Suasana ibukota Ekuador, Quito, sangat mencekam menyusul pemberontakan yang dilakukan ribuan polisi. Presiden Ekuador Rafael Correa ditembaki gas air mata dan dikepung di rumah sakit, National Police Hospital, selama 12 jam.
Polisi-polisi Ekuador, Kamis (30/9) waktu setempat, me lakukan demonstrasi spontan di penjuru negara karena kecewa dengan Undang-Undang (UU) layanan sipil yang baru. Kongres Ekuador, Rabu (29/9), melo loskan UU yang akan mengakhiri praktik pemberian medali dan bonus bagi anggota militer serta polisi Ekuador saat dipro mo si kan. UU ini juga memperpanjang periode promosi dari lima tahun menjadi tujuh tahun.
Polisi yang meradang meng ambil alih barak di Guayaquil, Quito dan Cuenca. Bandara ditu tup, jalan raya diblokir, ban-ban dibakar, mem buat bisnis dan sekolah ditutup serta memicu pen jarahan. Ang katan udara Ekuador menutup bandara Qui to’s Maris cal Sucre saat protes dimulai Kamis pagi waktu setempat (Ka mis malam WIB). Puluhan pe nerbangan dibatalkan dan tidak jelas kapan layanan internasional kembali beroperasi di bandara Quito, Guayaquil, dan Manta.
Sekolah-sekolah dan banyak perusahaan tutup di Quito ka rena tidak adanya perlindungan poli si. Penjarahan dilaporkan ter jadi di ibukota dan Guaya quil. Se tidak nya dua bank dibobol.
Presiden Cor rea (47) menemui polisi di mar kas Guayaquil, Ka mis (30/9) dengan niat berne go siasi. Namun, kedatangan Correa malah memicu ketegangan. Hal itu diawali dengan gaya Correa yang tak bersahabat. Presiden mem buka kemeja tampak me nan tangi polisi yang sedang marah.
“Jika Anda mau membunuh presiden, ini dia di sini. Bunuh dia kalau mau. Bunuh dia kalau be rani, daripada bersembunyi di ke ramaian (unjuk rasa),” tantang Correa dengan nada tinggi.
Mendengar tantangan sang presiden, polisi yang sudah ter bakar emosi itu, seperti disiram bensin. Kekacauan pun tak ter elakkan sehingga bentrokan ter jadi. Seketika polisi menembak kan air mata. Correa terkena dan menderita luka ri ngan. Dia lalu dilarikan ke rumah sakit.
Masalah belum selesai. Para pemrotes mengepung rumah sa kit itu. Polisi bentrok de ngan pa sukan keamanan dan pendukung presiden di sana. Correa pun ter kepung selama lebih dari 12 jam.
Sekitar 800 polisi di ibukota Quito bergabung dalam de mons trasi ini. Sepertinya demonstrasi ter jadi secara spontan. Jumlah demonstran di luar Quito tidak jelas. Ekuador memiliki sekitar 40 ribu polisi.
Di rumah sakit, Correa me nyebut pemberontakan ini adalah upaya kudeta yang didorong lawan politiknya bekas Presiden Lucio Gutierrez, pemimpin ku deta tahun 2000 yang meng gu lingkan Presiden Jamil Ma huad. Dalam sebuah wawancara, Gu tierrez membantah tudingan itu. Menteri Luar Negeri Ekuador Ri cardo Patino mengatakan, ada pemberontak yang berusaha me masuki rumah sakit melalui atap.
Correa mengaku saat negosiasi dengan polisi pemberontak, dia ber tanya apakah mereka memba ca un dang-undang. Ternyata ti dak ada yang membaca. Correa pun ber pendapat, polisi-polisi itu adalah korban rumor dan kebo hongan yang disebarkan media-media jahat. “Faktanya, undang-undang ini memberi polisi gaji yang lebih baik,” katanya.
Setelah terkepung 12 jam, ten tara mencoba menyelamatkan Cor rea, Kamis malam waktu se tempat atau Jumat WIB. Ten tara menembakkan senjata api, me lem par granat, menggunakan SUV berkecepatan tinggi untuk melarikan Correa keluar dari ru mah sakit menuju istana Caron delet. Palang Merah mengatakan, dua polisi tewas dan 37 lainnya ter luka dalam operasi pembeba san sang presiden.
Setiba di istana, Correa meng gelar jumpa pers di balkon. Ka tanya, aksi polisi ini bukanlah semata-mata protes masalah pe motongan gaji, tapi merupakan usaha kudeta. “Ada banyak pe nyusup, berpakaian sipil dan kita tahu mereka dari mana,” ujar Correa tanpa menyalahkan suatu pihak secara spesifik.
Menurutnya, mereka yang ber tang gung jawab atas pem berontakan ini akan dihukum. “Tidak akan ada pengampunan,” pungkas Correa. [RM]
Foto: Csmonitor
Diposting oleh
PUTRA BETAWI
Published on Senin, 04 Oktober 2010
Presiden Ekuador Dikudeta Ribuan Polisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar