Today :

Not found what you looking for?:

Diposting oleh PUTRA BETAWI

Published on Senin, 04 Oktober 2010

Hubungan Seks Sesama Jenis Mengkhawatirkan

TEMPO Interaktif, BOGOR – Temuan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Bogor mengenai hubungan seks sesama jenis di kehidupan para remaja sudah memasuki tingkat mengkhawatirkan. Kondisi tersebut terungkap dalam seminar kesehatan remaja menyambut hari Kesehatan Nasional di Rumah Sakit Hermina.

“Kondisi ini menimbulkan persoalan karena banyak remaja yang terlibat dalam masalah tersebut,” kata Sekretaris Daerah Kota Bogor, Bambang Gunawan.

Disebutkan berdasarkan data tahun 2005-2009 dari Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kota Bogor kelompok penderita HIV terbesar usia 15-35 tahun.
Bambang menjelaskan salah satu faktor yang menyebabkan besarnya angka tersebut karena masih kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya penyakit akibat hubungan seks.

Berdasarkan survei remaja 2006, masih ada sekitar 29 persen remaja yang belum mengetahui tentang masalah reproduksi. Data lain menyebutkan ada 39 remaja yang belum memahami informasi tentang Prilaku Hidup Sehat (PHBS) 25 persen di antaranya kurang memahami masalah Penyakit Menular Seksual, 28 persen tidak mengetahui secara pasti bahaya penyebaran HIV/AIDS dan 20 persen tidak memiliki pemahaman bahaya penyalahgunaan rokok.

Bambang berharap peran serta dan kontribusi para remaja terpilih dalam Perr Counselor untuk menyampaikan informasi terkait masalah kesehatan remaja dan mengajak teman-temannya kepada hal-hal yang positif. “Melalui berbagai forum, Perr Counselor dapat berkontribusi dalam mendorong 18,8 juta remaja Kota Bogor menjalankan masa remajanya dengan karya-karya positif dan menghindarkan diri dari dampak negatif pergaulan, “ ungkapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Seksi Kesehatan Remaja dan Lansia Dinas Kesehatan Kota Bogor dr. Ratna Yunia mengatakan, seluruhnya Perr Counselor yang dibentuk di Kota Bogor berjumlah 1.700 orang dari 30 Sekolah yang ada di Kota Bogor. “Setiap Sekolah ditunjuk tiga siswa, dan seorang guru yang bertugas sebagai Peer Counselor.“

Para konselor diberikan pelatihan dan pembekalan sebagai Counseling oleh Dinas Kesehatan memalui Puskesmas–Puskesmas yang ada di Kota Bogor. “Peer Counselor akan menjadi teman curhat para remaja yang bermasalah. Sebab, biasanya para remaja akan lebih terbuka menyampaikan permasalahan dirinya kepada sesama temannya, daripada kepada orang tuanya, “ kata Ratna.

0 komentar:

Posting Komentar