Today :

Not found what you looking for?:

Iklan Rokok Sengaja Ditujukan Untuk Anak-anak


Rata PenuhJakarta - Iklan rokok umumnya menjual gaya hidup yang dekat dengan anak muda melalui slogan-slogan yang mudah diingat. Iklan-iklan ini memang sengaja dikemas untuk anak-anak, bukan untuk orang dewasa.

"Tidak ada satupun iklan rokok yang ditujukan untuk orang dewasa," ujar Peneliti dari Universitas Indonesia (UI) Zulazmi Mandi.

Hal ini disampaikan Zulazmi saat menjadi ahli yang diajukan pemohon uji materi UU No 32/2002 tentang Penyiaran, di Mahkamah Konstitusi, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (28/4/2009).

Menurut Zulazmi, berbagai iklan dengan slogan yang mudah diingat tidak mengajak orang untuk berpindah dari satu merek ke merek lain. Tetapi tujuannya untuk mengajak orang menjadi perokok.

"Iklan rokok bukan maintenance (memelihara pelanggan), tetapi lebih pada mencari perokok baru," imbuhnya.

Sementara itu saksi dari pemerintah, aktivis Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Suganda mengatakan, permintaan menghapus iklan rokok sama saja akan membunuh industri rokok di Indonesia.

"Kalau industri ini bangkrut, para pekerja dalam industri itu mau ke mana?" ujar Suganda.

Oleh karena itu, menurut Suganda, tidak perlu iklan rokok dihapuskan. Menurutnya yang terpenting adalah memberi batas bagi perokok ketika ingin merokok.

"Saya setuju kalau merokok dibatasi tempatnya. Jangan dilarang karena itu hak asasi seseorang," jelasnya.
(did/nik)

Dilarang Ujian, Siswi Hamil Lapor ke DPRD


Liputan6.com, Surabaya: Ditolak mengikuti Ujian Nasional, seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Surabaya mengadu ke anggota DPRD Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (21/4) siang. Meskipun tengah hamil tujuh bulan, sang siswi tetap berniat menyelesaikan sekolah untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi sekaligus membesarkan anak yang dikandung.

Pihak sekolah beralasan tidak memberbolehkan seorang siswi yang tengah hamil tujuh bulan karena telah melanggar peraturan internal sekolah. Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Surabaya menilai pihak sekolah telah menabrak undang-undang negara. LPA mensinyalir kasus ini banyak terjadi hanya saja sedikit pihak yang mau melaporkan tindakan pihak sekolah.

Sementara Baktiono, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya mengaku kecewa oleh aturan dan norma yang dibuat pihak sekolahan yang dianggap tebang pilih. Menurut dia, banyak pelajar yang melakukan tindak kriminal namun tidak mendapat sanksi tegas dari sekolah.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)

Dituding Curang, SBY Sakit Hati


Liputan6.com, Jakarta: Tudingan kecurangan pemilu terus tertuju kepada pemerintah. Gerah dengan tudingan tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku sakit hati. Padahal, selama ini, Presiden Yudhoyono alias SBY mengaku tidak pernah berpikir untuk berbuat curang dalam pemilu. "Hati-hati, jangan terlalu galak mengatakan curang, curang...," ucap Yudhoyono di Istana, Jakarta Pusat, Selasa (21/4).

Masalah kisruh pemilihan umum legislatif memang terus disorot sejumlah elite partai. Koalisi 15 partai politik yang dimotori Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) masih saja mempersoalkan kisruh pemilu.

Bahkan, hari ini, Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto kembali bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri. Pertemuan tertutup yang berlangsung selama sekitar satu jam ini membahas kekisruhan pemilu legislatif, 9 April silam [baca: Prabowo-Megawati Kembali Bertemu].

Mereka menegaskan ancaman untuk tidak ikut pemilu presiden jika gugatan mereka tak ditanggapi pemerintah. Gugatan mereka terkait kisruh pemilu, di antaranya kekacauan daftar pemilih tetap. Serta, kekacauan pengadaan, distribusi logistik, keterlambatan pencairan anggaran, dan kekacauan penghitungan suara.

Adapun dalam sosialisasi peraturan pemilihan presiden atau pilpres kepada perwakilan partai politik di Jakarta, Ketua Komisi Pemilihan Umum Abdul Hafiz Anshary berulang kali meminta maaf atas pelaksanaan pemilu legislatif lalu. KPU berjanji akan mervisi DPT dan mempersiapkan logistik sedini mungkin untuk pilpres, Juli mendatang.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

Berpose Bugil, Siswi SMP Dilarang Ikuti Ujian

Foto bugil siswi SMPN 1 Limboto, Gorontalo.

27/04/2009 18:59 - Pendidikan

Liputan6.com, Solo: Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Limboto, Gorontalo, dilarang mengikuti ujian nasioanl oleh pihak sekolah. Sebab sang siswi kedapatan foto dengan pose bugil. Sang siswi terancam tak bisa melanjutkan ke sekolah menengah atas. Foto siwsi itu telah banyak beredar.

Sementara itu pengawasan ujian di sejumlah SMP di Solo, Jawa Tengah, diperketat menyusul dugaan bocornya kunci jawaban ujian. Pihak sekolah dan ratusan petugas pemantau independen diterjunkan ke sejumlah sekolah yang dinilai rawan kecurangan.

Sejumlah siswa di Sekolah Luar Biasa Murni, Ruteng, Nusa Tenggara Timur, tak kalah semangat mengikuti ujian. Pimpinan sekolah, Suster Angela, mengatakan menyiapkan siswanya sejak Agustus lalu dan menargetkan kelulusan 100 persen seperti tahun sebelumnya.

Di Gresik, Jawa Timur, cacat fisik tak menghalangi siswa SMPN 4 untuk mengikuti ujian. Sekolah menyiapkan bangku dan meja khusus bagi Amannatulah yang mengerjakan ujian dengan kaki. Amannatulah yakin akan lulus.(IKA/Tim Liputan 6 SCTV)

Yusuf al-Qardhawi: Banyak Fatwa yang Saya Sembunyikan

Sabtu, 25/04/2009 08:25 WIB Cetak | Kirim

Doha, Ulama Islam terkemuka Syaikh Dr. Yusuf al-Qardhawi menyatakan jika dirinya menyembunyikan beberapa fatwa seputar isu-isu kontemporer (qadhaya mu'ashirah). Hal ini untuk menghindari kesalahafahaman dan penyalahgunaan serta timbulnya waswas dikalangan awam.

Al-Qardhawi menjelaskan hal tersebut saat memberikan materi pada Seminar Peringatan Wafatnya Ulama Qatar terkemuka Syaikh Abdullah ibn Zayid Ali Mahmud yang digelar oleh Kementrian Wakaf Qatar pada Kamis (23/4) kemarin.

"Banyak ulama yang sengaja menyimpan dan menyembunyikan ijtihad dan fatwa mereka yang tidak sejalur dengan pendapat atau ijtihad umum. Hal ini mereka lakukan untuk kemaslahatan umat yang awam," ungkap al-Qardhawi.

Ketua Persatuan Internasional Ulama Muslim (al-Ittihad al-Alami li Ulama al-Muslimin) itu mengaku, dirinya juga melakukan hal demikian.

Salah satu fatwa yang disembunyikannya adalah hukum bolehnya bersalaman seorang lelaki dengan perempuan asing dalam keadaan darurat.

"Tapi hal tersebut di dasarkan pada dua syarat, yaitu dalam keadaan darurat dan aman dari fitnah," paparnya.

Terkait salah satu fatwanya itu, al-Qardhawi mengisahkan saat ia menziarahi kampung halamannya di desa Shaft Turab, Provinsi Mahallah al-Kubra, di delta Mesir.

"Saat saya datang, banyak dari perempuan desa, utamanya para kerabat saya, semisal anak paman, bibi, dan tetangga yang mengulurkan tangannya untuk bersalaman."

Fatwa tersebut pernah diungkapkan oleh al-Qardhawi dalam beberapa kesempatan majlis, tetapi tidak dipublikasikan karena menimbang kemaslahatan umum.

Terkait masalah fatwa dan ijtihad, al-Qardhawi menyemangati pada ulama untuk dapat berijtihad dengan baik, yang dapat memberikan penerangan kepada publik awam. Justru, al-Qardhawi mengecam pihak ulama yang kerap ber'tasyaddud' (keras) dan 'ta'sir' (menyusahkan) dalam fatwa mereka.

"Herannya, banyak dari kalangan orang-orang yang taat beragama yang justru lebih suka dengan ulama yang keras (mutasyaddid), dan tidak suka dengan ulama yang mujtahid," terang al-Qadhawi. (mht/L2)

Israel Tolak Seruan Dunia Internasional untuk Akui Palestina

Jumat, 24/04/2009 17:20 WIB Cetak | Kirim

Penolakan Israel terhadap perdamaian yang diserukan dunia internasional, tersirat dari pernyataan Menlu Israel Avigdor Lieberman. Ia menyatakan menolak seruan dunia internasional atas pembentukan negara Palestina dan menolak desakan sekutunya AS agar Israel komitmen dengan solusi dua negara.

Lieberman, seperti dimuat surat kabar Jerusalem Post, meminta dunia internasional untuk tidak memaksa Israel menyetujui pembentukan negara Palestina merdeka. Menlu Israel itu juga menolak seruan dunia internasional agar akar persoalan konflik Israel-Palestina segera diselesaikan, antara lain masalah pemukiman Yahudi, status kota Al-Quds (Yerusalem), masalah perbatasan dan nasib para pengungsi Palestina.

"Selama dua minggu ini saya sudah melakukan pembicaraan dengan para kolega saya di seluruh dunia. Dan semua orang, bicara seolah-olah mereka sedang kampanye. Masalah penjajahan, pemukiman, para pemukim Yahudi ... itu cuma slogan pada pemimpin dunia," kata Lieberman.

Menurutnya, negosiasi sudah mengalami jalan buntu dan isu-isu seperti "tanah air untuk perdamaian" atau "solusi dua negara" cuma slogan kosong, karena tidak menyentuh akar dan penyebab konflik berkepanjangan antara Israel-Palestina.

Beberapa jam sebelumnya, Menlu AS Hillary Clinton mencoba menekan Israel agar mau melanjutkan proses perdamaian dengan Palestina. Ia memperingatkan, Israel akan kehilangan dukungan negara-negara Arab dalam menghadapi Iran jika menolak solusi dua negara.

Di sisi lain, Presiden AS Barack Obama lagi-lagi menunjukkan dukungan butanya yang tak tergoyahkan pada Israel. Obama bahkan menyatakan akan melawan siapa saja yang berani membantah tragedi Holocaust yang menimpa bangsa Yahudi dalam Perang Dunia II.

Dalam pidatonya di gedung Capitol dalam rangka peringatan peristiwa Holocaust, Obama memuji Israel yang menurutnya berhasil "bangkit kembali dari kehancuran Holocaust."

"Saya percaya, sejarah memberikan kita ruang untuk sebuah harapan dan bukan keputusasaan-harapan dari sebuah bangsa yang terpilih dalam melewati masa-masa penindasan sejak awal eksodus sampai berdirinya negara Israel sebagai awal kebangkitan dari kehancuran Holocaust," kata Obama dalam pidatonya.

Obama juga menyerukan seluruh dunia untuk melawan mereka yang tetap berkeyakinan bahwa Holocaust tidak pernah terjadi. "Kita punya kesempatan dan kewajiban untuk menghadapi para pembantah ini," tukas Obama.

Dan salah satu pembantah Holocaust itu menurut Obama adalah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Padahal Ahmadinejad hanya mempertanyakan mengapa Holocaust dijadikan alasan untuk membentuk negara ilegal Israel di atas tanah air milik rakyat Palestina. (ln/prtv)

Foto-Foto Penyiksaan Tahanan Pada Era Bush Akan Dipublikasikan

Jumat, 24/04/2009 18:11 WIB Cetak | Kirim

Organisasi HAM di AS, American Civil Liberties Union (ACLU) berhasil memaksa departemen pertahanan AS untuk merilis foto-foto penyiksaan terhadap para tahanan di penjara Abu Ghraib Irak dan di penjara-penjara AS di Afghanistan.

Menurut ACLU, Presiden AS Barack Obama sudah menyetujui publikasi foto-foto tersebut berdasarkan undang-undang kebebasan informasi atau Freedom of Information Act tahun 2004. "Foto-foto tersebut akan menjadi bukti yang secara visual menunjukkan bahwa penyiksaan terhadap para tahanan yang dilakukan oleh personel militer AS terjadi di mana-mana, jauh di luar tembok penjara Abu Ghraib," kata staff jaksa ACLU, Amrit Singh.

Sedikitnya 44 foto yang diambil di fasilitas penjara Abu Ghraib di Irak akan dirilis pada tanggal 28 Mei mendatang. Sementara itu, Departemen Kehakiman AS dalam suratnya pada pengadilan federal mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan publikasi "foto-foto lainnya yang substansial" untuk dijadikan bukti di pengadilan.

Singh mengatakan, pemublikasian foto-foto penyiksaan itu sangat penting agar publik memahami cakupan dan skala penyiksaan yang dilakukan personel militer AS terhadap para tawanan serta mengetahui siapa saja para pejabat yang harus bertanggung jawab karena telah memberikan keleluasaan dan ijin atas penyiksaan tersebut.

Saat George W. Bush masih menjabat sebagai presiden, ia menolak publikasi foto-foto penyiksaan di berbagai penjara AS, utamanya di Irak dengan alasan foto-foto itu akan memicu kemarahan dan melanggar kewajiban AS terhadap para tahanan berdasarkan Konvensi Jenewa.

Ketika Obama menjadi presiden, pemerintahannya mengijinkan publikasi empat memo rahasia pada masa presiden Bush. Memo itu berisi persetujuan pemerintahan Bush terhadap penggunaan teknik penyiksaan dalam interogasi yang dilakukan personel CIA pada para tersangka pelaku terorisme. Namun Obama menyatakan tidak akan menuntut secara hukum para personel CIA yang melakukan penyiksaan, dengan alasan mereka hanya melakukan tugas untuk melindungi negara. (ln/prtv)

Doa Haru Biru Habib Rizieq Syihab & Senandung Pejuang

Ya Rabb,

Tatkala menjelang Maghrib, Kamis 9 Syawwal 1429 H, aku meninggalkan PN Jakpus dengan Mobil Tahanan, aku melihat di sepanjang pintu gerbang Pengadilan : wajah-wajah hamba-Mu yang penuh keikhlasan, dari berbagai Ormas Islam.

Mereka berdiri sejak pagi, kepanasan, kelelahan, tapi tetap penuh semangat. Mereka berkejar-kejaran berebut untuk menyentuh jari-jemariku di balik jeruji Mobil Tahanan.

Ada rindu di wajah mereka.

Ada kesal & marah.

Ada semangat & Harapan.

Ada teriakan Takbir & Shalawat

...bahkan ada air mata Ya Rabb. Tak terasa aku ikut meneteskan air mata haru biru penuh bangga terhadap mereka. Untuk apa semua itu Ya Allah ? Kenapa mereka seperti itu Ya Rahman ?

Engkau Maha Tahu Ya Rahim, tidaklah mereka datang, berdesakan, berpanas-panasan, meninggalkan keluarga & kerjaan mereka, kecuali hanya untuk menanti suatu Kemenangan, yaitu kemenangan agama-Mu Ya Rabb, atas musuh-musuh-Mu.

Ya.., mereka menanti sambil terus bertanya-tanya : Kapan Pertolongan Allah ? Sebagaimana Rasul-Mu & Para Sahabatnya pernah menanyakan itu.

Ya Allah, aku yakin bahwa Engkau tidak akan mengecewakan hamba-hamba-Mu yang berjuang di jalan-Mu.

Engkau pasti akan memenangkan mereka,

Engkau pasti menyempurnakan cahaya ajaran-Mu sesuai janji-Mu.

Akhirnya, aku mohon pada-Mu Ya Allah, Duhai Tuhanku Yang Pengasih & Pemberi : sempurnakanlah keikhlasan mereka & penuhilah harapan mereka.

Aduuh...

Ya Allah, sakit hati ini tatkala musuh Islam menghina Rasul-Mu, Kitab Suci-Mu, Agama-Mu dan para Wali-Mu. Maka hancurkanlah mereka dengan keajaiban Kekuasaan & Kebesaran-Mu, begitu pula semua yang membantu mereka dari Kaum Kafir & Munafiq. Aamiiin.

Sepanjang perjalanan pulang ke Sel Tahanan, aku tersenyum bahagia melihat 7 Laskar yang mendampingiku bersenandung bersama dalam Mobil Tahanan :

Sudah Sunnah orang berjuang...

Dipenjara atau Dibuang ...

Tapi hati tetaplah Senang...

Jiwa tentram pikiran Tenang...

Keluarga dan Kawan banyak yang datang...

Waktu bersama lebihlah luang...

Tidak terasa masa yang panjang...

Allah mengasih,Allah menyayang...

Orang lain musuhnya kurang...

Pejuang musuh tidak terbilang...

FPI : Menag Salah Alamat 'serang' Kyai Nur

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni dinilai salah alamat karena "menyerang" pengasuh Pondok Pesantren Ashshidiqiyah KH Nur Muhammad Iskandar SQ terkait persoalan Ahmadiyah.

Penilaian tersebut dikemukakan Aliansi Anti-Penodaan Islam, Forum Umat Islam (FUI), Majelis Silaturrahmi Kiai-kiai Pondok Pesantren (MSKP) Seluruh Indonesia serta Front Pembela Islam (FPI) di Jakarta, Jumat.

"Pernyataan Menag bahwa Kiai Nur Iskandar tidak punya otoritas untuk berbicara atas nama kiai dan habib itu sebagai statemen yang salah alamat," kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) FPI Ustadz Sholeh Mahmud yang menjadi juru bicara.

Sebelumnya, Kiai Nur mengatasnamakan para kiai dan habib mendesak pemerintah agar membubarkan Ahmadiyah. Namun, Menag menilai Kiai Nur tidak memiliki otoritas mengatasnamakan para kiai dan habib.

Lebih lanjut Sholeh mengatakan, semestinya yang dilakukan Menag adalah menindaklanjuti aspirasi para kiai dan habib tersebut.

Sebab, para ulama, kiai dan habib di pondok pesantren selama ini justru bertanya-tanya mengapa Ahmadiyah masih melakukan aktivitas seperti biasa dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Menteri Agama seharusnya malu. Jika dia mengatasnamakan menteri agama yang beragama Islam mestinya dia mengayomi ajaran Islam dan umatnya," katanya.

Terkait pengibaratan Menag bahwa Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Jaksa Agung terkait Ahmadiyah seperti wudlu sebelum shalat, Sholeh menilai bahwa pengibaratan Menag tersebut bagus.

"Masalahnya air sudah mengucur pihak pembuat SKB tidak segera melaksanakan wudlu, lha kapan mau shalatnya?" tanya Sholeh dengan bahasa kiasan.

Karena itu, pihaknya berharap agar Menag beserta jajarannya melakukan introspeksi terkait apa yang sudah dilakukan terhadap keluarnya SKB tersebut.

Sebab, lanjut dia, di beberapa tempat, antara lain di Kuningan dan Sukabumi, kelompok Ahmadiyah masih melakukan dakwah dengan menyebarkan selebaran, tabloid serta majalah kepada masyarakat.

"Ke mana kontrol yang diatur oleh SKB bahwa yang mengawasi (Ahmadiyah) itu adalah mereka. Janganlah mereka buat SKB kemudian mereka sendiri bingung melaksanakan aturan tersebut," katanya.

Sholeh mengatakan, Malaysia, Brunei Darussalam, Rabithah Islam, serta negara-negara Islam sudah melarang Ahmadiyah, sementara Indonesia masih melakukan pembiaran.(*)

FPI JADI PARTAI ?

Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab

-Ketua Umum FPI

-Kandidat Doktor bidang Shariah Islam di Universiti Malaya

Tidak ! FPI tidak boleh jadi Partai, dan Insya Allah tidak akan pernah jadi Partai. Itu adalah amanat para Pendiri FPI saat dideklarasikan pada 24 Rabi’ Ats-Tsani 1419 H / 17 Agustus 1998. Namun, sesuai AD/ART organisasi, tidak menutup kemungkinan FPI mendirikan Partai sebagai saluran aspirasi umat Islam yang ingin menegakkan Syariat Islam secara Kaaffah. Itulah yang direkomendasikan Munas II FPI yang berlangsung pada 9-11 Desember 2008 yang baru lalu.

Rekomendasi Munas II FPI tentang kajian pendirian Partai semula menjadi pro-kontra dalam internal organisasi, namun setelah menjadi Ketetapan Munas, maka suka tidak suka semua aktivis FPI mesti tunduk kepada Hasil Munas, karena karakter dan tradisi di FPI selalu menjunjung tinggi Musyawarah untuk Mufakat. Rekomendasi tersebut ditanggapi beragam oleh kalangan politisi nasional mau pun pengamat, ada yang menyambut positif, tapi tidak sedikit yang ”sinis”.

Komentar yang sangat berharga datang dari Ust.Adian Husaini, MA, salah seorang Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) : ”Ada sekian banyak cara dan jalur perjuangan untuk penegakan Syariat Islam atau pembelaan terhadap Islam. Bukan berarti FPI harus ada di setiap jalur atau mengisi semua jalur . Jalur Partai Politik sudah penuh. Lebih efektif bila FPI memperkuat infrastruktur perjuangannya, misalnya dengan mendirikan media radio, koran atau TV. Apalagi memiliki Media Islam termasuk Fardhu Kifayah.” Komentar tersebut sangat argumentatif, bahkan konstruktif, karena disampaikan dengan cerdas dan lugas yang didasarkan kepada cinta dan persaudaraan. Sang komentator muda ini memang jenius, ia pakar dalam pemikiran Islam, dan sangat piawai menjawab berbagai hujatan kaum liberal terhadap Islam melalui penguasaan literatur orientalis yang komprehensif. Terima Kasih Ustadz Adian.

Berbeda dengan komentar M.Guntur Romli, anggota AKKBB yang menjadi Biang Kerok Insiden Monas : ”Bagus keinginan mendirikan Parpol daripada FPI melakukan tindakan anarkis. Pertanyaannya siapa yang mau memilih FPI yang sudah identik dengan kekerasan ?! Kalau mau menjadi parpol pakai nama lain saja, dan kalau ingin menjadi lembaga da’wah gunakan nama lain juga, jangan FPI !” Komentar ini sangat sentimentatif, karena disampaikan dengan keterbelakangan intelektual dan emosional yang didasarkan kepada benci dan permusuhan. Itu tidak aneh, karena sang komentator yang satu ini memamg seorang rasis yang pernah menulis di Koran Tempo 4 Mei 2007 bahwa Al-Qur’an adalah hasil gotong royong antara Allah, malaikat Jibril dan nabi Muhammad. Dan di Kompas 1 September 2007 ia menyatakan bahwa kenabian Muhammad disiapkan oleh kaum Kristen dan Siti Khadijah adalah Santo Kristen. Jadi, kwalitas keimanan dan kadar intelektualnya memang sangat rendah, sehingga produk akalnya hanya menjadi sampah. Kasihan.

Disana masih banyak komentar-komentar lain, insya Allah akan dimuat secara tersendiri dalam kolom Pro Kontra ”Partai FPI” di Website ini.

Selama sepuluh tahun ini, sikap politik FPI jelas, yaitu mendukung sepenuhnya semua Partai Islam, dan dalam setiap Pemilu hanya menyalurkan suara ke Partai Islam. Lalu, kenapa kini FPI ingin mendirikan Partai sendiri ? Saya melihat, fenomena pendirian Partai bagi FPI, merupakan akumulatif kekecewaan kawan-kawan FPI di berbagai daerah terhadap kinerja Partai-Partai Islam selama ini.

Dua Ramadhan lalu, saya pernah membahas kekecewaan tersebut bersama beberapa petinggi sejumlah Partai Islam saat sahur bersama di sebuah Pondok Pesantren di Jakarta. Hasil diskusi cukup bagus, namun sayang implementasinya tidak jelas.

Inti kekecewaan sebenarnya terletak pada jurang perbedaan pemahaman pola pikir antara Partai dan Umat di bawah (Awam). Partai lebih fokus kepada "hukum" (ijtihad politik), sedang Awam terpaku pada "etika". Apa beda hukum dan etika ? Sebagai ilustrasi, jika seorang Ulama dengan atribut keulamaannya bermusafir di bulan Ramadhan, lalu makan siang di sebuah restoran, maka secara "hukum" dia tidak salah karena musafir boleh tidak berpuasa, namun secara "etika" sulit diterima oleh Awam karena Ulama adalah panutan.

Gambaran seperti itulah yang terjadi di tengah gerakan Partai-Partai Islam yang disaksikan Awam selama ini. Antara lain :

1. Tatkala berbagai Ormas Islam dan sejumlah Partai Islam sedang mati-matian memperjuangkan pengembalian Piagam Jakarta di DPR/MPR RI, justru ada Partai Islam lain yang menggebu-gebu mementahkannya dengan dalih memperjuangkan Piagam Madinah, dan seorang Petinggi Partai Islam lainnya memberi pernyataan bahwa Piagam Jakarta adalah masa lalu, dan yang lainnya lagi menyatakan amandemen UUD 1945 sudah final. Secara ijtihad politik sah-sah saja, namun secara etika membingungkan Awam.

2. Tatkala sejumlah Partai Islam telah sepakat membangun Fraksi Islam di DPR/MPR RI sebagai wujud persaudaraan dan persatuan, tiba-tiba ada Partai Islam yang lebih suka berkoalisi dengan Partai lain dengan dalih reformasi. Secara ijtihad politik bisa dijelaskan, namun secara etika mengagetkan Awam.

3. Sejumlah Partai Islam saat kampanye berteriak mengharamkan Presiden Wanita, tapi ketika mereka harus menggulingkan Presiden Pria dengan konsekwensi Presiden Wanita yang naik, mereka kerjakan juga dengan dalih "darurat". Padahal mereka punya alternatif untuk memperjuangkan Pemilu Ulang, tapi kenyataannya tidak ada formulasi perjuangan politik ke arah sana, bahkan mereka ikut bagi-bagi kue kekuasaan bersama Presiden Wanita yang semula mereka haramkan. Secara ijtihad politik bisa dipahami, namun secara etika sulit diterima Awam.

4. Sejumlah Partai Islam saat kampanye berkomitmen hanya akan mengajukan caleg muslim, namun kenyataannya mereka mengajukan caleg-caleg non muslim di sejumlah daerah dengan dalih terpaksa karena daerah mayoritas non muslim, padahal di daerah tersebut masih ada orang Islam yang bisa dicalonkan. Secara ijtihad politik bisa didiskusikan, namun secara etika menghilangkan kepercayaan Awam.

5. Ada politisi wanita senior dari Partai Islam tidak pernah mengenakan busana muslimah sebagaimana mestinya, dia hanya mencukupkan diri dengan kebaya dan kerudung ala kadarnya, dalihnya Islam tidak boleh dipaksakan dan perlu tahapan dalam penerapannya, yang penting sopan. Secara ijtihad politik mungkin masih ada ruang debat, namun secara etika tidak mudah dimengerti oleh Awam.

6. Ada petinggi Partai Islam yang istrinya tidak berjilbab dan dipamerkan di depan Awam secara terbuka, alasannya masih dalam proses da'wah. Secara ijtihad politik bisa dimengerti selama da'wah terhadap sang istri tetap berjalan, namun secara etika membingungkan Awam.

7. Saat berbagai Ormas Islam dan sebagian Partai Islam memperjuangkan Pembubaran Ahmadiyah, terlihat jelas sebagian Partai Islam lainnya tidak punya semangat untuk itu, kecuali sekedar andil buat pernyataan di media, atau menyurati Presiden secara sembunyi-sembunyi, tanpa langkah konkrit yang menggigit. Bahkan ada Partai Islam yang tidak ambil bagian dalam Aksi Sejuta Umat untuk Pembubaran Ahmadiyah, kecuali sekedar pasang Bendera dan Spanduk serta membagi-bagi Selebaran. Secara ijtihad politik bisa dipahami sebagai sebuah strategi, namun secara etika menyakitkan Awam.

8. Saat berbagai Ormas Islam yang Anti Ahmadiyah dan Pro RUU APP berhadap-hadapan secara terbuka dengan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Berkeyakinan dan Beragama (AKKBB) yang Pro Ahmadiyah dan Anti RUU APP, justru ada Partai Islam yang memberi penghargaan kepada sejumlah Tokoh AKKBB.

9. Saat ada kepentingan Partai yang dirugikan atau ada agenda Partai yang harus diusung, ada Partai Islam mampu melakukan aksi unjuk rasa dengan ratusan ribu manusia, namun tatkala ada kepentingan Umat atau ada agenda penting Umat yang mesti diusung, mereka enggan menurunkan seorang pun dari massa mereka. Secara ijtihad politik bisa dimaklumi karena adanya rambu-rambu politik, namun secara etika sangat mengecewakan Awam.

10. Saat berbagai Ormas Islam ingin menyalurkan aspirasi melalui DPR RI, terkadang sulit menemui para sahabatnya dari kalangan Partai Islam, bahkan ada yang enggan menerima karena menganggap bukan dari ”kelompok”nya. Padahal, Ormas-Ormas Islam inilah pensuplay suara terbesar bagi Partai-Partai Islam tersebut saat Pemilu. Inilah yang paling tidak dimengerti oleh Awam.

Aneka Fakta di atas, kiranya cukup membuat Awam menilai bahwa Partai Islam sama dengan Partai sekuler lainnya, bahkan ada yang menilai bahwa Partai Islam hanya Jualan Islam, sehingga Awam tidak merasa ada beban saat meninggalkan Partai Islam. Parahnya lagi, kini ada Partai Islam yang didirikan dengan susah payah oleh seorang Kyai Kondang, yang kemudian setelah ditinggal pergi oleh sang Kyai, kini justru menjadi penampungan bagi aktivis kiri yang berhaluan komunis. Masalah menjadi semakin runyam bagi Awam ketika Partai-Partai Sekuler ikut Jualan Islam dengan berbagai macam cara dan teknik. Mereka ramai-ramai mendirikan Majelis Dzikir Politik, Ta’lim Politik, Iqra’ Politik, Istighotsah Politik, Maulid Politik, Umrah dan Haji serta Ziarah Politik, dan sebagainya.

Ketidak-mengertian Awam terhadap strategi dan trik politik Partai Islam membuat mereka kebingungan, sehingga tidak heran jika terjadi peningkatan apatisme politik di kalangan Awam terhadap Partai Islam. Jangankan Awam, terkadang elite Ormas Islam saja kebingungan menafsirkan manuver politik Partai-Partai Islam. Inilah yang mendorong Awam tertarik dengan sikap tidak menggunakan hak pilih alias Golput (Golongan Putih).

Sungguh tidak Arif jika kita menyalahkan Awam, apalagi sampai membodoh-bodohkan mereka. Dengan jujur harus kita akui bahwa Awam ini kelompok yang lugu dan polos, dan harus diakui pula bahwa Awam ini adalah ”Pemilih” yang sangat menentukan, sehingga mereka wajib dihargai dan dihormati.

Dan sangat tidak Bijak, jika kita tiba-tiba ingin menakut-nakuti Awam dengan Fatwa Golput Haram hanya untuk kepentingan politik. Mestinya Partai-Partai Islam instrospeksi diri, turun langsung dan tanya aspirasi Awam sebagai pemilih. Lagi pula Golputnya Awam tidak sama dengan Golputnya para Oportunis Politik. Awam Golput karena mencari kebenaran untuk ditegakkan, sedang Oportuis Politik Golput karena mencari pembenaran untuk kepentingan.

Kita jangan sombong dengan mengabaikan aspirasi Awam. Jangan pula angkuh dengan menganggap kecil kekuatan Awam. Dan jangan sekali-kali takabbur, karena pasti akan hancur.

Apa yang menimpa Awam di atas, itu pulalah yang menimpa Awam FPI di berbagai daerah. Mereka kecewa karena merasa dikhianati, lalu mereka tumpahkan ”uneg-uneg” mereka dalam Munas II FPI, akhirnya lahirlah Rekomendasi tentang Kajian Pendirian Partai Islam sendiri sebagai wadah aspirasi bagi segenap Aktivis FPI dan keluarganya, termasuk untuk simpatisan FPI di seluruh pelosok Indonesia. Partai yang mereka harapkan adalah Partai Islam yang memiliki ruh Revolusi Islam, yang hanya melaksanakan Politik Syariat bukan Politik Kepentingan, yang tujuannya hanya ridho Allah SWT semata, sehingga urusan ”dipilih tidak dipilih” dan ”menang kalah” bukan agenda penting lagi.

Mereka menginginkan Partai Islam yang secara terbuka, tanpa ragu apalagi malu, mengumumkan bahwa visi misinya adalah Tegaknya Diinullah di atas muka Bumi, dan programnya jelas untuk memberlakukan Syariat Islam, serta tidak setengah hati untuk memberangus segala bentuk ma’siat, apalagi terkait aqidah seperti Pembubaran Ahmadiyah. Singkatnya, mereka menghendaki Partai Revolusi Islam yang siap melakukan Revolusi di segala bidang, karena krisis multi dimensi yang melanda negeri sudah kompleks dan kronis, tidak bisa lagi diobati dengan Pil Reformasi, tapi harus diberi Suntikan Revolusi. Dan bukan sembarang Revolusi, tapi Revolusi Islam yang berdiri atas dasar Iman dan Taqwa kepada Allah SWT.

Namun demikian pendirian Partai Islam baru tersebut memerlukan kajian yang mendalam dan komprehensif atas kondisi partai partai Islam yang ada. Harapan kami masukan-masukan di atas bisa diambil sebagai nasihat untuk saudara-saudara kami di Partai-Partai Islam, karena walau bagaimana pun juga memaksimalkan fungsi Partai-Partai Islam yang ada sebagai saluran aspirasi umat Islam yang ingin menegakkan Syariat Islam secara Kaaffah, adalah jauh lebih baik daripada mendirikan Partai Islam Baru. Apalagi jika bisa menyatukan semua Partai Islam menjadi satu Partai Tunggal atau setidak-tidaknya membangun Koalisi Permanen.

Jadi kesimpulannya, bukan FPI jadi Partai sebagaimana diberitakan sejumlah media, melainkan FPI berencana membentuk Partai. Aturan Khusus FPI jelas, sejak didirikan hingga sekarang, barangsiapa menjabat Ketua FPI baik di tingkat Pusat mau pun Daerah, termasuk Wilayah dan Cabang, ingin bergabung dengan Partai mana pun maka ia harus melepaskan jabatannya, termasuk jika ada Partai yang dibentuk oleh FPI sendiri sekali pun. Karena itu, ke depan, baik FPI membentuk Partai atau pun tidak, FPI tetap FPI, sebagai Organisasi Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Tidak akan berubah, Insya Allah.

Tulisan ini sudah dimuat di Tabloid SUARA ISLAM edisi 57 tgl. 19 Desember 2008 – 2 Januari 2009, hal. 28 dengan judul Partai Partai Jualan Islam.

Disini dimuat dengan sedikit revisi dan tambahan yang diperlukan.

Rumah Tahanan Polda, 16 Dzulqa’dah 1429 H / 14 Desember 2008 M.

Sisi yang Tidak Diekspos Media Tentang FPI

Front Pembela Islam (FPI) sebenarnya sudah lama jadi incaran aliansi musuh Allah SWT yakni kelompok gabungan antara kelompok liberal, kelompok maksiat (prostitusi, perjudian, dan pornografi), kelompok kuffar, dan aparat serta pejabat yang selama ini mendulang uang haram dari perputaran bisnis haram tersebut.

Abdurrahman Wahid saja, gembong kaum liberal dan sekutu Zionis, dengan sangat pede menyatakan jika dirinya sudah 15 tahun berjuang hendak membubarkan FPI. Itu berarti sejak tahun 1993. Padahal FPI baru berdiri tahun 1998. Walau demikian kita hendaknya maklum dengan pernyataannya yang ngawur ini karena memang orang yang sudah kena serangan stroke dua kali biasanya banyak syaraf yang sudah tidak terkoneksi dengan baik. Istilah komputernya sering hang, sehingga harus di-restart atau kalau tidak bisa juga ya di-off-kan saja.

Sejak berdiri pada tahun 1998, FPI memang getol memerangi tempat-tempat maksiat. “Sudah banyak tokoh dan elemen Islam yang menyampaikan amar ma’ruf, maka kami memang mengkhususkan diri pada Nahyi Munkar. Tapi tentu dengan prosedur yang benar secara hukum formal, ” demikian ujar Habib Rizieq.

Keberanian FPI ini dalam menggempur lokasi-lokasi kemaksiatan memang tidak main-main. Rumah-rumah pelacuran, rumah judi, termasuk kantor tempat raja media porno dunia “Playboy”di Jakarta, semua diganyang oleh laskar Islam yang satu ini. Bagi media massa, baik cetak, radio, maupun teve, tindakan FPI tersebut memang merupakan berita yang layak dijadikan tajuk utama. Sayangnya, media-media yang juga banyak disusupi kelompok liberal dan kelompok penyuka kemaksiatan ini yang diekspos adalah kekerasan FPI semata.

Padahal, kekerasan atau penyerbuan yang dilakukan FPI merupakan jalan terakhir yang terpaksa diambil FPI setelah melewati berlapis-lapis prosedur, di antaranya mendesak kepolisian untuk berbuat.

“Media massa hanya mengekspos hal itu, tapi tidak memuat apa yang kami lakukan sebelum itu, ” ujar Habib Rizieq dalam sebuah pertemuan beberapa waktu lalu.

Penyerbuan atau pengrusakkan merupakan langkah terakhir yang diambil FPI setelah melewati tahap-tahap sebelumnya. Habib Rizieq memaparkan, “Jika ada informasi yang menyebutkan di suatu tempat ada lokasi yang tidak beres, maka kami biasanya mengirim intelijen kami yang terdiri dari beberapa orang untuk menggali informasi yang valid. Jika benar itu tempat yang tidak beres, maka ada dua pengelompokkan yang FPI lihat. Jika tempat maksiat itu didukung warga sekitar dalam arti banyak warga sekitar yang mencari nafkah di sana dan menggantungkan hidupnya di sana, maka kami kirim ustadz untuk memberi pencerahan. Ini sisi amar ma’ruf FPI. Kami mendirikan pengajian dan sebagainya.”

“Namun jika tempat maksiat itu ternyata meresahkan warga sekitar, dan banyak yang dilindungi oleh preman terorganisir atau malah ada oknum aparat yang ikut melindungi, maka kami biasanya melayangkan surat pemberitahuan kepada pihak kepolisian agar polisi bisa bersifat pro-aktif. Jika sampai waktu yang kami minta belum ada tindakan apa pun juga dari kepolisian, kami melayangkan surat kembali mendesak agar aparat segera turun tangan. Ini kami lakukan sampai tiga kali. Namun jika aparat ternyata diam terus, tidak menunjukkan itikad baik untuk menyikat kemaksiatan, maka FPI pun segera mengirim surat pemberitahuan bahwa FPI akan mengirim laskarnya ke tempat tersebut untuk membantu tugas kepolisian. Ini semata-mata kami lakukan karena polisi tidak bertindak, ” lanjut Habib.

“Kami membantu tugas kepolisian. Ini patut diberi tekanan. Karena polisi terlalu sibuk sehingga tempat maksiat tersebut tetap berjalan dengan aman dalam meracuni masyarakat, maka laskar kami yang turun. Selain memberi surat kepada polisi, kami pun melayangkan surat pemberitahuan berlapis-lapis kepada pengeloal tempat kemaksiatan itu, dan biasanya mereka membandel karena menganggap polisi saja tidak berani membereskannya, apalagi FPI. Tapi sekali lagi saya tekankan. FPI berjuang untuk menegakkan agama Allah, jadi kami tidak kenal takut terhadap segala kemaksiatan. Mereka yang berada di jalan setan saja berani, masak kami yang berjaung di jalan Allah harus takut?” tegas Habib.

“Sisi inilah yang jarang diekspos media massa sehingga masyarakat banyak tahunya kami ini organisasi anarkis. Padahal kami telah melakukan berlapis-lapis peringatan, bahkan berkoordinasi dengan kepolisian dan sebagainya, ” tambah Habib.

Sebenarnya, media-media massa di negeri ini banyak yang mengetahui hal tersebut. Namun disebabkan mereka memang banyak yang berkepentingan agar FPI bubar, maka yang diberitakan adalah sisi kekerasan dari FPI. Padahal, FPI hanya membantu tugas kepolisian yang terlalu sibuk dengan tugas-tugas rutin seperti “razia” di jalan-jalan dan sebagainya. (rz)

(sumber : Eramuslim.com) http://www.eramuslim.com/berita/nas/8611075158-sisi-tidak-diekspos-media-tentang-fpi.htm

ksi Pembubaran Ahmadiyah Dengan Keppres Oleh Gabungan Ponpes Se-Indonesia, Lafadz Allah Menyambut Aksi Pembubaran Ahmadiyah Kali Ini

Massa gabungan dari ormas-ormas Islam seperti Front Pembela Islam (FPI), Laskar Aswaja, Gerakan Cinta Nabi, FUI, Aliansi Damai Anti Penistaan Islam (ADA API), Gabungan Majelis Ta’lim seJabotabek, serta Gabungan Pondok-pondok Pesantren se-Indonesia kembali berunjuk rasa dalam jumlah yang lebih besar daripada demo Pembubaran Ahmadiyah tanggal 5 Maret bulan lalu. Semua Ormas kembali menyuarakan Pembubaran Ahmadiyah dengan tuntutan agar SBY mengeluarkan Keppres Pembubaran Ahmadiyah. Massa juga mendesak agar pemerintah membebaskan Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab.

Seribuan massa gabungan itu melakukan longmarch dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju Istana Negara sehingga kemacetan tidak terelakkan. Jalur bus TransJ (busway) pun dibuka untuk kendaraan pribadi. Massa yang mengenakan baju koko warna putih ini bergerak meninggalkan Bundaran HI pukul 10.15 WIB. Sehingga kemacetan terjadi mulai Stasiun Dukuh Atas menuju MH Thamrin. Kendaraan padat merayap.

Namun setibanya di depan Gedung RRI, langkah massa terhenti. Puluhan polisi menghadang mereka dengan tali tambang. Dua mobil water canon dan ratusan polisi berseragam lengkap dari Polres Metro Jakarta Pusat disiagakan untuk menghalau barisan massa. Sempat terjadi dorong-dorongan antara massa dan polisi. Bahkan situasi sempat memanas Untung saja, suasana kembali kondusif saat kordinator aksi menenangkan massa agar jangan sampai terprovokasi.

Akhirnya massa langsung bergerak ke depan istana Negara dan mobil sound engkel dengan mobil-mobil peserta aksi lainnya diperbolehkan melewati barisan aparat untuk menempati sisi jalan dekat lokasi orasi.

Aksi dimulai dengan pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan shalawat diiringi team Hadhroh dari FPI dan pembacaan bait-bait sejarah ringkas Baginda Nabi Muhammad SAW oleh para Habaib dan Kyai yang datang. Diakhiri do’a khatam maulid oleh Habib Muhzin bin Zeyd Al-Aththas.

Setelah itu diagendakan penyampaian orasi-orasi dari beberapa tokoh Ulama dan Habaib se-Indonesia yang hadir. Namun sebelum dimulai orasi tersebut aksi ini, ditengah kekhusukan ratusan peserta aksi ini secara tiba-tiba mereka serentak mengumandangkan takbir saat tampak segurat awan putih bertuliskan lafadz Allah di beberapa titik di langit yang cerah.

Lafadzh Allah Menyambut Aksi Pembubaran Ahmadiyah Di Depan Istana

Tercatat ada lima awan berlafal Allah dan satu awan berlafal Nabi Muhammad terlihat oleh massa yang berdemo di depan Istana Negara

Melihat hal tersebut, pengasuh pondok pesantren Assiddiqiyah, KH. Nur Muhammad Iskandar SQ yang sebelumnya melakukan orasi langsung menghentikan pidatonya. "Allahuakbar... Allahuakbar," kata KH. Nur Muhammad Iskandar SQ sambil menunjuk ke arah awan bertuliskan lafal Allah di depan Istana Merdeka. Sementara itu, massa yang berkumpul kemudian melihat ke arah yang ditunjuk KH. Nur Muhammad Iskandar SQ. Kalimat takbir pun bermunculan dari bibir peserta aksi. "Allahuakbar... Allahuakbar," teriak mereka.

Lafal Allah yang terbentuk di awan-awan itu memang tampak jelas. Tiga awan masing-masing terlihat di langit penjuru utara, timur, dan barat. Lainnya terlihat sekilas namun langsung hilang beberapa menit kemudian. Orasi lalu diteruskan oleh KH. Nur Muhammad Iskandar SQ yang sangat melihat pelanggaran SKB 3 Menteri dari pihak Ahmadiyah.

"SKB 3 Menteri tidak digubris oleh Ahmadiyah, mereka masih tetap melakukan pelanggaran terhadap SKB 3 Menteri. Untuk selamatkan Islam di Indonesia Presiden harus membubarkan Ahmadiyah. Jika aksi ini tidak ditanggapi, maka ormas Islam akan melakukan aksi yang cukup besar sampai Ahmadiyah dibubarkan," tuturnya.

Orasi selanjutnya disampaikan oleh perwakilan daerah yaitu dari Palembang yang menyuarakan hal yang senada dengan KH. Nur Muhammad Iskandar SQ. Habib Umar bin Abdurrahman Syihab mengharapkan agar pemerintah SBY segera menerbitkan Keppres Pembubaran Ahmadiyah.

Habib Husein Al-Habsyi dari Ikhwanul Muslimin turut menyampaikan orasi menjelang Pemilu Legislatif April ini. Beliau meminta, umat Islam tidak terpancing dengan aksi simpatik sesaat parpol atau caleg untuk mendulang suara dalam pemilu. Karena yang terpenting bagi umat Islam calon pemimpin negara ini bisa memperjuangkan kepentingan umat Islam.

"Kita harus berhati-hati dengam musuh-musuh Islam, ada skenario global internasional untuk menghancurkan umat Islam. Pemilu ajang penipuan umat Islam," katanya disela-sela aksi Sejuta Umat Pembubaran Ahmadiyah, di depan Istana Negara.

"Haram hukumnya memilih SBY, kalau dia tidak membubarkan Ahmadiyah. Jangan biarkan kehormatan Rasulullah diinjak-injak, agama Islam dinodai," tegasnya.

Kepentingan asing masih melekat kuat pada Indonesia, Habib Husein menduga, sampai pemerintah SBY-JK berakhir tidak akan tampak itikad baiknya untuk menerbitkan Keppres Pembubaran Ahmadiyah yang menjadi impian umat Islam tersebut.

"Lihat saja SBY ditengah kesibukannya masih masih sempat menghadap 'juragan Zionis'. Kalau sudah begini SBY tidak mungkin mau membubarkan Ahmadiyah," tandasnya.

Seperti diketahui, bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat ini tengah berada di London, Inggris untuk menghadiri Forum KTT G-20. Dalam kunjungan ke London, tersebut Presiden dijadwalkan bertemu dengan beberapa pemimpin negara, termasuk dengan Presiden AS Barack Obama.

Aksi dihentikan sementara untuk melaksanakan sholat dzuhur bersama. Massa terlihat tenang dan khusyu’ saat melaksanakan sholat dzuhur berjama’ah walaupun hanya beralaskan koran dan spanduk yang mereka bawa untuk aksi ini.

Aksi dilanjutkan dengan pembacaan Syair oleh Putri dari Guru Besar sekaligus Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab yaitu bernaman Syarifah Rufaida binti M. Rizieq Syihab, Syarifah Rufaida membacakan sya’ir yang dinisbahkan untuk perjuangan pembubaran Ahmadiyah ini. Massa pun mendengarkannya dengan haru biru karena memang aksi kali ini masih tanpa kehadiran Guru Mulia mereka Habib Rizieq Syihab Ketua Umum FPI.

Tuntutan juga disampaikan oleh setiap tokoh-tokoh besar dari pimpinan pondok pesantren se-Indonesia juga dari berbagai macam Ormas-ormas Islam. Diantaranya ada Ketua Umum DPP Gerakan Reformis Islam (Garis) H.Chep Hermawan,

"SBY jangan menjadi pemimpin yang dzalim membiarkan umat Islam terhina oleh Ahmadiyah, karena itu secepatnya harus mengeluarkan Keppres tentang pembubaran Ahmadiyah," tegas H.Chep Hermawan dalam orasinya didepan Istana.

Ia pun menegaskan, jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mengeluarkan Keppres Pembubaran Ahmadiyah, maka umat Islam dihimbau untuk tidak memilih partai politik dan caleg yang mendukung SBY.

Usai sholat magrib yang dipimpin KH Misbahul Anam selaku Dewan Syuro FPI, massa membubarkan diri dengan tertib. Rencana menginap di depan Istana dibatalkan melihat ke-efektifan tujuan aksi. Sekjen FPI Ust. Shobri Lubis mengatakan, rencana menginap dirasa kurang efektif. Apalagi Presiden SBY enggan menemui mereka. "Kita rasa sudah cukup dan kurang efektif kalau kita menginap hari ini," kata beliau. (reporter fpi.or.id/adie)


Jadi, Siapa Sebenarnya Obama

Orang Amerika Serikat kini tengah dilanda kebingungan yang amat sangat akan identitas presidennya yang baru mereka pilih. Pasalnya, setelah beberapa waktu lalu terkuak keterikatan yang dalam antara Obama dengan Yahudi, maka sekarang, Newsweek melaporkan kalau Obama ternyata juga merupakan seorang keturunan komunis dari kedua orang tuanya.

Newsweek mengamati komentar-komentar Obama selama ini dan mendapatkan jika banyak kesamaan ide antara pemikiran Obama, konsep Illuminati, dan platform komunis. Illuminati, seperti yang kita ketahui, mengedepankan empat pilar identitas manusia yaitu: ras, agama, negara dan keluarga, persis sama seperti komunis. Illuminati tak lain adalah sebuah gerakan rahasia Yahudi, yang dipimpin Adam Weishaupt, seorang profesor ilmu agama, dan yang mengobarkan revolusi Prancis.

Dan inilah yang sering disebut-sebut oleh Obama dalam berbagai statemennya.

Salah satu bukti komentar Obama yang akan diingat oleh rakyat AS ketika ia memberikan pandangannya tentang sebuah kota kecil di AS. "Pergilah Anda ke sebuah kota kecil di Pennsylvania dan seperti banyak kota kecil lainnya di Midwest, lapangan pekerjaan tidak ada lagi sejak 25 tahun lalu dan tidak ada pekerjaan sebagai pengganti yang hilang tersebut. Dan tidaklah mengejutkan jika sikap mereka lebih tidak enak lagi, mereka bertaut kepada senapan atau agama atau antipati kepada orang yang tidak suka kepada mereka atau perasaan anti-imigran atau perasaan anti perdagangan sebagai sebuah cara untuk menjelaskan frustrasi mereka." ujarnya.

Obama melukiskan agama sebagai sebuah prasangka yang tidak logis yang disuapi oleh frustrasi ekonomi. "Sikap antipati kepada orang yang tidak menyukai mereka" mengacu kepada homoseks dan aktivis pejuang hak wanita yang telah menghancurkan institusi keluarga. "Anti imigran atau anti perdagangan" mengacu kepada kebijakan-kebijakan yang melindungi karakter nasional atau rasial. "Senapan" mengacu kepada perlunya untuk memandang orang ini bahwa mereka tidak mempunyai kekuatan.

Banyak para ahli yang percaya bahwa inti dari perkataan Obama tersebut benar-benar menyiratkan bahwa ia adalah seorang anggota Illuminati, demikian juga dengan Hillary Clinton dan John McCain. Dan kebetulan, ketiga orang inilah yang disodorkan AS dalam pemilu kemarin.

Sekarang, rakyat AS menyadari bahwa mereka dikacaukan oleh kecerobohan dalam pemilihan presiden selama lebih dari satu tahun dan hal ini akan merasakan akibatnya yang sangat parah, paling tidak, dalam waktu tujuh bulan mendatang. Tadinya mereka berharap, dengan dilaksanakannya pemilu tahun 2008, akan ada kesempatan untuk sebuah perubahan yang demokratis. Namun kenyataannya tidak. Hal ini kembali mengingatkan mereka pada beberapa tahun lampau ketika sesi pemilihan anggota Kongres. Publik memberikan mandat kepada Partai Demokrat, salah satunya untuk mengakhiri Perang Iraq. Apa yang terjadi? Bush bahkan mengirimkan lebih banyak tentara lagi ke Iraq.

Pendeta Menghujat, Muallaf Meralat 17

"Pendeta Menghujat Malaf Meralat karangan Mualaf / Kristolog H. Insan L.S. Mokoginta
Seseorang yang bernama Drs. H. Amos mengaku mantan Islam kemudian masuk Kristen, menulis sebuah buku berjudul ”UPACARA IBADAH HAJI”. Sepintas buku tersebut mirip buku “Pedoman Manasik Haji”, sebab cover depannya adalah Masjidil Haram terbitan Departemen Agama RI. Padahal buku tersebut diterbitkan oleh pihak Kristen yang isinya justru penuh hujatan, pelecehan dan tipu daya untuk memurtadkan umat Islam. Setelah kami selidiki, ternyata nama Drs. H. Amos tersebut hanyalah nama samaran. Aslinya bernama Drs. A. Poernama Winangun. Buku tersebut benar-benar berwajah Islam, apalagi dalam buku tersebut dia mengutip begitu banyak ayat-ayat Al Qur`an dan Hadits Nabi yang diselewengkan.

Pada cover depannya tertulis ”untuk kalangan sendiri”, tapi kenyataannya buku tersebut disebar luaskan ke kalangan umat Islam secara gratis sejak tahun 1998 sampai sekarang tahun 2008. Berikut ini kami sajikan dalam bentuk hujat (dari Pendeta) dan ralat (dari Muallaf/mantan Kristen), berdasarkan yang tertulis dalam bukunya ”Upacara Ibadah Haji”


Buku bersampul hijau itu berisi berbagai hal yang menyimpang dari ajaran Islam. Penyimpangan itu antara lain, ibadah haji merupakan penyembahan kepada berhala. Buku itu juga menyatakan kedudukan hadist lebih tinggi daripada Al Quran.

PENDETA : Upacara Ibadah Haji adalah salah satu kewajiban yang ditetapkan dalam Rukun Islam yang ke lima. Sebab itu sangatlah penting dan berguna untuk diketahui, apa Rukun Islam itu. Untuk mengetahui Rukun Islam ada baiknya perlu terlebih dahulu memahami Rukun Iman yang merupakan dasar prinsip keimanan dari Agama Bangsa Arab (hal 3).

MUALLAF: Pada kalimat di atas, ada dua kesalahan besar yang mendasar tulisan Pendeta tersebut. Pertama: Menyebut ”Ibadah Haji” dengan ”Upacara Ibadah Haji”, ini adalah peng-hinaan yang nyata kepada umat Islam. Menga-takan Ibadah Haji adalah bentuk ”upacara”, sama saja Ibadah Haji dikonotasikan seolah-olah bukan ajaran Allah, melainkan tata cara ritual buatan manusia.

Kedua: Mengganti istilah nama ”Agama Islam” dengan ”Agama Bangsa Arab” adalah penghinaan yang sangat jelas dan menantang iman umat Islam seluruh dunia, seolah Islam atau misi Nabi Muhammad SAW hanyalah untuk orang Arab saja. Jelas sekali Drs. H. Amos ingin menciptakan suatu opini terhadap dunia, seolah Islam hanyalah agama untuk orang Arab saja. Padahal justru misi Yesus-lah yang hanya untuk bangsanya sendiri yaitu Bani Israel saja. Dengan jujur dan polos Yesus sendiri bersabda dalam Injil Matius 15:24 sbb : Jawab Yesus ”Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”


PENDETA: Dalam Agama Bangsa Arab, ada enam prinsip keimanan, yaitu : (1) percaya kepada yang ghaib, (2) percaya kepada malaikat, (3) percaya kepada wahyu yang diturunkan Allah, (4) percaya kepada adanya akhirat/kiamat, (5) percaya kepada nabi-nabi, dan (6) percaya kepada qadar dan takdir. (hal.3)

MUALLAF: Di sini terlihat betapa piciknya cara berpikir dan pemahaman Drs. H. Amos tentang Islam. Murtadnya beliau dari agama Islam ke Kristen, bukan karena kehebatan ajaran Kristen, tapi karena awamnya beliau tentang agama Islam yang dia anut ketika itu. Kami yakin beliau dulunya hanya seorang Islam abangan. Susunan Rukun Iman yang benar dalam Islam adalah sesuai dengan ajaran Hadits shahih riwayat Buchari dan Muslim. Suatu hari Jibril bertanya kepada beliau tentang iman, maka beliau menjawab dengan sabdanya sbb :

”Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, kepada Kitab-Kitab-Nya, kepada para Rasul-Nya, kepada hari kiamat dan beriman kepada Qodar (takdir) yang baik maupun yang buruk”

Jadi urutan pertama yaitu beriman kepada Allah, bukan percaya kepada yang ghaib. Drs. H. Amos menulis Rukun Iman pertama yaitu ”Per-caya kepada yang ghaib”, ini jelas pelesetan yang disengaja. Iman adalah kepercayaan yang ada dalam sanubari, yang diikrarkan secara lisan dan diamalkan dalam bentuk rukun-rukun. Jadi iman tidak sama persis dengan percaya.

Sebab jika Rukun Iman yang pertama ”percaya kepada yang ghaib” seolah umat Islam harus beriman kepada hal-hal yang bersifat ghaib, seperti: setan, dedemit, genderuwo, mak lampir, jailangkung dan lainnya. Padahal bukan demikian ajaran Islam. Lagi-lagi di sini terlihat dengan jelas betapa awamnya Drs. H. Amor tentang ajaran Islam. Drs. H. Amos tidak paham justru berbicara tentang iman menurut agama barunya, justru bermasalah, sebab dalam ajaran Kristen, masalah iman tidak dijelaskan secara rinci seperti dalam Islam. Bahkan ayat-ayat tentang iman dalam Bible, bila dikritisi akan tampak tidak masuk akal sehat. Dan tidak mungkin bisa diterapkan pada zaman modern. Bahkan semakin dipikir semakin tidak masuk akal. Perhatikan iman dalam Bible berikut ini, menurut Injil Matius pasal 17 ayat 20 sbb :

”Ia berkata kepada mereka : ”Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu”.

Bila ayat tersebut diterapkan, maka dunia akan kacau jika gunung-gunung bisa dipindahkan hanya dengan iman. Jika semua orang Kristen yang mempunyai iman walaupun sebesar biji sawi bisa melakukan apa saja menurut kehendak mereka, sejak dahulu dunia ini sudah hancur berantakan. Kalau gunung-gunung saja bisa diperintah pindah dari tempatnya, apalagi benda-benda yang lebih kecil dari gunung. Memindahkan diri kita sendiri tentu jauh lebih mudah daripada memindahkan gunung. Sewaktu-waktu bila kita ingin dari Jakarta ke Medan, apakah cukup dengan iman kita langsung berada di Medan, tanpa harus naik pesawat terbang ?? Tentu saja mustahil ! Tapi sampai saat ini tidak ada satupun umat Kristen yang mengaku beriman kepada Yesus (baik Pendeta, Penginjil, Evangelis, Pastur, Uskup maupun Paus) yang mampu memindahkan gunung-gunung dengan imannya walaupun sebesar biji sesawi saja.

Berikut ajaran iman lainnya dalam Injil Markus pasal 16 ayat 17 & 18

(17) Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, (18) mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.

Jika ayat tersebut bisa dipraktekkan, maka sepanjang sejarah tidak perlu lagi orang Kristen mempelajari ilmu kedokteran, ilmu bahasa dan sastra. Sebab cukup hanya beriman kepada Yesus, umat Kristen mampu berbicara dalam segala bahasa tanpa harus belajar terlebih dahulu di Akademi Bahasa Asing. Dan juga dapat menyembuhkan segala macam penyakit tanpa harus kuliah di Fakultas Kedokteran. Cukup hanya menumpangkan tangan di atas kepala pasien, langsung sembuh !! Juga tidak perlu mengadakan KKR di lapangan terbuka dan mengundang orang-orang yang berpenyakit untuk disembuhkan. Datangi aja seluruh Rumah Sakit-Rumah Sakit. Semua pasien menginginkan kesembukan. Jika hanya dengan doa dan meletakkan tangan diatas kepala seseorang yang berpenyakit lalu sembuh, Rumah Sakit-Rumah Sakit akan kosong. Mungkin sekali berduyun-duyun orang akan memeluk Kristen. Tapi kenapa hal tersebut tidak dilakukan?

Karena ajaran iman seperti itu dalam Injil tidak benar, maka sampai saat ini tidak ada seorang Kristen yang bisa membuktikan ayat Injil tersebut. Bahkan sampai saat ini tidak ada seorang Pendeta atau Pastur yang berani minum racun untuk membuktikan keberanian imannya sesuai ajaran Injil tersebut. Bahkan Paus tertinggi yang berada di Vatikan pun belum pernah minum racun maut untuk membuktikan kebenaran ayat Injil tersebut. Kalau tidak terbukti, berarti ayat tersebut bukan firman Allah dan bukan ucapan yang keluar dari mulut Yesus, alias fiktif.

Dari berbagai penelitian, ternyata menurut para ahli, Injil Markus berakhir sampai pasal 16 ayat 8. Selebihnya ayat 9 s/d 20 adalah ayat tambahan. Berarti Markus pasal 16 ayat 17 & 18 termasuk ayat tambahan. Oleh sebab itu pada Alkitab Revise Standard Version, ayat tersebut sudah dihilangkan, alias dibuang, karena tidak ditemukan dalam naskah kuno. Jika ada Injil yang memuat Markus 16 ayat 9 s/d 20, pada ayat 9 s/d 20 ada catatan kakinya sbb : The two oldest Greek manuscripts, and some other authorities, omit from ver. 9 to 20. Some other authorities have a different ending to The Gospel. (Kedua naskah tertua dalam bahasa Greek, dan dari beberapa penulis, tidak memasukkan ayat 9 s/d 20. Beberapa penulis berbeda pada akhir Injil tersebut). Oleh sebab itu kami umat Islam yakin, tidak mungkin Yesus salah dalam memberitakan Injil, apalagi ajaran beliau tentang iman, pasti benar. Yang tidak benar atau yang salah pasti penulis-penulis Injil tersebut. [suara-islam.com]