at Allah di atas bumi Allah yang bernama Indonesia jika PKS berkuasa. Bahkan ada yang mengatakan syari’at Islam itu agenda masa lampau. Kalau ditanya oleh kader, mereka berkilah, ini hanya strategi menjaga dakwah.

Perlu mereka ketahui, ucapan tersebut tidak pantas diucapakan oleh tokoh partai dakwah dan hanya pantas diucapkan oleh tokoh partai nasionalis dan sejenisnya. Apakah mereka sudah menyakini kebenaran finalnya Pancasila dan UUD 45 sebagai landasan sebuah negara sehingga Al-Qur’an dan Sunnah diletakkan di bawahnya atau dibuang begitu saja? Atau karena gemetaran menerima pertanyaan dari kalangan pengusaha Cina? Jika asumsi pertama yang terjadi, berarti itu adalah ucapan kekufuran yang mengakibatkan akidah jadi bermasalah. Bila yang kedua yang dimaksud, maka itu adalah ucapan kemunafikan. Na’uzubillahi min dzalik.

Sepertinya, semua itu dilakukan hanya demi mengejar jabatan dan kursi cawapres dan sebagainya. Akhirnya, kursi cawapres yang diincar tak kunjung diraih. Sementara partai nasionalis seperti Hanura dan Gerindra yang meraih suara jauh di bawah PKS malah mendapat kursi yang mereka incar, minimal kursi cawapres. Apa yang dilakukan elite PKS itu persis bak kata penyair : Kami tambal dunia dengan merobek-robek agama kami. Akhirnya agamapun lenyap dan dunia yang ditambalpun juga tak kunjung dapat.

Melihat fenomena tersebut sulit diharapkan PKS akan menjadi partai politik Islam yang besar, kuat dan diprediksi mampu merubah kehidupan jahiliyah di negeri ini menjadi kehidupan islami yang menjadi syarat utama terwujudnya sebuah negeri “Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur”, sebuah negeri baik yang mendapat ampunan Allah (Q.S. 34 : 15). Karena, secara nyata PKS tidak memiliki muqawwimat (faktor-faktor pendukung) ke arah itu, bahkan kehilangan jati diri sebagai sebuah partai dakwah.

Menakar Kekuatan Politik PKS
Menakar Kekuatan Politik PKS
Menurut hemat saya, hal tersebut paling tidak disebabkan tiga faktor utama berikut :

1. Leadership Tradisional

Leadership (kepemimpinan) yang diterapkan dalam tubuh PKS sangatlah tradisional dan cenderung diktator, sejak dari tingkat paling atas sampai ke tingkat yang paling bawah. Pola top down adalah suatu keharusan. Pemimpin, apalagi pemimpin tertinggi nyaris berprilaku sebagai seorang suci yang tak pernah bersalah dan mengetahui semua masalah. Apapun yang diinginkan dan di sampaikan harus menjadi sebuah titah atau sabda yang wajib dilaksanakan. Para kader tidak boleh menanyakannya, kenapa begini dan begitu. Apalagi mengkritik dan meluruskan. Hampir tidak ada kesempatan diberikan kepada kader untuk berfikir dan memahaminya dengan kaedah-kaedah ilmu yang benar.

Masih segar dalam ingatan kita saat menjelang Pilpres 2004 lima tahun lalu. Betapa kehendak dan keinginan sang petinggi PKS bisa membatalkan hasil rapat Majelis Syuro berkali-kali karena hasilnya berbeda dengan keinginannya. Mayoritas anggota Majelis Syuro saat itu menginginkan dukungan terhadap capres Amien Rais. Sedang pucuk pimpinannya Ust Hilmi Aminuddin dan segelintir anggota Majelis Syuro yang sepaham dengannya menginginkan dukungan diberikan kepada Jendral Wiranto. Kendati keputusan akhir Majelis Syuro yang diputuskan sehari sebelum Pemilu presiden 2004 berpihak kepada Amien Rais, namun di lapangan kasak kusuk pimpinan dan mereka yang sepaham dengannya tetap saja terjadi. Kami pernah mengkonfirmasi kepada salah seorang kader yang ditelpon langsung sang pemimpin sebelum memilih sambil berkata : “Yang memahami dakwah pasti mendukung Wiranto”. Yang lebih sadis lagi ialah setiap kader yang berani mengkritik pemimpin secara terus terang, pasti umurnya di partai tidak akan lama alias dipecat. Pemecatannyapun tidak perlu mengikuti aturan main yang ada.

Yang menyedihkan lagi ialah, pola kepemimpinan seperti ini sudah menular sampai ke level terbawah, yakni kelompok-kelompk pengajian yang dikelola langsung oleh partai tingkat Depera. Anggota kelompok pengajian mingguan seringkali tidak mendapat respon hal-hal yang menjadi keberatan atau yang perlu mendapat konfirmasi. Bila ditanyakan kepada ketua kelompok, kita akan selalu mendengar ungkapan : “ Tsiqoh (percaya) sajalah kepada jama’ah atau partai karena sudah hasil syuro” dan berbagai ungkapan lain yang aneh tapi nyata.

Untuk menjadikan semua keputusan dan keinginan pemimpin berjalan dengan mulus, pimpinan PKS menerapkan enam rukun leadership yang kesemuanya diambil dari istilah-istilah syar’i (terminology Islam) yang amat populer, yakni , ta’at, tsiqoh (percaya), husnuzh-zhan, fiqhuddakwah, ijtihad dan syura qiyadah (musyawarah pemimpin). Akhir-akhir ini, berkembang lagi dua istilah baru, yakni zuhud dan qona’ah fikriyah (kepuasan berfikir). Istilah-istilah tersebut memang sangat luar biasa pengaruh positifnya dalam kehidupan berjamaah atau berpartai. Tapi, akan menjadi malapetaka besar bagi sebuah jamaah atau partai jika pemahamannya keliru atau diselewengkan. Di samping enam rukun tersebut, ada dua istilah besar lain yang diajarkan pemahamannnya secara salah, yakni jama’ah dan bai’at. Dua istilah terakhir sangat efektif untuk dijadikan alat pengendali para kader agar tidak memiliki kesempatan berfikir kritis dan berbeda.

Sebab itu, sejak sebelum berdirinya partai sampai saat ini, kehidupan berjamaah para kader terasa hanya satu arah, yakni top down. Belum pernah terdengar seorang kader atau lembaga tinggi partai yang berwenang seperti Dewan Syari’ah atau Majelis Syuro misalnya, menanyakan tanggung jawab pemimpinya dan apakah tanggung jawab itu sudah ditunaikan dengan baik , maksimal dan adil, apalagi meminta pertanggung jawaban di hadapan Majelis Syuro atau Dewan Syariah kendati sudah memimpin hampir 30 tahun. Selama itu pulalah para kader selalu dituntut untuk taat dan tsiqah, apapun yang diminta. Padahal sudah menjadi kesepakatan dunia, bahwa berlama-lama dalam kepemimpinan itu cenderung menggiring sang pemimpin menjadi korup, apalagi saat kepemimpinan dijalankan dengan represif dan diktator.

Dalam tradisi PKS tidak dikenal istilah check and balance, transparansi, akuntabilitas dan sebagainya. Kepemimpinannya benar-benar tradisional, mirip kepemimpinan gereja di abad pertengahan. Semua nilai kebaikan dan kebenaran adalah monopoli tokoh agama yang sekaligus jadi pemimpin masyarakat. Akibat lain dari model kepemimpinan tradisional yang dijalankan, para kader jadi kehilangan rasa dan penciuman akan hak-hak mereka yang dirampas atas nama agama, dakwah dan perjuangan, khususnya hak berjamaah, berdakwah dan berislam secara benar yang dilandasi ilmu dan pemahaman.

2. SDM Kurang Berkualitas

Para elite PKS selalu bangga dan mengklaim bahwa partai mereka adalah partai terdidik. Terdapat sekitar 200 orang kader yang berpredikat doktor dan ribuan lainnya bergelar sarjana dalam berbagai lapangan. Secara kuantitas harus diakui sangat signifikan. Persoalannya bukan terletak pada kuantitas, akan tetapi pada kualitas. Sebuah pertanyaan yang selalu mengelitik kita ialah, kemana saja ratusan doktor dan ribuan sarjana itu? Apa saja peran yang sudah, sedang dan yang akan mereka mainkan dalam merekonstruksi kehidupan umat dan bangsa ini, khususnya dalam dunia perpolitikan negeri yang carut-marut ini?

Dalam perspektif dakwah, peran politik sebuah partai poltik Islam ialah melakukan reformasi (perbaikan) sistem pemerintahan secara menyeluruh paling tidak mencakup :

  1. Sistem politik.
  2. Hukum dan Perundang-undangan.
  3. Manajemen pemerintahan.
  4. Sistem pendidikan (formal dan informal).
  5. Sistem ekonomi dan bisnis.
  6. Kepolisian, militer dan keamanan
  7. Media dan sosial kemasyarakatan.
  8. Seni dan kebudayaan.

Dari delapan poin tersebut, reformasi apa yang sudah dilakukan oleh PKS selama 10 tahun terlibat politik? Padahal mereka selau mengklaim sebagai partai dakwah, bahkan mengklaim sebagai penganut paham dakwah Ikhwanul Muslimin. Sebagai bahan masukan, alangkah baiknya kita melihat konsep ishlah siyasi (reformasi politik) yang digagas Hasan Al-Banna, pendiri Ikhanul Muslimin itu sendiri. Ada tiga hal yang menjadi fokus reformasi politik Hasan Al-Banna :

  1. Aspek politik, hukum dan manajemen pemerintahan yang dirinci sebanyak 10 poin seperti, Membasmi fanatik buta terhadap partai dan mengarahkan kekuatan politik umat kepada kesatuan arah dan kesatuan shaf. Mereformasi perundang-undangan sehingga sesuai dengan syari’at Islam dalam semua cabang-cabangnya. Memperkuat militer, memperbanyak perkumpulan para pemuda (seperti pramuka dan sebagainya) dan membangkitkan semangat juang mereka yang dilandasi Jihad Islami (fi sabilillah). Memperkuat ikatan negeri-negeri Islam, khususnya negeri-negeri Arab, sebagai landasan mewujudkan pemikiran terkait tegaknya Khilafah yang sudah hilang. Membangkitkan spirit keberislaman di lembaga-lembaga pemerintahan sehingga semua warga merasakan akan kebutuhan mereka terhadap ajaran Islam. Mengontrol prilaku pegawai negeri dan tidak membedakan antara prilaku individu dengan profesi mereka. Membasmi KKN (sogok, upeti, hadiah dan sebagainya) dan berpatokan atas kecukupan dan ketentuan undang-undang saja. Menimbang semua aktivitas pemerintahan dengan timbangan Islam dan ajaran Islam. Maka aturan pesta peringatan hari-hari besar nasional, acara-acara resmi, penjara dan rumah sakit tidak boleh bertentangan dengan ajaran Islam dan demikian pula jam kerja tidak boleh bentrok dengan waktu-waktu shalat fardhu.
  2. Aspek sosial dan keilmuan yang dirinci sebanyak 30 poin seperti, Membiasakan masyarakat untuk menghormati etika umum, membuat petnjuk-petunjuk yang jelas untuk menjaga undang-undang terkait dan memberikan hukuman yang keras terhadap para pelanggarnya. Mengobati persoalan kaum wanita dengan obat yang menggabungkan antara ketinggian nilai dan penjagaan atas mereka sesuai dengan ajaran Islam agar persoalan masyarakat yang amat penting ini, tidak dibiarkan di bawah kasih sayang tulisan dan pendapat mereka yang mengabaikan atau berlebihan secara ekstrim. Membasmi pelacuran, baik yang sembunyi-sembunyi maupun yang terang-terangan dan menganggap perzinahan adalah tindakan kriminal yang harus diingkari. Apapun situasinya dan pelakunya harus dihukum. Membasmi perjudian, khamar sebagaimana juga narkoba dan mengharamkannya agar masyarakat terbebas dari kejahatannya. Menggalakkan pernikahan dan berketurunan dengan berbagai cara dan membuat undang-undang yang melindungi keluarga serta mencarikan solusi yang dihadapi. Memerangi berbagai tradisi yang berimplikasi negatif terhadap ekonomi atau moral. Mengarahkan masyarakat kepada tradisi-tradisi positif dan produktif dan pemerintah beserta segenap penyelenggara negara haruslah menjadi contohnya. Menyusun sistem dan startegi pendidikan yang mampu meningkatkan kualitas SDM dengan target-target yang jelas bagi setiap level pendidikan. Mengarahkan media massa agar menjadi sarana pendidikan dan hiburan yang cerdas dan bersih. Konsentrasi terhadap masalah kesehatan masyarakat dan mensosialisasikan masalah kesehatan tersebut serta memperbanyak sarana pelayanan kesehatan masyarakat seperti rumah sakit dan sebagainya agar mudah dan murah. Menata perumahan dan perkampungan yang berlandaskan keindahan dan kebersihan.
  3. Aspek ekonomi yang mencakup 10 poin. Di antaranya, mengatur masalah zakat, baik pemungutannya maupun pendistribusiannya berdasarkan syariat Islam, termasuk kebutuhan umum seperti panti jompo, anak yatim, fakir miskin dan penguatan militer. Mengharamkan riba dan memenej dunia perbankan sehinnga menuju transaksi bebas riba. Menggalakkan proyek-proyek ekonomi dan meciptakannya sebanyak mungkin sehingga mampu menampung seluruh potensi tenaga kerja dan melepaskan diri dari ketergantungan pada tenaga kerja asing dalam semua sektor. Menjaga masyarakat dari praktik monopoli ekonomi, memberikan batas-batas yang wajar serta mengarahkan perusahaan-perusahaan asing maupun nasional untuk kemaslahatan masyarakat. Memperbaiki selalu kondisi pegawai negeri dan buruh dengan cara menaikkan gaji mereka dan mengurangi jumlah pegawai level atas. Memotivasi sektor pertanian, perkebunan dan perindustrian serta berupaya selalu meningkatkan kualitas produksi pertanian dan industri. Mengutamakan proyek-proyek vital seperti infrastruktur ketimbang proyek-proyek mercusuar lainnya.

Agar tidak menjadi debat kusir, coba evaluasi dengan baik keberadaan PKS 10 tahun berpolitik dengan menurunkan ribuan kader sebagai anggota legislatif dan sekian banyak yang terlibat di eksekutif. Reformasi apa gerangan yang telah mereka lakukan berdasarkan cara pandang dakwah yang selama ini diklaim dan didendangkan?

Melihat kenyataan di atas, kiranya tak perlu PKS berbangga dengan 200an kadernya yang berpredikat doktor dan ribuan sarjana dalam berbagai bidang, termasuk bidang syar’i. Berapa di antara mereka yang memiliki keahlian dalam bidang ekonomi dan sistem keuangan Islam? Berapa di antara mereka yang menguasai undang-undang pidana dan perdata Islam dengan segala macam komparasinya dengan undang-undang jahiliyah lainnya? Berapa di antara mereka yang menguasai konsep pendidikan Islam yang dapat memberikan solusi nyata bagi keterpurukan SDM negeri ini? Berapa pula di antara mereka yang menguasai konsep politik dan manajemen pemerintahan Islam sehingga menjadi pemerintahan yang bersih dan kuat mengadapi ancaman dari dalam dan penjajahan moderen dari luar? Berapa pula gerangan di antara mereka yang memiliki keahlian mengatasi berbagai problematika sosial dan kemiskinan yang semakin hari semakin meroket? Berapa mereka yang meguasai konsep media Islam yang bersih dan cerdas sehingga media di negeri ini menjadi sarana pendidikan dan hidburan yang bekualitas dan bersih dari unsur-unsur kemungkaran dan syahwat? Berapa di antara mereka yang memiliki keahlian di bidang strategi dan militer sehingga militer dan keamanan negeri yang amat besar ini kuat dan terlepas dari pengaruh dan ancaman asing? Berapa pula mereka memiliki peneliti-peneliti handal di bidang sains, teknologi, ekonomi, sosial, hukum dan sebagainya sehingga dapat menjadi referensi negara dan masyarakat? Dan banyak lagi pertanyaan yang layak dilontarkan.

3. Sentralistik Kekuasaan

Persoalan yang tak kalah besarnya yang sedang meilit tubuh PKS adalah sentralistik kekuasaan. Sentralistik dalam tubuh PKS nyaris mirip dengan sentralistik yang dibangun pemerintahan Soeharto selama 32 tahun. Saat petinggi PKS mengusulkan maaf bagi Soeharto, kemudian disusul dengan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Soeharto di koran nasional dan setelah itu mengusulkannya menjadi pahlawan nasional, hakikat pola PKS dalam memenej (baca : memerintah) para kadernya sebenarnya sudah terjawab, yakni apa yang disebut dengan sentralistik atau seragamisasi mirip dengan zaman Orba.

Sentralistik dan seragamisasi telah melahirkan kader-kader yang taat buta dan tidak berani berbeda pendapat. Besar kemungkinan para doktor dan sarjana yang menjadi kader PKS tidak mampu membaca berbagai persoalan yang melilit tubuh PKS, atau mampu membacanya tapi tidak berani mengemukakannya, bukan karena mereka tidak pintar, melainkan kecerdasan mereka layu dan mengkerut karena virus doktrin yang diambil dari ajaran Islam yang diselewengkan makna dan tujuannya. Ambil saja istilah bai’at dan jamaah misalnya. Hampir semua kader dipahamkan jika mereka berbeda pendapat dengan qiyadah (pemimpin) dan mengeritiknya, hal itu bisa mencederai makna bai’at dan jamaah. Karena kritis itu dianggap melanggar salah satu rukun bai’at yaitu ta’at. Kritis yang dianggap melanggar bai’ah itu dapat pula berimplikasi negatif terhadap keislaman mereka. Ini tentulah amat menakutkan. Anehnya, pemahaman keliru seperti ini bukan hanya diamini (diiyakan) oleh para kader yang tidak berlatar belakang syari’ah. Yang berlatar belakang syari’ahpun sama-sama meyakininya.Mereka lupa bahwa rukun bai’at yang pertama adalah faham.

Akibatnya sudah dapat diprediksi. Di antaranya, lembaga-lembaga tinggi partai mandul. SDM-nya yang sangat potensial tidak berkembang dan bahkan mundur. Tradisi keilmuan menjadi mati suri. Debat dan diskusi dua arah lenyap ditelan bumi. Dominasi qiyadah (pemimpin) dengan segala levelnya semakin menjadi-jadi. Ketergantungan tehadap pemimpin sangat tinggi dan bahkan bagi sebagian kader telah menjadi candu. Arah dan tujuan hidup, khususnya hidup dakwah tergantung kepada atasan. Terjadi kehidupan elitis dan materialistik yang menggelikan dan mengerikan. Kendatipun pemimpin dan para elitenya menari-nari di atas penderitaan kadernya, semuanya harus dapat dimaklumi. Bahkan sebesar apapun kesalahan dan keteledoran mereka dalam dakwah dan politik harus dipahami sebagai sebuah kebijaksanaan dan kecerdasan. Seperti apapun sepak terjang politik pragmatis elite mereka harus dilihat dengan kaca mata husnuzh-zhan (berbaik sangka). Nah, bila ini yang terjadi, maka tunggulah kehancuran.

Kesimpulan

Jika persoalan-persoalan tersebut tidak dipahami, dirasakan dan dicarikan solusi yang tepat berdasarkan ajaran Islam, sulit kiranya PKS akan menjadi partai politik Islam yang besar, kuat dan diharapkan mampu merubah kehidupan jahiliyah di negeri ini menjadi kehidupan islami. Doktrin-doktrin internal hanya mampu meyakinkan mayoritas kadernya. Masyarakat luas, khususnya umat Islam yang berjumlah hampir 200 juta semakin sulit dijangkau karena prilaku elite dan sebagian besar kader mereka sendiri.

Namun demikian, PKS akan tetap menjadi partai politik tradisonal seperti partai-partai Islam lainnya. Karena, konon menurut data survey, dari 10 orang Indonesia, hanya 3 orang yang kritis dan 7 orang lainnya ikutan saja. Dari 3 orang yang kritis itu hanya satu yang jujur dan berani berkata benar. Yang satu adalah oportunis, sedangkan yang satu lagi safety player. Jika survey tersebut benar, meminjam istilah kader PKS sendiri, sebenarnya harapan (perbaikan PKS) itu masih ada, tapi dengan syarat jika satu yang kritis dari 10 orang itu siap berkata benar kendati pahit dan siap menanggung apapun resiko organisasinya. Semoga... Allahu a’lamu bish-shawab.

Kamera Awasi Perilaku Anak Muda Saudi


Polisi keagamaan Arab Saudi akan memasang kamera pengawas pada pusat perbelanjaan di seluruh kawasan tersebut untuk memantau perilaku anak muda Saudi.

"Kami akan menempatkan kamera pengawas di semua pusat perbelanjaan dan tempat-tempat umum untuk mengamati perilaku orang muda Saudi," kata Jenderal Abdel Aziz al-Hamin, kepala dari Komite Amar Ma'ruf Nahyi Munkar, seperti dikutip oleh harian Saudi Okaz pada Rabu kemarin.

"Tujuan kami adalah untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh beberapa anak muda, sekaligus untuk melindungi integritas moral mereka," kata Al-Hamin.

Namun tindakan aparat kepolisian tersebut dianggap oleh kebanyakan masyarakat Saudi sebagai tindakan yang telah melanggar kebebasan privasi mereka, karena mereka yang ditangkap oleh polisi nama mereka akan dicantumkan di surat kabar Saudi dan dianggap telah melakukan pelanggaran hukum syariah Islam.

Al-Hamin sendiri menyangkal tuduhan yang mengatakan bahwa aparatnya telah menyerahkan nama-nama anak muda yang tertangkap kepada media.

Dalam insiden terpisah, pengadilan kota suci Madinah pada Selasa yang lalu membebaskan dua polisi keagamaan. Mereka dituduh telah menyebabkan kematian empat anak muda, dua laki-laki dan dua perempuan - yang tewas dalam kecelakaan mobil, ketika mereka berusaha kabur dari kejaran polisi setelah mereka tertangkap basah melakukan ikhtilat di dalam mobil.

Undang-undang Syariah melarang pasangan yang belum menikah untuk bersama-sama dalam perjalanan dengan menggunakan satu mobil.

Polisi keagamaan atau Komite Amar Ma'ruf Nahyi Munkar adalah sebuah lembaga dibawah pemerintah yang berwenang untuk menegakkan Syariah. Memliki lebih dari 3.500 anggota serta relawan yang tersebar di seluruh Saudi.(fq/aki)

Indonesia, Negeri Penganut Neoliberalisme

Neoliberalisme adalah sebuah filosofi yang lahir di akhir abad 20. Neoliberalisme adalah sebuah kelanjutan dan redefinisi atas liberalisme klasik, yang terpengaruh oleh teori ekonomi klasik. Term Neoliberlisme sebenarnya lebih sering digunakan oleh para pengkritik doktrin ini. Prinsip yang pokok,i apalagi kalau bukan pasar dan perdagangan bebas. The International Chamber of Commerce yang berpusat di Paris, Prancis, diklaim sebagai advokat global Neoliberalisme.

Di AS, Neoliberalisme dipakai juga untuk menyebut gerakan politik kiri dengan tokoh-tokohnya seperti Michael Kinsley, Robert Kaus, dan Randall Rithenberg. Mereka semua mendominasi posisi pasar bebas, seperti ekonomi pasar bebas dan reformasi kesejahteraan. Mereka adalah para tokoh Yahudi, yang selalu bermetamorfosis.

Jika berbicara dalam skala yang lebih besar, Neoliberalisme adalah usaha dalam mencari cara bagaimana memindahkan aset ekonomi negara menjadi kepemilikan pribadi atau swasta. Dalih mereka adalah supaya pemerintahan berjalan efisien sekaligus memperbaiki indikator perbaikan ekonomi negara. Lebih jelasnya, prinsip Neoliberalisme dijelaskan oleh John Williamson dalam “Konsesus Washington”, sebuah proposal yang berisi kebijakan antara organisasi riba ekonomi dunia yang berbasis di Washington, yaitu International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia.

1960 dan 1970, Masa Kejayaan Neoliberalisme

Prinsip Konsesus Williamson meliputi 10 poin yaitu: disiplin kebijakan fiskal, arah penggunaan dana publik dari subsidi, reformasi pajak, tingkat bunga bank, nilai tukar uang, liberalisasi perdagangan, liberlisasi investasi asing, privatisasi perusahaan negara, deregulasi, dan keamanan legal atas hak kepemilikan. Kesepuluh poin ini tak satupun yang berpihak pada kepentingan rakyat banyak.

Inti kebijakan ekonomi pasar Neoliberal bisa disarikan dalam tiga bagian. Pertama, tujuan utama ekonomi neoliberal adalah pengembangan kebebasan individu untuk bersaing secara bebas-sempurna di pasar; Kedua, kepemilikan pribadi terhadap faktor-faktor produksi diakui dan Ketiga, pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu yang alami, melainkan hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh negara melalui penerbitan undang-undang (Giersch, 1961).

Argumen yang menekankan keuntungan ekonomi yang didapatkan oleh paham Neoliberalisme pertama kali muncul ketika Adam Smith melahirkan Wealth of Nations dan tulisan David Humme dalam dunia perdagangan. Tulisan-tulisan ini jelas menentang ide yang telah lama mendominasi sebelumnya yang menyokong kebijakan pemerintah pada abad 19 ke bawah.

Sedikit demi sedikit, akhirnya, paham Neoliberalisme yang asalnya ditolak ini, tak urung diterima oleh kalangan intelektual. Di akhir abad 19, terjadi akselerasi atau percepatan. Great Depression yang terjadi akibat Perang Dunia II, seolah-olah menemukan obat mujarab dengan kehadiran paham ini. Kekacauan dan kerusakan parah di seluruh dunia memberi peluang pada paham ini untuk mengambil alih segala kontrol yang ada pada saat itu.

Mulai saat itulah, Liberalisme merajalela. David Harvey, dalam bukunya A Brief History of Neoliberalism, (Oxford: Oxford University Press, 2005) menyatakan bahwa di bawah sistem baru yang menghalalkan perdagangan bebas, semuanya diukur dengan dollar Amerika sebagai harga yang permanen.

Namun, masih menurut Harvey, tetapi kemudian ternyata nilai tukar mata uang permanen itu tidak kompatibel atau tidak sesuai dengan aliran modal yang ada. Harvey mengatakan, menerapkan liberalisme memang menuntun kejayaan Amerika pada 1950 dan 1960an, tapi masalahnya, neoliberalisme juga nyata menggiring dunia pada kapitalisme. Tahun 1950an dan 1960an memang disebut-sebut sebagai masa keemasan ekonomi atau les Trente Glorieuses (Kejayaan 30 Tahun).

Kebangkitan Kembali Neoliberalisme

Perjalanan Neoliberalisme sebagai sebuah paham yang banyak dianut di seluruh dunia tak semulus yang diperkirakan oleh banyak pihak. Kemunculan kerja nyata John Maynard Keynes sedikit demi sedikit menjadi pra-perang ekonomi global. Tapi Keynes juga secara otomatis menyuburkan pihak komunis, dan sosialis di sisi lain.

Sebagaimana diketahui, dalam konsep negara kesejahteraan atau keynesianisme, peranan negara dalam perekonomian tidak dibatasi hanya sebagai pembuat peraturan, tetapi diperluas sehingga meliputi pula kewenangan untuk melakukan intervensi fiskal dan moneter, khususnya untuk menggerakkan sektor riil, menciptakan lapangan kerja dan menjamin stabilitas moneter. Terkait dengan penciptaan lapangan kerja, Keynes bahkan dengan tegas mengatakan: ”Selama masih ada pengangguran, selama itu pula campur tangan negara dalam perekonomian tetap dibenarkan.”

Namun, Keynesian tidak berlangsung lama. Awal 1970-an, ketika Ronald Reagan terpilih sebagai presiden AS dan Margaret Tatcher sebagai Perdana Menteri Inggris, Neoliberalisme secara mengejutkan menemukan momentum untuk diterapkan secara luas.

Di Amerika hal itu ditandai dengan dilakukannya pengurangan subsidi kesehatan secara besar-besaran, sedang di Inggris ditandai dengan dilakukannya privatisasi BUMN secara massal. Pada 1980an, menurut Harvey, tidak sulit mengenali Neoliberalisme, yaitu sebuah kelompok yang memimpin sendirian, membuat advokasi (perlindungan) dan menciptakan sistem ekonomi global, itulah Neoliberalisme.

Neoliberalisme di Indonesia, Tumbuh Subuh

Di Indonesia, pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal secara masif berlangsung setelah perekonomian Indonesia dilanda krisis moneter pada 1997/1998 lalu. Secara terinci hal itu dapat disimak dalam berbagai nota kesepahaman yang ditandatatangani pemerintah bersama IMF. Setelah berakhirnya keterlibatan langsung IMF pada 2006 lalu, pelaksanaan agenda-agenda tersebut selanjutnya dikawal oleh Bank Dunia, ADB dan USAID.Kita bisa melihat hampir semua penjualan aset BUMN kepada pihak asing.

Sampai sekarang, paham Neoliberalisme tumbuh subur di Indonesia. Bahkan bisa jadi, tengah memasuki masa kejayaannya. Melihat peta politik saat ini, dalam lima tahun ke depan, banyak pihak memprediksikan kalau Neoliberalisme memasuki zaman keemasan dari kejayaannya di Indonesia, artinya berkembang dengan luar biasa pesat. Para arsitek neoliberalisme itu, sekarang ikut bertanding di pilpres mendatang. (sa/berbagaisumber)

KFC 'Halal' Jadi Perdebatan di Inggris


Jaringan makanan cepat saji KFC (Kentucky Fried Chicken) telah mencoba menyediakan menu daging ayam Halal di beberapa restoran tertentu mereka (http://www.eramuslim.com/berita/dunia/kfc-membuka-outlet-halal-nya-di-inggris.htm), namun beberapa umat Islam Inggris mengatakan bahwa ayam potong yang disediakan oleh KFC dipotong tidak sesuai dengan hukum Islam. Catrin Nye salah seorang Muslim mempertanyakan ke Halalan daging ayam tersebut.

Saat ini jaringan makanan cepat saji KFC telah mencoba menyediakan daging ayam Halal di delapan restoran mereka - berarti ayam tersebut telah dipotong sesuai dengan aturan hukum Islam. Namun usaha untuk mencoba menyediakan menu daging ayam halal malah menyulut berbagai kontroversi atas daging halal tersebut, di beberapa restoran - umat Islam memboikot karena mereka mengatakan bahwa ayam dipotong belum sesuai dengan cara Islam yang benar.

Permasalah yang timbul dari kontroversi tersebut adalah apakah daging ayam Halal dipotong dengan menggunakan mesin?

Secara tradisional, daging Halal adalah di potong dengan tangan secara langsung dan dengan menyebut nama Allah oleh pemotongnya. Namun ada yang mengatakan Islam menerima pemotongan hewan dengan menggunakan mesin.

Dalam Islam, Halal adalah gambaran dari suatu makanan dan minuman yang di bolehkan untuk dikonsumsi di bawah hukum Islam yang telah ditetapkan di dalam Al-Quran dan Sunnah. Menilai suatu produk makanan Halal atau tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang ulama/pakar yang ahli dalam hukum-hukum Islam.

Saat ini ada dua organisasi yang mengatur Kehalalan dari industri makanan di Inggris. Halal Food Authority (HFA) mengatakan memotong hewan dengan menggunakan mesin tidak ada masalah, sepanjang dalam pemotongan tersebut disebut nama Allah. Mereka berargumentasi bahwa kemajuan teknologi juga dapat merubah metode termasuk dalam hal memotong hewan selama pada saat pemotongan massal tersbut disebut nama Allah.

Tetapi Halal Monitoring Committee (HMC) mengatakan bahwa penyembelihan hewan harus menggunakan tangan secara langsung dan itu berarti hewan yang di sembelih menggunakan mesin tidak halal menurut mereka. Alasannnya bahwa mekanisasi (menggunakan mesin) dalam pemotongan hewan kontradiksi dari prinsip dasar dari daging Halal - karena orang yang menyembelih hewan haruslah orang yang sama dengan yang membacakan nama Allah pada saat menyembelih.

"Makanan Halal adalah sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim dan banyak umat Islam tidak mengetahui makanan yang mereka makan sudah Halal atau belum dan sertifikasi Halal salah satu cara untuk mengetahuinya," kata Yusuf Dudhwala ketua dari HMC.

KFC mengatakan bahwa mereka mengikuti arahan yang diberikan oleh penasehat yang kompeten.

"Kami bekerja sama dengan Halal Food Authority (HFA) - salah satu lembaga yang telah diakui di Inggris dan luar negeri, serta telah di audit dan disetujui oleh supplier daging halal kami," kata seorang juru bicara perusahaan. Perdebatan dan kontroversi mengakibatkan adanya seruan supaya hanya ada satu badan atau lembaga yang mengatur persoalan makanan Halal di Inggris yang memiliki pedoman jelas mengenai bagaimana cara menyembelih hewan secara Islam.

"Tanggung jawab tidak pada individu untuk mengenali setiap item makanan yang mereka makan, jika penjual mengatakan bahwa makanan tersebut Halal - hal itu sudah cukup," kata Ajmal Masroor salah seorang Imam dan juru bicara untuk Islamic Society of Britain.(fq/bbc)

Rabi'a Frank: Meski Tidak Mudah, Islam Adalah Agama yang Indah


Tahun 1994, pada usia 31 tahun, Rebecca memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun mengganti namanya dengan nama Islam, Rabi'a. Selanjutnya, ia dikenal dengan nama Rabi'a Frank. Ia itu kini hidup bahagia dengan tiga puternya, hasil perkawinannya dengan seorang lelaki Maroko.

Rabi'a mengakui, perkenalannya dengan agama Islam terjadi dengan tidak sengaja. Karena kekasihnya orang Maroko, Rabi'a ingin mempelajari budaya Maroko. Ia pergi ke perpustakaan untuk mencari buku-buku tentang Maroko. Tanpa sengaja, ia juga menemukan buku-buku tentang Islam.

"Saya mulai tertarik dengan Islam dalam usia yang masih muda dan ketika usia Anda masih muda, tidak ada yang aneh, Anda hanya ingin tahu saja. Mungkin kedengarannya klise," kata Rabi'a mengenang awal perkenalannya dengan agama Islam. Rabi'a membaca buku-buku Islam secara diam-diam karena ia tidak ingin menimbulkan kesan bahwa ia belajar Islam karena kekasihnya seorang Muslim. "Saya memulainya dengan membaca terjemahan al-Quran dalam bahasa Belanda. Isinya menggugah hati saya. Saya merasakan kenyamanan, saya merasa ada keterkaitan, saya bisa memahaminya dan hati saya tersentuh membacanya," kata Rabi'a.

Rabi'a kemudian mendapat informasi tentang pusat kegiatan Muslim di The Hague. Ia pun pergi ke tempat itu setiap minggu. Tiba-tiba, imam di masjid itu menanyakan apakah Rabi'a mau ikut dengan beberapa orang lainnya yang akan bersyahadat. Rabi'a terkejut dengan pertanyaan itu karena ia merasa belum cukup bekal untuk menjadi seorang Muslim. Tapi Rabi'a mengiyakan ajakan imam di masjid The Hague.

"Saya ingat, waktu itu saya mengenakan kerudung yang jelek sekali, yang saya ambil begitu saja dari kamar mandi. Tapi setelah mengucapkan syahadat, saya jadi begitu emosional dan tidak henti-hentinya menangis," kenang Rabi'a.

Tapi Rabi'a tidak pernah menyangka ia akan mendapat reaksi keras dari ibunya ketika tahu puterinya sudah menjadi seorang Muslimah. "Ketika ibu saya mendengar tentang keislaman saya, dia menerobos kamar saya, ibu berteriak dan menangis 'kenapa kamu lakukan itu, apa yang sedang kamu pikirkan?'. Situasinya benar-benar tidak mengenakan," tutur Rabi'a. Dalam hati ia berkata, "reaksi seperti inilah yang menjadi alasan mengapa saya tidak mengatakan keislaman saya padamu, ibu."

Jilbab dan Cadar

Sejak masuk Islam, Rabi'a belajar mengenakan jilbab. "Butuh dua tahun bagi saya untuk belajar bagaimana caranya memakai jilbab. Sejak pertama saya masuk Islam, saya menjadikan kaum peremuan Turki dan Maroko sebagai model. Saya juga mengenakan baju panjang, uhh ... saya merasa itu bukan pribadi saya. Saya merasa tidak nyaman terutama ketika ada orang yang bilang 'lihat, ada orang Turki bermata biru'. Saya betul-betul tidak tahu bagaimana berpakaian yang pantas," tuturnya.

Rabi'a menceritakan sebuah lelucon tentang 'orang Islam baru'. Lelucon itu biasanya ditujukan buat para perempuan yang baru masuk Islam. Mereka yang tadinya biasa mengenakan celana jeans dan sangat peduli dengan model pakaian, tiba-tiba harus melepaskan kebiasaan itu dan mulai mengenakan model busana yang berbeda yang sesuai denga tuntutan Islam.

"Saya pikir, semua perempuan yang menjadi mualaf akan melewati fase ini, sebelum mereka betul-betul menemukan model busananya sendiri," ujar Rabi'a.

Bagi Rabi'a, mengenakan jilbab rasanya seperti sebuah pembebasan. "Setiap hari, saya harus melewati para pekerja bangunan. Mereka selalu bersiul ketika saya lewat. Tapi, suatu pagi ketika saya lewat dengan mengenakan jilbab, mereka tidak bersiul lagi," kata Rabi'a.

"Di satu sisi, saya merasa sangat bahagia. Saya berpikir 'akhirnya, inilah saya'. Di sisi lain, saya juga ingin mengatakan bahwa meski penampilan saya berubah, saya tetap orang yang sama," sambungnya.

Rabi'a bukan hanya harus menghadapi reaksi negatif dari ibunya, tapi juga dari keluarga suaminya yang menilainya bukan gadis baik-baik karena bukan gadis Maroko. "Bertahun-tahun saya membuktikan pada mereka dan sekarang, rasanya sayalah satu-satunya di keluarga itu yang menjalankan perintah agama dengan serius," imbuhnya.

Tahun 2005, Rabi'a bukan hanya mengenakan jilbab tapi juga cadar. Alasannya mengenakan cadar, karena ingin memberikan sesuatu yang lebih pada Allah swt. Tiap kali melihat muslimah bercadar, hati Rabi'a tersentuh. Namun ketika ia menyampaikan keinginannya bercadar pada suaminya, ia mendapat jawaban yang tak terduga.

"Apa kamu sudah gila?" kata Rabi'a menirukan reaksi suaminya. "Suami saya tidak terlalu senang, tapi perasaan itu tidak bisa hilang dari hati saya," kata Rabi'a.

Rabi'a membantah berbagai pandangan negatif tentang cadar. Ia menolak jika cadar disebut sebagai bentuk penindasan atau rasa malu perempuan. Cadar, tukas Rabi'a, adalah cara untuk menunjukkan rasa cinta yang besar pada Allah swt.

Bagi Rabi'a Islam adalah agama yang indah, untuk menjalankan ajaran Islam tidak selalu mudah. "Banyak orang beranggapan bahwa para mualaf hanya sedang melakukan pencarian terhadap agama yang ingin diyakininya. Jika memang demikian, saya lebih senang memilih agama yang lebih mudah dijalani," ujar Rabi'a.

"Islam adalah agama yang indah, tapi tidak selalu mudah. Anda harus banyak bertempur melawan nafsu diri Anda sendiri," tukasnya. (ln/iol)

Qaradawi Akan Bela Iran Jika Diserang AS


Ulama kelahiran Mesir yang cukup diperhitungkan di dunai internasional, Syaikh Yusuf Qaradawi menyatakan akan memberi dukungan pada Iran untuk mempertahankan program nuklirnya dan akan berpihak pada Iran jika AS dan sekutunya Israel, menyerang negara republik Islam itu.

"Semua negara, termasuk Iran, punya hak membangun program nuklirnya untuk keperluan damai. Jika Washington mengobarkan perang dengan Teheran, kita selayaknya membela Iran," kata Syaikh Qardawi seperti dilansir surat kabar al-Watan.

Qaradawi yang juga mengetuai Asosiasi Cendikiawan Muslim Internasional ini juga mengatakan bahwa Sunni secara keseluruhan mengakui Iran yang mayoritas penduduknya Muslim Syiah, sebagai negara Islam. Meski demikian, ia tetap mengkritik Teheran yang dianggapnya sedang berupaya menyebarkan doktrin Syiah ke Timur Tengah. Tudingan yang dibantah Iran.

Syaikh Qaradawi satu suara dengan Iran yang menuntut agar para pejabat AS dan Israel harus diadili karena telah melakukan kejahatan perang di sejumlah negara Muslim. Secara khusus, Qaradawi mengecam Mahkamah Kriminal Internasional yang bersikap diam melihat kejahatan perang AS di Irak dan kejahatan perang Israel di Gaza, Palestina.

Qaradawi menegaskan bahwa mantan presiden AS, George W. Bush harus diseret ke pengadilan atas invasinya ke Irak yang telah menewaskan ratusan ribu rakyat sipil di Irak. Hal serupa juga harus dilakukan terhadap mantan PM Israel, Ehud Olmert yang telah melakukan kejahatan perang di Gaza. (ln/prtv)

Koran USA tumbang karena Internet, koran Indonesia bertahan karena korupsi


"Apa yang sedang kulakukan, kupikirkan, dan kuliput detik ini?" Follow me, ikuti lewat Twitter [klik di sini]. Artikel ini boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya blogberita.net dan membuat tautan-balik. Untuk BERKOMENTAR soal topik tulisan, KLIK JUDUL ARTIKEL

Sejumlah media cetak besar di Amerika Serikat merugi, oplah berkurang, beberapa koran bahkan terpaksa tutup. Salah satu penyebabnya ialah karena pembaca berpindah ke situs-situs Internet yang memberikan informasi gratis.

Koran-koran di Amerika Serikat sekarang bermasalah, selain pengiklan yang berkurang, pembaca juga banyak yang mengandalkan media online. Contohnya koran terbesar di San Francisco, The San Francisco Chronicle, segera ditutup atau dijual karena pada 2008 mereka rugi Rp600 miliar. Dua koran paling bergengsi Amerika Serikat, New York Times dan Washington Post, melakukan langkah penghematan karena turunnya iklan dan menguatnya media online. Times akan memotong gaji sampai lima persen sedangkan Post bakal menawarkan pensiun dini.

Sepanjang 2008 industri koran Amerika terpaksa harus melepas sekitar 41 ribu tenaga kerja dan sekitar 9 ribu lowongan kerja di industri koran hilang dari awal 2009 sampai sekarang. Lima koran besar di USA tutup sejak akhir tahun lalu.

Begitulah isi berita yang dikutip DetikCom, Tempo Interaktif, dan Okezone dari kantor berita Reuters, AFP, dan AP. Antara lain berjudul:

  • 2 Koran AS Hentikan Edisi Cetak Gara-gara Tren Internet
  • Sirkulasi Koran-koran Amerika Mulai Menyusut
  • Kelompok Media Terbesar Kedua Australia Rugi Triliunan Rupiah
  • Terancam Bangkrut, Koran AS Pindah ke Online
  • Dua Koran Paling Top Amerika Potong Gaji dan Pecat Wartawan

Maka menarik apabila muncul pertanyaan, tapi mengapa di provinsi dan kabupaten-kabupaten di Indonesia justru semakin banyak bermunculan koran lokal? Apakah mereka punya modal kuat, korannya beroplah di atas 20 ribu eksemplar, atau iklan barisnya antri seperti di harian Analisa [Medan] dan Pos Kota [Jakarta]?

Bukan karena itu. Semisal di Sumatera Utara, hampir semua koran yang muncul di era Reformasi tidak punya modal cukup, bahkan menggaji wartawannya pun tidak mampu; oplah rata-rata cuma 2 ribu eksemplar; dan iklannya kebanyakan “iklan tembak”, itu pun bisa dihitung jari. Sementara sebuah koran daerah dalam hitungan kasar layak disebut sehat bila oplah terjualnya minimal 8 ribu eksemplar per terbit, plus setidaknya satu halaman iklan; itu pun laba nyaris tidak ada apabila semua wartawan dan karyawannya digaji layak. Lalu mengapa koran-koran itu tetap terbit?

Inilah yang unik: …karena korupsi. Sudah menjadi pengetahuan umum kalangan aktivis kebebasan pers Indonesia, banyak [kebanyakan] koran lokal justru muncul karena jumlah pejabat daerah yang terlibat korupsi juga semakin banyak. Pejabat-pejabat korup inilah “pangsa pasar” mereka yang sesungguhnya, bukan pembeli koran eceran atau pemasang iklan. Para koruptor inilah yang secara tidak langsung membiayai operasional koran, yaitu melalui pemberian amplop atau transfer ke rekening petinggi koran, proyek, iklan tembak atau iklan paksa, dan bentuk suap lainnya.

Meski dalam hitungan bisnis media koran-koran lokal ini tidak akan mampu bertahan, tapi faktanya adalah mereka akan tetap terbit selama masih banyak pejabat korup yang bisa diperas. Mereka baru akan terbenam ketika jumlah koruptor menjadi segelintir.

Jadi media senang kalau korupsi terus merajalela? Inilah rahasia dapur pers Indonesia yang sesungguhnya yang tidak akan mereka buka kepada publik.

Hati-hati memakai Facebook!

=== "Apa yang sedang kulakukan & kupikirkan saat ini?" Follow me, ikuti lewat Twitter [klik di sini]. ===

Kau punya akun Facebook? Sudah lama? Kau telah memasukkan ratusan atau ribuan datamu di sana — baik berupa pictures, friends, messages, wall-posts, mini-feeds, news-feeds, posted items, interests, groups, applications, gifts, dan lain-lain? Maka bersiap-siaplah kecewa bila suatu saat kau ingin keluar dari Facebook; mereka akan tetap “mengunci” kau di dalam.

Oleh Jarar Siahaan di Balige

Ternyata social site atau situs jaringan pertemanan Facebook tidak akan menghapus data pemakainya secara permanen sekalipun si pemakai sudah meninggalkan Facebook. Maka buat kamu yang punya akun di Facebook, berhati-hatilah: Jangan masukkan data terlalu banyak.

Setelah membuka akun baru di Twitter, dua hari lalu aku memutuskan untuk menutup Facebook-ku. Aku mengikuti prosedurnya setelah menekan DEACTIVATE, termasuk mengkonfirmasi via surat yang dikirimkan ke email-ku. Berhasil. Facebook mengatakan bahwa akunku tidak aktif lagi.

Tapi hanya beberapa jam kemudian Facebook mengirim beberapa surat yang isinya antara lain mengatakan, “Ada anggota Facebook yang ingin menambahkan Anda sebagai temannya, klik tautan ini…,” dan juga [ini yang paling mengagetkan], “Seseorang telah mengaktifkan kembali akun Facebook Anda. Bila Anda merasa hal ini tidak benar, silakan konfirmasi lewat tautan ini….”

Aku pun mengikuti saran tersebut. Tapi betapa kagetnya aku setelah masuk kembali ke Facebook, rupanya semua dataku masih di sana. Kuulangi lagi proses deactivate sampai berhasil, termasuk memilih opsi agar Facebook tidak lagi mengirimkan surat-surat pemberitahuan ke email-ku. Eh, hanya satu jam kemudian surat-surat Facebook datang lagi memberitahukan ada anggota Facebook yang ingin menambahkan aku sebagai temannya. Kesal! Benar-benar aku terganggu.

Aku masuk lagi ke Facebook. Akhirnya kuakali: Aku menghapus foto-foto pribadiku dan data-data pribadi. Juga mengganti nama dan alamat email. Kemudian aku lakukan konfirmasi via surat yang dikirim Facebook ke email yang baru tersebut. Lalu melakukan deactivate lagi. Hasilnya: Facebook mengatakan sudah beres. Tapi…, lagi-lagi, email Facebook tetap saja berdatangan ke alamat email baru tersebut, padahal sudah kupilih opsi untuk tidak menerima surat lagi. Karena sangat kesal, akhirnya kudiamkan saja.

Sumber: Steven Mansour

Sumber: Steven Mansour

Apa yang kualami ini ternyata juga sudah banyak dikeluhkan pengguna Facebook di berbagai negara. Misalnya Steven Mansour, seorang pekerja online di Kanada, dia baru berhasil menghapus — benar-benar menghapus sampai hilang total — akunnya di Facebook setelah dia menjalani proses yang melelahkan. Kekesalan itu diatulis dalam artikel bertajuk, “2504 langkah untuk menghapus akun Facebook.”

Setelah tidak berhasil dengan cara seperti yang kulakukan di atas, Steven menghubungi tim Facebook lewat email. Pihak Facebook mengakui semua data pengguna akan tetap pada tempatnya meskipun sudah tidak aktif lagi. “Anda harus menghapus konten profil Facebook Anda secara manual. Setelah itu hubungi kami kembali,” jawab Facebook. Dia pun melakukannya, dan kemudian menyurati Facebook kembali sambil menyarankan, “Agar Facebook memberikan opsi mudah bagi pengguna untuk menghapus akunnya, sesuai dengan aturan Privacy International.”

Rupanya akun Steven itu belum juga dihapus, Facebook malah membalas suratnya dengan berkata: “Masih ada konten yang belum Anda hapus. You still have incoming and outgoing messages, wall posts, mini-feed stories, friends, and contact information. Hapus dulu semua, baru hubungi kami kembali.”

Gila nggak! Bayangkan bila kau sudah satu tahun lebih di Facebook dan aktif meng-update, berapa ribu pesan yang sudah kautulis pada “wall posts”, berapa banyak pesan yang telah kaukirim dan terima dari temanmu, berapa ribu orang yang sudah kau tambahkan sebagai “friends”, dll. Kau harus menghapusnya satu persatu! Pekerjaan yang sangat melelahkan.

Steven Mansour pun protes. “Facebook harus menghapus akunku dan isinya secara total. Bagaimana mungkin Anda meminta saya menghapusnya secara manual satu persatu.” Lagi-lagi Facebook menjawab bahwa mereka tidak bisa melakukannya kecuali si pengguna yang menghapusnya. Pasrah, akhirnya Steven melakukannya.

Koran The New York Times tahun lalu juga menulis artikel panjang seputar keluhan sejumlah pengguna Facebook yang ingin menutup akunnya secara permanen, dan koran ini juga mengutip artikel dari blog Steven tadi. Salah satu kasus yang diulas Times dalam artikel itu adalah pengalaman Alan Burlison, seorang insiyur pembuat aplikasi. Facebook Alan baru benar-benar dihapus oleh Facebook setelah dia diwawancarai televisi Britain’s Channel 4 News dan mengadukannya kepada kantor Information Commissioner’s Office dan lembaga privasi The TRUSTe Organization. Majalah Time pun pernah mengupas masalah ini pada 2006.

Tapi berapa banyak orang yang mau bersusah-payah berjuang seperti Alan dan Steven? Apakah kita harus mengadu lebih dulu kepada CNN atau Metro TV atau majalah Time? Jadi sangat mungkin terdapat puluhan ribu atau bahkan jutaan orang mantan pengguna Facebook yang kecewa karena akun mereka tidak benar-benar dihapus oleh Facebook. Seperti ditulis oleh Jen, seorang blogger, yang pada 2007 ingin menghapus konten Facebook-nya, “Once in Facebook, you can’t really get out of Facebook.”

Berdasarkan kasus-kasus tersebut:

  • Bila kau aktif memperbarui konten Facebook-mu, pikirkanlah matang-matang apakah semua data tersebut tidak akan jadi masalah bila suatu hari kau hendak menutup Facebook.
  • Bila kau karyawan perusahaan atau pegawai pemerintah, jangan terlalu “mengumbar” data dan opini-opinimu di Facebook, karena bisa saja suatu ketika ada orang yang memanfaatkannya untuk hal negatif misalnya menjatuhkanmu. Apalagi kalau nanti konten-konten itu tidak bisa terhapus semuanya, kecuali kau mau menghapus ribuan postinganmu secara manual seperti dilakukan Steven tadi.

Aku masih beruntung tidak seperti Steven, karena aku baru satu bulan bergabung di Facebook, teman yang ku-add juga belum sampai 200 orang, dan postinganku juga baru puluhan.

tafbutton blue16 Hati hati memakai Facebook!

Cara Membuat Blog / Website yang Disukai Google & Yahoo

google yahoo heart imageDua minggu yang lalu saya kaget setengah mati. Blog saya ini hilang dari Yahoo. Alias jika orang mengetikkan alamat blog saya atau kata kunci apapun di Yahoo, tidak ada satu pun halaman dari blog saya yang keluar? Bagaimana mungkin, sedangkan Google masih rajin mengindeks blog saya ini? Syukurlah, setelah saya melakukan “perbaikan”, sekarang Yahoo sudah mulai mengindeks dan menyukai blog saya. Perbaikan seperti apa?

Artikel ini membahas tentang kriteria blog atau website yang disukai google atau yahoo, dengan kata lain bagaimana agar berada pada posisi tinggi saat orang memasukkan kata kunci di Google / Yahoo. Jika yang Anda cari adalah bagaimana cara membuat blog atau website itu sendiri, silakan klik di artikel cara membuat blog, atau cara membuat website gratis.

Kembali ke permasalahan. Begitu blog saya hilang dari Yahoo, langsung deh saya introspeksi, apa yang salah dengan blog saya? Saya buka Yahoo Quality Content atau kriteria web seperti apakah yang menurut yahoo adalah berkualitas.

Yahoo menyukai:

  • Halaman yang unik, asli, bermutu (bukan copy-paste dari sumber lain)
  • Halaman yang didesign untuk manusia, bukan untuk search engine.
  • Link dalam halaman tersebut berhubungan dengan isinya.
  • Metadata (title, description, keyword) yang benar-benar mendeskripsikan isi.
  • Design web yang baik secara umum.

Yahoo tidak menyukai (halaman ini akan hilang dari database Yahoo atau berada di urutan paling buncit):

  • Halaman yang mempengaruhi keakuratan atau relevansi search result.
  • Halaman yang redirect ke halaman lain (doorway)
  • Banyak situs atau halaman yang isinya sama.
  • Halaman yang sebagian besar isinya berisi atau link ke halaman website lain, misalnya isinya tentang program-program afiliasi.
  • Web dengan jumlah hostname virtual yang sangat banyak.
  • Halaman yang sangat banyak, dibuat secara otomatis tanpa isi yang bernilai (cookie-cutter pages)
  • Halaman yang menggunakan metode artifisial (buatan) untuk mempengaruhi search engine rangking.
  • Halaman yang menggunakan teks atau link yang tidak terlihat pengunjung.
  • Halaman yang berbeda dilihat search engine dan pengunjung normal (cloaking).
  • Terlalu banyak link ke situs lain untuk mempopulerkan situs tersebut (link schemes).
  • Halaman yang dibuat dengan tujuan utama untuk Search Engine dengan banyak keyword dan tidak relevan.
  • Penggunaan nama atau merek yang bukan haknya.
  • Situs yang membuka banyak pop-ups, menginstall malware, spyware, virus, trojans, atau mempengaruhi user navigation browser pengunjung.
  • Halaman yang terlihat berisi penipuan atau kecurangan.

Karena merasa tidak membuat kecurangan-kecurangan di atas, saya mengisi form Yahoo di sini Yahoo! Search URL Status Review Form. Jawaban Yahoo:

It has been determined that your site may not comply with Yahoo!'s Content Quality
Guidelines.
Listed below are some of the more common reasons that a site may violate
these guidelines:

- Cloaking (showing crawlers deceptive content about a site)
- Massive domain interlinking
- Use of affiliate programs without the addition of substantial unique content
- Use of reciprocal link programs (aka "link farms")
- Hidden text
- Excessive keyword repetition

Saya berpikir ulang, saya melanggar apa ya? Kemudian saya melakukan hal berikut:

  1. Untuk menghindari “massive domain interlinking“, saya buang Tag Cloud Widget.
  2. Untuk menghindari “reciprocal link program” saya tidak mengisi blogroll dengan link ke directory web / directory blog.
  3. Untuk menghindari salah sangka perbuatan penipuan atau pelanggaran hukum saya ganti judul posting blog saya (isinya tetap):

Syukurlah, setelah melakukan perbaikan-perbaikan di atas, blog saya ini kembali nongol di Yahoo, dan satu persatu halaman dalam blog ini diindeks oleh Yahoo.

Website / blog yang berkualitas menurut google

Sejak awal blog ini di buat, google kelihatan menyukai blog saya, terlihat dari banyaknya trafik (ratusan) dari search engine padahal PR di awal bulan April 2008 ini masih 0. Mungkin karena blog saya dibuat dengan memperhatikan Design & Content Guidelines dari Google.

Design dan isi yang sukai google:

  • Situs dengan susunan yang jelas dan menggunakan teks sebagai link (bukan gambar). Setiap halaman harus dapat dicapai dengan satu buah teks link statik.
  • Memiliki site map yang memudahkan pengunjung, jika satu halaman site map terdapat lebih dari 100 link, maka pisahkan dalam halaman lain.
  • Berisi informasi yang berguna, padat dan isinya jelas.
  • Pikirkanlah kata-kata apa yang dicari orang untuk membuka website Anda, pastikan bahwa dalam web Anda benar-benar terdapat kata tersebut.
  • Usahakan menggunakan teks, bukan gambar untuk menjelaskan nama, isi, atau link. Google crawler tidak mengenali teks yang ada di dalam gambar.
  • Pastikan judul dan atribut ALT akurat.
  • Periksa apakah ada link yang mati dan kode HTML yang salah.
  • Jika Anda menggunakan dynamic pages, (misalnya URL dengan tanda “?”, berhati-hatilah bahwa tidak setiap search engine dapat mengindeks halaman dinamic. Buat parameter sesingkat mungkin dan sesedikit mungkin.
  • Link dalam satu halaman kurang dari 100 buah.

Hal-hal yang dilarang google:

  • Jangan membuat halaman yang berbeda ketika dilihat pengunjung atau search engines (cloaking).
  • Tidak menggunakan trik untuk meningkatkan ranking search engine. Cara yang mudah untuk meningkatkan ranking di google adalah dengan bertanya pada diri sendiri: Apakah web saya berguna bagi pengunjung?
  • Jangan tukar menukar link dengan website atau blog yang isinya tidak berhubungan dengan website atau blog Anda (link schemes).
  • Jangan menggunakan tool otomatis untuk submit page atau check page rank, google tidak merekomendasikan program semacam WebPosition Gold.
  • Hindari teks atau link yang tidak kelihatan (kecil sekali atau warnanya sama dengan background)
  • Jangan menggunakan cloaking atau sneaky redirect.
  • Jangan menggunakan submit otomatis ke search engines.
  • Jangan mengisi halaman dengan keywords yang tidak relevant.
  • Jangan membuat halaman, subdomain, atau domain dengan isi yang sama persis.
  • Jangan membuat halaman yang ditujukan untuk phising, menginstall virus, trojan, atau badware lain.
  • Hindari doorway yang hanya dibuat untuk search engines.
  • Hindari halaman yang hanya berisi program afiliasi dengan sedikit atau tidak ada isi yang original.
  • Jika situs Anda berisi tentang program afiliasi, pastikan bahwa situs Anda memiliki nilai tambah.
  • Isi website Anda dengan tulisan yang unik (bukan copy-paste) dan isi yang relevan.

Saran dari google (Google Friendly Site):

  • Berikan informasi yang dibutuhkan pengunjung dengan infomasi yang berkualitas.
  • Pastikan website lain memasang link ke website Anda. Dalam menentukan ranking, Google mengkombinasikan jumlah link yang mengarah ke website Anda (pagerank) dan isi dari website Anda.
  • Buat website yang mudah dalam hal navigasi. Semua halaman harus terhubung minimal dengan satu teks link.
  • Hindari “cloaking” atau membayar SEO service, yaitu perusahaan yang menawarkan bisa meningkatkan posisi Anda pada search engine. Banyak metode yang dilakukan oleh SEO Service melanggar ketentuan google ini.

Bagaimana, sekarang cek apakah website atau blog Anda sesuai dengan kriteria di atas?

Penulis: Oka Mahendra (http://tutorialgratis.net)

Hasil Sementara Pemilu 2009



Sumber: KPU
Sabtu, 09/05/2009 22:29 WIB
No Partai Politik Jumlah Suara Persentase
1 Demokrat (31) 21.703.137 20,85%
2 Golkar (23) 15.037.757 14,45%
3 PDIP (28) 14.600.091 14,03%
4 PKS (8) 8.206.955 7,88%
5 PAN (9) 6.254.580 6,01%
6 PPP (24) 5.533.214 5,32%
7 PKB (13) 5.146.122 4,94%
8 Gerindra (5) 4.646.406 4,46%
9 Hanura (1) 3.922.870 3,77%
10 PBB (27) 1.864.752 1,79%
11 PDS (25) 1.541.592 1,48%
12 PKNU (34) 1.527.593 1,47%
13 PKPB (2) 1.461.182 1,40%
14 PBR (29) 1.264.333 1,21%
15 PPRN (4) 1.260.794 1,21%
16 PKPI (7) 934.892 0,90%
17 PDP (16) 896.660 0,86%
18 Barnas (6) 761.086 0,73%
19 PPPI (3) 745.625 0,72%
20 PDK (20) 671.244 0,64%
21 RepublikaN (21) 630.780 0,61%
22 PPD (12) 550.581 0,53%
23 Patriot (30) 547.351 0,53%
24 PNBK (26) 468.696 0,45%
25 Kedaulatan (11) 437.121 0,42%
26 PMB (18) 414.750 0,40%
27 PPI (14) 414.043 0,40%
28 Pakar Pangan (17) 351.440 0,34%
29 Pelopor (22) 342.914 0,33%
30 PKDI (32) 324.553 0,31%
31 PIS (33) 320.665 0,31%
32 PNI M (15) 316.752 0,30%
33 Partai Buruh (44) 265.203 0,25%
34 PPIB (10) 197.371 0,19%
35 PPNUI (42) 142.841 0,14%
36 PSI (43) 140.551 0,14%
37 PPDI (19) 137.727 0,13%
38 Merdeka (41) 111.623 0,11%
39 PDA (36) 0 0,00%
40 Partai SIRA (37) 0 0,00%
41 PRA (38) 0 0,00%
42 Partai Aceh (39) 0 0,00%
43 PBA (40) 0 0,00%
44 PAAS (35) 0 0,00%

Jumlah 104.095.847 100%

Hasil Quick Count