Today :

Not found what you looking for?:

Diposting oleh PUTRA BETAWI

Published on Senin, 04 Oktober 2010

Umat Islam Kembali Diusik, Kartun Nabi Muhammad akan Dicetak Ulang oleh Jyllands Posten

Kopenhagen – Editor Jyllands-Posten, Flemming Rose, yang pada 2005 memicu kemarahan umat Islam dunia karena kartun Nabi Muhammad yang dipublikasikannya, merilis sebuah buku, Rabu (29/9), yang juga memuat kartun kontroversial itu.

Surat kabar Denmark Jyllands-Posten seakan tidak pernah bosan untuk menghina umat Islam. Mereka berniat mencetak ulang buku kartun tentang Nabi Muhammad yang pernah menimbulkan kontroversi di di seluruh dunia beberapa tahun lalu.
”Buku ini segera keluar seperti yang direncanakan,” ujar Karsten Blauert dari Jyllands-Posten kepada AFP. ‘Tirani kesunyian’ yang dikeluarkan Kamis, lima tahun sejak hari pertama kali kartun Nabi Muhammad muncul di koran Jyllands-Posten.

Meskipun tidak akan mencetak ulang gambar secara terpisah, Blauert mengatakan, isi halaman dari buku itu akan menampilkan gambar-gambar kartun Nabi Muhammad yang pernah dimuat surat kabar itu. Ditanya mengenai reaksi keras yang bisa muncul dari penerbitan ulang buku ini, dia tampak meremehkannya. Dia berkata, ”Sudah jelas bahwa banyak hal yang akan terjadi, tapi semuanya sudah berjalan sesuai rencana, itu tak akan mengubahnya.”

Buku ini dibuat oleh Flemming Rose, redaktur budaya Jyllands-Posten. Dia lah yang mengeditor12 kartun Nabi Muhammad di halaman depan koran itu pada pada 30 September 2005. Akibat pemuatan kartun itu, Muslim di seluruh dunia mengecam koran itu dan menyesalkan Denmark yang membiarkan itu terjadi.

Penerbitan buku berjudul Tyranny of Silence itu dikhawatirkan akan memicu kekisruhan baru, bahkan bisa lebih parah dari 2005. Tak heran, Menlu Denmark, Lene Espersen, menyempatkan diri bertemu dengan 17 duta besar dari negara-negara Muslim, Rabu, untuk mencari cara mencegah munculnya krisis baru.

“Kekerasan dilakukan oleh orang-orang yang bereaksi atas kartun ini,” ujar Rose, yang sejak 2005 di bawah perlindungan polisi karena ancaman pembunuhan yang ia terima.

Rose juga menyatakan dirinya tidak menyesal berinisiatif memublikasikan 12 kartun itu, yang menjadi pintu perdebatan tentang kebebasan berekspresi di Denmark. [PR/KN/RB]

0 komentar:

Posting Komentar