Ketika sebuah ideologi dipertanyakan, sosok Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring ternyata anti dengan Partai Golkar. Pasalnya, pilihan paradigma bangsa yang membuatnya enggan berapresiasi pada partai berlogo pohon beringin itu.
Waktu itu, Tifatul yang masih SMP, sekitar tahun 1977 di Pejompongan mencoba hidup mandiri. Agar bisa bertahan hidup di Jakarta, dia pun berdagang di pasar Tanah Abang. Tak hanya itu sambil berdagang, pria kelahiran Bukit Tinggi, Sumbar ini juga nyambi jadi tukang sablon.
”Waktu SMP, saya pernah jadi tukang sablon di Pasar Tanah Abang,” kata Tif, begitu panggilan akrab Presiden PKS kepada wartawan di Kantor DPP PKS, Jalan Warung Buncit, Jakarta.
Yang menarik dari caleg DPR RI dari Dapil I Sumatera Utara ini, bertepatan dengan pesta demokrasi sedang digelar tepatnya tahun 1977, saat itu PPP keluar sebagai juara, mengalahkan Partai Golkar.
Mengenai kemenangan PPP tersebut, sambil bercanda, Tifatul menyatakan bahwa kemenangan PPP berkat dirinya yang jadi tukang sablon. Ceritanya pada saat kampanye, Tifatul tidak ikut turun ke lapangan atau berkeliling, tapi ia lebih konsisten tetap berdagang dan menyablon. Di satu sisi, pedagang dan tukang sablon ini memilah, berawal dari ketidaksukaannya kepada Golkar. Yakni menarik pembeli yang sedang melintas didepannya.
”Saya tarik saja orang-orang yang lewat, saya minta bajunya dilepas, lalu saya sablon baju-baju mereka dengan lambang PPP. Jadi PPP menang waktu itu karena saya,” ujarnya sambil tersenyum.
Tifatul juga menceritakan apa yang dilakukannya semata-mata karena kebenciannya dengan Partai Golkar. Sehingga dirinya rela tidak dibayar sepeserpun untuk menyablon baju orang-orang yang melintas di Pasar Tanah Abang. ”Saya tidak dibayar sama sekali, malah uang saya sendiri yang habis. Tapi saya senang dan puas karena PPP bisa menang waktu itu.”
Artikel & Foto: Rakyat Merdeka
0 komentar:
Posting Komentar