Today :

Not found what you looking for?:

Diposting oleh PUTRA BETAWI

Published on Senin, 04 Oktober 2010

Jenazah Yuki dengan Dua Luka Tembak di Kepala

Yuki Wantoro Baru Masuk Islam 4 Tahun Lalu

SOLO – Salah satu pria yang ditembak mati tim Densus 88 di Sumatra Utara sepekan lalu adalah Yuki Wantoro 20, pemuda asal kota Solo ini baru dua tahun berada di Sumatra untuk bekerja di perkebunan, menurut penjelasan kakak laki-laki Yuki, Yudi Mansur 34.

Yudi Mansur 34, menceritakan bahwa sebenarnya keluarganya berasal dari keluarga Kristen. Kemudian beberapa anaknya menjadi Mualaf, setelah Yudi Mansur masuk Islam ia kemudian mendakwahi Yuki Wantoro adiknya. Kemudian empat tahun lalu Alhamdulillah Yuki Wantoro masuk Islam dan mulai mempelajari Islam. Namun kedua orang tua Yudi, yakni Sina Karyadi dan Ngatini masih Kristen. Bahkan menurut penuturan Yudi, ayahnya adalah seorang Kristen fanatik, “jaringan gereja ayah saya itu sampai ke Amerika,” kata Yudi Mansur saat ditemui MuslimDaily pada Selasa malam, 21/09/2010.

Menurut Yudi Mansur, ayahnya tidak peduli terhadap jenazah Yuki Wantoro 20, anaknya. Jika nanti jenazah anaknya tiba di Solo, Sina Karyadi tidak mengijinkan jenazah Yuki di semayamkan di rumah.

Persiapan Penyambutan Jenazah

Sementara itu menurut penuturan Yudi Mansur sebelum berangkat ke Jakarta Senin malam untuk mengambil jenazah adiknya, persiapan pemakaman Yuki Mansur akan dibantu oleh para remaja masjid di kota Solo. Diperkirakan ratusan remaja masjid dan laskar Islam akan mengikuti prosesi pemakaman ini. Jika jenazah sampai di Solo pada Selasa malam atau Rabu dinihari, maka pemakaman akan dilaksanakan pada hari Rabu 28/9/2010 siang.

Dua Luka Tembak di Kepala Yuki
Selasa malam 28/9 pukul 20.30 WIB, jenazah Yuki Wantoro bisa dibawa pulang. Proses pengambilan jenazah terhalang masalah surat serah terima jenazah karena banyak anggota Densus 88 yang seharusnya mengurusi bagian jenazah tidak ditempat. Kabarnya banyak anggota Densus 88 yang sedang dikirim ke Medan dan Padang.

Sebelumnya, sudah sejak pukul 11.00 WIB siang Yudi Mansur kakak Yuki beserta rombongan pengacara dari Solo sudah menunggu proses pengambilan jenazah, namun proses itu baru selesai pada malam harinya.

Menurut pernyataan Endro Sudarsono dari ISAC, selaku kuasa hukum keluarga Yuki Wantoro, ia mengatakan “Yudi mengakui jika jenazah yang berada di RS Polri Kramat Jati itu adalah Yuki adiknya. Ada dua luka tembak di pelipis kiri, satu luka tembak di leher kiri, tangan kiri patah. Tidak ada surat penangkapan,” demikian rilis yang diberikan ISAC kepada MuslimDaily.

Luka tembak tersebut diketahui pada saat proses memandikan setelah melalui identifikasi foto jenazah, Yudi Mansur yakin bahwa itu adiknya.

Diperkirakan jenazah akan tiba di kota Solo pada Rabu 29/9 sekitar pukul 09.00 WIB. Dan rencananya akan dimakamkan di pemakaman khusus Muslim di daerah Polokarto, Sukoharjo, sebelah timur perbatasan kota Solo. [muslimdaily.net]

Umat Islam Solo Sambut Jenazah Sang Muallaf Yuki Wantoro
Kedatangan Yuki Wantoro di Solo disambut bak pahlawan oleh umat Islam dengan gelar mujahid dan pahlawan Islam, meski ia ditembak mati oleh Densus dengan tuduhan terlibat perampokan Bank CIMB Medan. Sang muallaf ini juga diterima dengan baik oleh kedua orang tuanya yang masih Kristen.

Ba’da Subuh Rabu (29/9) ruas jalan yang menuju ke rumah Yuki, perlahan mulai didatangi umat Islam. Gapura yang menjadi tanda gang di mana kampung Tempen kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon terbentang spanduk besar bertuliskan “Selamat Syuhada Alloh, Pahlawan Islam.” Lebih kurang pukul 6.30 WIB rombongan jenazah tiba, satu mobil ambulan, mobil keluarga dan satu mobil patwal. Tanpa dikomando gemuruh takbir langsung membahana memenuhi ruang jalan.

Jenazah disemayamkan di Masjid Al-Hidayah, terus bergantian ratusan orang datang untuk menyalatkan jenasah sang muallaf yang ditembak brutal oleh Densus 88 tanpa status yang jelas. Tampak di seberang jalan raya para kuli tinta berkerumun menunggu untuk mengabadikan. Tak jauh disitu banyak pula para intel dari beberapa kesatuan juga tampak ikut melihat. Meski menggunakan baju preman wajahnya tak bisa menutupi identitasnya.

…ratusan orang datang untuk menyalatkan jenasah sang muallaf yang ditembak brutal oleh Densus 88 tanpa status yang jelas…

Poster berukuran A4 juga memenuhi di setiap gang kampung Tempen. Dengan kertas putih bertuliskan “TV One dilarang Masuk!”. Untuk yang kesekian kali Televisi milik grup Bakrie ini menjadi penolakan di setiap korban kebrutalan Densus 88. Beberapa ikhwan mengatakan alasan penolakan itu karena netralitas dan objektivitas TV One sangat diragukan.

“Karena selama ini TV One terlihat begitu getol menyiarkan berita yang tidak berimbang terhadap aktivis-aktivis Islam. Dan mereka begitu mesra dengan Densus 88,” papar seorang warga yang tidak mau dituliskan namanya.

Usai disemayamkan di masjid, jenazah Yuki dipindah ke rumah keluarganya. Meski sebelumnya tersiar kabar bahwa kedua orang tuanya menolak, namun pagi itu kedua orang tua Yuki yang masih Kristen, mau menerima jenazah pemuda yang ditembak di Medan beberapa waktu yang lalu. “Saya menerima mas. Bagaimanapun juga dia adalah anak saya. Yang membesarkan juga saya,” ujar Sina Karyadi. Sang ibunda, Ngatini juga tak bisa menahan kesedihannya. Air mata meleleh membasahi pipinya. Kurang lebih pukul 08.00 WIB raungan ambulan pengangkut jenazah merembat pelan menyusuri gang kecil menuju jalan raya.

“Allahu Akbar…Allahu Akbar..!!” Kepalan tangan para pelayat terangkat ke atas sambil meneriakkan takbir. Gema takbir itu terus gergelora hingga pagi dari ratusan aktivis dari penjuru kota Solo Raya yang memenuhi kampung Tempen Kelurahan Joyosuran

Perjalanan ke pemakaman memakan waktu setengah jam. Sebab pemakaman syariah itu berada di desa Wonosari RT 03 RW 13 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo yang jauh dengan rumah Yuki.

Sehari sebelumnya, Selasa (28/9/2010), tersiar kabar bahwa masyarakat di desa Wonosari sepakat menolak kedatangan jenazah Yuki, yang ditandatangani oleh ketua RT dan Kepala Desa. Penolakan ini adalah buah provokasi para musuh-musuh Islam terhadap warga yang tidak tahu apa-apa. Warga pun akan menolak dengan mencegat rombongan jenazah.

Namun untuk menangkis provokasi itu, Sekretaris ISAC (The Islamic Studies and Action Center, Endro Sudarso menegaskan tekadnya untuk memakamkan jenazah Yuki di makam desa. “Apapun resikonya, jenazah Yuki tetap akan dikubur di desa Wonosari apapun resikonya,” tekadnya.

Untuk mengantisipasi penolakan warga yang terprovokasi itu, maka Rabu (29/9) ba’da subuh kurang lebih 40 laskar dikirim ke tempat pemakaman tersebut. Ternyata ancaman para provokator yang menolak pemakaman tersebut hanya isapan jempol belaka, sampai jenazah tiba di pemakaman. Tak ada satupun warga yang menolak. Acara pemakaman pun berjalan dengan lancar.

Di sela-sela pemakaman, Endro Sudarso menjelaskan bahwa jenazah Yuki Wantoro sangat mengenaskan akibat siksaan Densus 88. Di tubuhnya terdapat beberapa bekas luka tembakan di tiga titik yaitu pelipis kiri dua buah dan leher sebelah kiri satu buah.

Kejanggalan lainnya, lanjut Endro, tangan kiri Yuki juga patah. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa Densus 88 melanggar HAM berat.

“Sampai jenazah Yuki dimakamkan pun, keluarga juga belum menerima Surat Penangkapan,” kesal Endro.

Perlakuan Densus ini menimbulkan ketidakjelasan terhadap status Yuki, apakah ia tersangka perampokan Bank CIMB Medan ataukah pelaku teroris. Namun, Densus 88 telah beringas membunuhnya. Untuk itulah keluarga dan ISAC bertekad akan mengusut semua kezaliman ini dan memproses semua pihak yang terkait.

…Perlakuan Densus ini menimbulkan ketidakjelasan terhadap status Yuki, apakah ia tersangka perampokan Bank CIMB Medan ataukah pelaku teroris. Keluarga dan ISAC bertekad akan mengusut semua kezaliman ini dan memproses semua pihak yang terkait…

Sebelumnya, dalam konferensi pers di Solo, Senin malam (27/9/2010), ISAC mengungkapkan banyak kejanggalan dalam penembakan Yuki oleh Densus 88. Menurut Sekretaris ISAC Endro Sudarso, penembakan Yuki oleh Densus dengan tudingan melakukan perampokan Bank CIMB Niaga pada tanggal 18 Agustus 2010 sangat tidak beralasan. Pasalnya, menurut Endro, Yuki mempunyai alibi kuat bahwa dia tidak terlibat dalam perampokan Bank CIMB Medan sesuai dengan beberapa kronologis lengkap dengan para saksinya, sbb:

1. Selasa, 17 Agustus 2010 Yuki berada dirumahnya, Tempen RT 04 RW 02 kelurahan Joyosuran kecamatan Pasar Kliwon Solo.

2. Sehari kemudian, Rabu 18 Agustus 2010 Yuki membeli pulsa kepada kakaknya, Yudi Mansur (34) dan bercanda dengan ibunya.

3. Kamis 19 Agustus 2010, Yudi Mansur, kakaknya memotret Yuki menggunakan kamera HP. Rencananya, foto ini akan digunakan untuk mengurus pembuatan KTP di kelurahan.

4. Jum’at 20 Agustus 2010 Yuki membuat KTP di Kecamatan Pasar Kliwon dengan menggunakan pas foto yang dibuatnya pada tanggal 19 Agustus 2010.

5. Sabtu 21 Agustus 2010 Yudi berpamitan ke Jakarta.

6. Ahad 19 September 2010, Yuki Wantoro ditembak mati oleh Densus dalam penggerebekan di sebuah rumah di Belawan, Sumatera Utara.

…Polri harus menjelaskan kepada umat terutama keluarga Yuki Purwanto, kenapa Yuki dituding terlibat perampokan CIMB Medan, padahal saat itu Yuki berada di Solo…

Karenanya, ISAC mendesak Polri untuk menjelaskan kepada umat terutama keluarga Yuki Purwanto, kenapa Yuki dituding terlibat perampokan CIMB Medan, padahal saat itu Yuki berada di Solo. [Voa-Islam.Com]

Yuki Wantoro Bukan Perampok Bank, Tapi di DOR !

0 komentar:

Posting Komentar