Diterpa Seks Paskibra, Ini Kata Walikota Baru
VIVAnews - Syaifullah, mantan kepala Dinas Olah Raga (Disorda) DKI Jakarta, yang kini menjabat sebagai walikota Jakarta Pusat menolak untuk menangapi secara detail kasus pelecehan seksual Paskibra yang juga menyeret namanya untuk bertanggungjawab.
Setelah pelantikan di kantor Walikota Jakarta Pusat, Syaifullah menanggapi persoalan itu dengan ringan, karena telah diproses polisi. "Kan sudah ada proses di Polda. Untuk membahas itu lain waktu lah," ujar Syaifullah, Kamis, 4 November 2010.
Sebelumnya, sejumlah kalangan merasa kaget dengan pelantikan Syaifullah sebagai walikota Jakarta Pusat, menggantikan Sylviana Murni. Mereka menganggap ada proses yang tidak benar dalam pengangkatan Syaifullah.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Hadi Suseno, yang mengetahui secara jelas mengenai persoalan Paskibra DKI Jakarta, meyampaikan masih ada yang harus dipertanggungjawabkan Syaifullah, karena kasus Paskibra menyangkut anak-anak yang masih di bawah umur.
Menurut Hadi, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo juga dianggap tidak peka dan sensitif terhadap perasaan warga. Harusnya, Foke memberikan penghargaan bagi pegawai yang memiliki prestasi.
Sebagaimana diketahui, Syaifullah telah mengakui kalau dirinya merasa kecolongan dalam kasus pelecehan seksual dalam pelatihan anggota Paskibra DKI Jakarta. Dia mengakui tidak pernah menengok, mengawasi, kegiatan yang diselanggarakan Purna Paskibra Indonesia (PPI). (adi)
Banyak penyimpangan yang dilakukan PPI dalam pelaksaan Orientasi Kepaskibraan. Kejadian penelanjangan dan push up bertumpuk dalam keadaan telanjang terjadi dalam kegiatan itu.
Nada kecewa juga keluar dari Lauren Neville, salah satu orangtua korban pelecehan seks Paskibra yang melaporkan kasus ini kepada polisi.
Menurut Laurent, Syaifullah dianggap tidak profesional dalam menyelesaikan kasus pelecehan seks Paskibra. Malah, Syaifullah selalu membela PPI dalam kasus ini. Bahkan juklak dan juknis pelatihan Paskibra yang membolehkan melakukan kekerasan juga ketahui secara jelas oleh Syaifullah. (adi)
Jangan Ada Anggota Polri yang Dikorbankan untuk Atasannya
Jakarta - Kapolri Jenderal Trimur Pradopo didesak mengusut skandal keluar masuknya terdakwa kasus mafia pajak, Gayus Tambunan, dari rutan Mako Brimob dengan transparan. Jangan sampai ada anggota Polri yang dikorbankan sekadar untuk menutupi kesalahan atasannya.
"Pimpinan Polri harus betindak cepat. Jangan ada lagi peran-peran pengganti untuk menutupi pejabat tinggi Polri yang terlibat masalah ini," kata anggota Komisi III DPR Peter Zulkifli kepada detikcom, Kamis (11/11/2010).
Peter menegaskan, kasus ini sangat mencoreng citra Polri. Kepercayaan publik terhadap Polri akan semakin merosot. Karena itu Peter berharap, Kapolri tidak segan-segan menindak semua jajarannya yang terlibat.
"Jangan ada lagi oknum-oknum yang sangat tidak bermartabat. Hanya karena uang melupakan dan mengabaikan integritas lembaga negara. Siapa pun oknum yang terlibat bila perlu dipecat dengan tidak hormat," tegas Peter.
Peter juga meminta Polri serius menyelidiki rumor soal kepergian Gayus ke Bali. Sebab hal tersebut sangat mencederai rasa keadilan rakyat.
"Gayus dan oknum-oknum yang terlibat, telah menghina dan mempermalukan citra lembaga hukum yang seharusnya disegani dan dicintai rakyat," ungkap Peter.
Sebelumnya diberitakan, penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Mabes Polri telah menahan 6 polisi penjaga Rutan Mako Brimob. Kepala Rutan tersebut, Kompol Iwan P, mengaku menerima Rp 50-60 juta dari Gayus. Sedangkan anak buahnya kecipratan Rp 5-6 juta. Sungguh luar biasa!
Foto mirip Gayus yang sedang menonton tenis di Bali pada Jumat (5/11) juga kian menambah heboh. Saat itu seorang pria yang mirip Gayus tertangkap kamera tengah menonton pertandingan. Namun Gayus membantah.
Kini ada lagi foto mirip Gayus dengan seorang perempuan yang mirip Milana Anggraeini, istri Gayus Tambunan. Perempuan ini duduk tepat di belakang pria mirip Gayus Tambunan.
PD Masih Tunggu Bukti untuk Ambil Tindakan pada N
Jakarta - Partai Demokrat tak masalah wajah anggota DPR dari FPD, Mr N, nongol di cover depan tabloid C&R yang hilang dari pasaran. PD bersiap mencopot Mr N dari DPR jika perbuatan asusila yang dilakukannya terbukti.
"Ini kan yang dimaksud Nasaruddin, kita pada posisi yang sebenarnya persoalan itu diangkat kembali pihak tertentu," keluh Wakil Ketua Umum PD, Max Sopacua, kepada detikcom di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/11/2010).
Menurut Max, perselingkuhan Mr N sudah dilaporkan ke Badan Kehormatan (BK). PD tengah menunggu hasil perkembangan di BK DPR.
"Itu persoalan sudah lama sekali. Kalau diproses di BK silahkan saja," ujar Max.
Saat ini Max menuturkan, PD tengah menunggu hasil penyelidikan kepolisian. Kalau terbukti yang bersangkutan melecehkan bahkan berselingkuh, PD akan memecatnya.
"Kalau terbukti akan segera diberhentikan dari DPR," terang Max.
Sebelumnya tabloid C&R edisi 'Skandal Seks Wakil Rakyat' tiba-tiba hilang di pasaran. Karena itu, pihak manajemen mencetak ulang tabloid edisi tersebut.
"Karena hilang di pasaran, kami semalam memutuskan untuk cetak ulang sebanyak 75 ribu eksemplar dan akan didistribusikan ke agen-agen siang ini," kata Pemimpin Redaksi C&R, Ilham Bintang.
Tabloid C&R yang bertarif Rp 6.000 ini mengulas tentang kasus perselingkuhan anggota DPR asal PD berinisial N. C&R mengulas hal ini berdasarkan data dari Badan Kehormatan (BK) DPR yang menerima banyak laporan kasus perselingkuhan wakil rakyat.
"Ini kan yang dimaksud Nasaruddin, kita pada posisi yang sebenarnya persoalan itu diangkat kembali pihak tertentu," keluh Wakil Ketua Umum PD, Max Sopacua, kepada detikcom di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/11/2010).
Menurut Max, perselingkuhan Mr N sudah dilaporkan ke Badan Kehormatan (BK). PD tengah menunggu hasil perkembangan di BK DPR.
"Itu persoalan sudah lama sekali. Kalau diproses di BK silahkan saja," ujar Max.
Saat ini Max menuturkan, PD tengah menunggu hasil penyelidikan kepolisian. Kalau terbukti yang bersangkutan melecehkan bahkan berselingkuh, PD akan memecatnya.
"Kalau terbukti akan segera diberhentikan dari DPR," terang Max.
Sebelumnya tabloid C&R edisi 'Skandal Seks Wakil Rakyat' tiba-tiba hilang di pasaran. Karena itu, pihak manajemen mencetak ulang tabloid edisi tersebut.
"Karena hilang di pasaran, kami semalam memutuskan untuk cetak ulang sebanyak 75 ribu eksemplar dan akan didistribusikan ke agen-agen siang ini," kata Pemimpin Redaksi C&R, Ilham Bintang.
Tabloid C&R yang bertarif Rp 6.000 ini mengulas tentang kasus perselingkuhan anggota DPR asal PD berinisial N. C&R mengulas hal ini berdasarkan data dari Badan Kehormatan (BK) DPR yang menerima banyak laporan kasus perselingkuhan wakil rakyat.
Pendidikan Seks Mulai Diajarkan di Sekolah-sekolah Malaysia Tahun 2011
Kuala Lumpur - Pendidikan seks akan diajarkan di sekolah-sekolah di seluruh Malaysia mulai tahun 2011 mendatang. Langkah tersebut dilakukan untuk menangkal aksi pembuangan bayi yang kian marak di negeri jiran itu.
Wakil Menteri Pendidikan Malaysia Wee Ka Siong mengatakan, pendidikan seks akan diajarkan dalam mata pelajaran yang diberi nama 'pendidikan kesehatan reproduksi dan sosial'.
Mata pelajaran itu akan diperkenalkan di seluruh sekolah menengah mulai Januari 2011 sebagai bagian dari kurikulum nasional.
"Kita harus memerangi masalah-masalah kehamilan yang tidak diinginkan, pembuangan bayi ini di kalangan remaja serta pergaulan bebas," kata Wee kepada kantor berita AFP, Kamis (11/11/2010).
Diimbuhkan Wee, untuk memerangi masalah-masalah itu cuma bisa dilakukan melalui pendidikan. Yakni dengan memberikan informasi yang cukup pada remaja putra dan putra sehingga mereka bisa membuat keputusan yang tepat.
"Pelajaran ini bukan untuk mensensasionalkan seks atau mempromosikan pergaulan bebas. Pelajaran yang dimulai Januari 2011 ini akan memberikan informasi pada para siswa mengenai apa yang akan mereka alami dalam hal pubertas dan kedewasaan sehingga mereka tidak menjadi hamil atau bergaul bebas," tandas Wee.
Bulan lalu, Deputi Perdana Menteri yang merangkap Menteri Pendidikan Muhyiddin Yassin mengatakan, pelajaran seks tengah dipertimbangkan sebagai bagian dari rencana untuk menghentikan aksi pembuangan bayi. Belakangan ini aksi meninggalkan bayi-bayi di toilet dan tempat-tempat pembuangan sampah tersebut memang sedang mewabah di Malaysia.
Pada tahun 2009 lalu tercatat 79 kasus pembuangan bayi. Namun hingga pertengahan September tahun ini telah dilaporkan sekitar 70 kasus pembungan bayi. Peningkatan tersebut jelas menimbulkan kekhawatiran otoritas dan masyarakat Malaysia.
Gayus Sulit Dimiskinkan karena Punya Bargain Position Tinggi
Jakarta - Gayus Tambunan dinilai tidak hanya memiliki uang berlimpah-limpah. Pegawai Dirjen Pajak golongan IIIA itu juga punya banyak sekali informasi soal kasus pajak. Karena itulah, Gayus bisa 'main mata' dengan polisi.
"Polisi kan punya kepentingan dengan Gayus karena di pikiran Gayus ini kan ada banyak sekali nama (yang terlibat)," kata Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM Zaenal Arifin Mochtar kepada detikcom, Kamis (11/11/2010).
Karena kepentingan itulah, Gayus dinilai memiliki bargain position (posisi tawar) yang tinggi dengan polisi. Jika Gayus tidak punya uang pun, pria yang kini menjadi tersangka kasus mafia pajak itu tetap akan diperlakukan istimewa oleh polisi.
"Urusan dengan Gayus ini tidak melulu soal uang, siapa saja yang punya kepentingan akan mendekati Gayus ini. Karena dia itu paling tahu segala informasi soal kasus itu," kata dosen Fakultas Hukum UGM itu.
Zaenal mengatakan, menutup seluruh akses keuangan Gayus sulit dilakukan. Namun bukan berarti hal itu tidak bisa dilakukan. "Menutup pundi-pundi uangnya, itu sulit. Tapi upaya sterilisasi itu bolehlah dilakukan untuk mengurangi kemungkinan menyuap dengan uang," katanya.
"Namun kalau menurut saya, yang paling penting saat ini adalah membuat penanganan kasus Gayus ini lebih independen," kata Zaenal.
Bagaimana caranya, Zaenal memiliki dua solusi. Solusi pertama adalah dengan menyerahkan kasus itu kepada KPK. Sedang solusi yang lain, dengan memberi kewenangan kepada Satgas Pemberantasan Mafia Hukum untuk masuk dalam penanganan kasus Gayus.
"Kalau diambil alih KPK, itu relatif gampang. Tapi kalau solusi kedua, itu memang jadi agak ribet karena Presiden minimal harus merevisi Keppres-nya dan memperlebar kewenangan Satgas. Tapi walaupun ribet, bukan berarti tidak bisa dilakukan, tinggal mau atau tidak," ujar Zaenal.
Meski berstatus tahanan, Gayus disebut-sebut sangat bebas keluar masuk tahanan. Perlakuan istimewa itu konon diperoleh bapak tiga anak itu karena menyuap kepada Kepala Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Kabarnya, Gayus pun keluar sel setiap minggu.
Gayus Bolos, Kepala Rutan Brimob Tersangka
VIVAnews - Direktur III Badan Reserse dan Kriminal Polri, Brigjen Pol Ike Edwin mengatakan kesembilan petugas rumah tahanan Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok telah ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus 'kaburnya' Gayus Tambunan.
"Sejak dua hari yang lalu," kata Ike Edwin di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 11 November 2010.
Kesembilan anggota polisi yang dijadikan tersangka itu adalah Kepala Rutan Brimob dengan inisial Kompol IS, dan delapan anggotanya yang masing-masing Briptu BH, Briptu DA, Briptu DS, Briptu AD, Bripda ES, Bripda JP, Bripda S, dan Bripda B.
Selain diperiksa oleh Propam Mabes Polri, kesembilan anggota polisi itu diperiksa oleh Direktorat Pidana Korupsi Bareskrim. Pemeriksaan oleh Dit Pidkor Bareskrim itu dimaksudkan untuk mengusut kemungkinan suap yang diterima oleh kesembilan penjaga dari Gayus Tambunan untuk keluar rutan.
Seperti diberitakan, Gayus sempat keluar rutan pada akhir pekan lalu. Bahkan, seorang yang mirip Gayus tertangkap kamera sedang berada di Bali.
Sementara Gayus membantah bahwa foto yang beredar di media tersebut adalah dirinya. Hanya saja dia mengakui bahwa dirinya sempat keluar dari tahanan pekan lalu. Dia mengakui bahwa dia pulang ke rumahnya di Kelapa Gading, bukan ke Bali seperti yang diberitakan.
Namun demikian, Ike Edwin enggan untuk menyebutkan berapa besar suap yang telah diterima para penjaga rutan Mako Brimob tersebut dari Gayus sehingga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Dia juga tidak menyebutkan pasal apa yang dijeratkan kepada kesembilan polisi itu. "Tanya kepada Humas saja," kata dia.
Pesan Camat ke Milana: Jangan Seperti Gayus
VIVAnews - Camat Kelapa Gading Jupan Royter Tampubolon mengaku memberi rekomendasi agar Milana Anggraeni alias Rani, istri Gayus Tambunan terdakwa kasus mafia pajak, bekerja di kecamatan.
Namun Jupan membantah, Rani telah bekerja di Kecamatan Kelapa Gading. "Tidak benar itu. Dia belum bekerja di sini," kata Jupan.
Lalu bagaimana Milana bisa diterima di kecamatan Kelapa Gading? Dengarlah cerita pak camat ini. Sekitar empat bulan Rani datang menemuinya. Meminta rekomendasi dipindahkan ke Kecamatan Kelapa Gading. Karena hendak pindah ke kecamatan, keterangan pak camat ini memang perlu.
"Wewenang saya hanya sebatas memberikan rekomendasi, sedangkan yang memutuskan adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta," jelas Jupan.
Saat bertemu, ini pengakuan pak camat, dia tidak mengenal siapa Milana alias Rani yang menghadap dirinya itu. "Alasannya karena lokasi rumah dia berada di wilayah Kelapa Gading. Jadi dekat dengan kantor ini," tutur Jupan.
Selanjutnya Rani menyodorkan dokumen yang telah disiapkannya. "Saya lihat curriculum vitaenya, ternyata bagus sekali. Nilai Indeks Prestasi dia 3,4. Dia juga lulusan Universitas Indonesia," kata Jupan.
Sewaktu wawancara, Milana mengatakan mempunyai dua anak dan suaminya bekerja di Departemen Keuangan.
Melihat daftar riwayat hidup yang baik, Jupan akhirnya menyetujui Milana atau Rani dipindahkan ke Kecamatan Kelapa Gading. Setelah mendapat rekomendasi itu, Rani pun keluar dari ruang kerja Jupan.
Beberapa saat kemudian, Jupan bertemu lagi dengan Rani. Saat bertemu itu, Jupan mencoba memberikan pesan moral kepada Rani.
"Suami kamu kan bekerja di Depkeu. Bilang sama dia, jangan tergoda seperti Gayus," pesan Jupan kepada Rani. "Eh, ternyata Rani bilang, saya istri Gayus, Pak," lanjut Jupan sambil tertawa.
Meski akhirnya tahu Milana istri Gayus, Jupan mencoba profesional. "Saya langsung minta maaf. Tetapi saya bilang juga apa yang dilakukan Gayus tidak benar. Dan saya tetap memberikan rekomendasi saya, karena yang bermasalah adalah suami dia," begitu Jupan mengaku.
Suap Polisi, Gayus Ditinggal Pengacara
VIVAnews - Tim pengacara Gayus Tambunan akan meninggalkan kliennya jika tersandung dalam kasus dugaan penyuapan terhadap petugas Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
"Kami mendampingi dia (Gayus) untuk kasus mafia peradilan dan pajak saja. Kalau di luar itu, kita tidak mendampingi karena di luar tanggung jawab," kata salah satu pengacara Gayus, Pia Akbar Nasution, saat berbincang dengan VIVAnews, Kamis 11 November 2010.
Menurut Pia, pihaknya sama sekali tidak mengetahui jika Gayus keluar masuk rutan tanpa izin. Apalagi ada terindikasi menyuap petugas rutan. "Saat ini kami biasa bertemu setiap Senin dan Rabu saja dan saat dia diperiksa di Mabes Polri terkait kasus mafia. Kalau dia keluar masuk, itu di luar pengetahuan kami," ujarnya.
Gayus saat ini diduga melakukan penyuapan terhadap sembilan petugas Rutan Mako Brimob. Penyuapan itu dilakukan agar diberi kemudahan keluar masuk penjara yang dihuni sejak April 2010.
Buntut dari kasus dugaan keluarnya Gayus, Mabes Polri telah mengambil tindakan tegas. Mereka yang dianggap bertanggung jawab dalam peristiwa itu adalah Kepala Rutan Brimob, Komisaris Polisi Iwan Susanto. Tidak hanya itu, delapan anggotan Iwan juga turut diberi sanksi. Mereka yakni Briptu BH, Briptu DA, Briptu DS, Briptu AD, Bripda ES, Bripda JP, Bripda S, dan Bripda B.
Sembilan petugas Rutan Mako Brimob itu pun kini telah menjadi tersangka. Mereka diduga telah menerima suap dari Gayus agar dapat keluar dari rutan. Sembilan orang itu mengaku Gayus sudah sering keluar masuk tahanan sejak Juli 2010.
Untuk mudah keluar masuk tahanan, Gayus memberikan uang suap kepada Kepala Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. "Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, berapa yang diterima itu belum konkrit, tapi paling tidak antara Rp50 sampai Rp60 juta untuk si Kompol (Kompol Iwan Siswanto), tapi akan dikroscek."
Tak hanya si kepala rutan, Gayus juga diduga memberikan suap kepada penjaga rutan dibawah Iwan Siswanto. Jumlahnya bervariasi antara Rp5 juta dan Rp6 juta.ada yang Rp5 juta dan Rp6 juta," kata dia.
Berdasarkan penyelidikan Bareskrim, kata Iskandar, Kompol Iwan lah yang memiliki inisiatif yang menyebabkan bisa lolosnya Gayus keluar tahanan. (umi)
Gayus Sudah Keluar-Masuk Tahanan Sejak Juli
VIVAnews - Keluarnya Gayus Tambunan dari rumah tahanan (Rutan) markas Komando Brimob Kelapa Dua diduga tak hanya terjadi sekali saja. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari para penjaga rutan, keluarnya Gayus telah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu.
"Yang terungkap sekarang semenjak bulan Juli. Ini pengakuan dari kesembilan orang ini," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Iskandar Hasan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 11 November 2010.
Sejak bulan itu, Gayus diduga berulangkali keluar tahanan. "Hampir tiap minggu dia bisa keluar dengan mempengaruhi penjaga, seminggu sekali," kata dia.
Untuk memuluskan ulahnya, Gayus memberikan uang suap kepada Kepala Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. "Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, berapa yang diterima itu belum konkret, tapi paling tidak antara Rp50 sampai Rp60 juta untuk si Kompol (Kompol Iwan Siswanto), tapi akan dikroscek," kata dia.
Tak hanya si kepala rutan, Gayus juga diduga memberikan suap kepada penjaga rutan di bawah Iwan Siswanto. "Untuk anggota lain bervariasi ada yang Rp5 juta dan Rp6 juta," kata dia.
Berdasarkan penyelidikan Bareskrim, kata Iskandar, Kompol Iwan lah yang memiliki inisiatif yang menyebabkan bisa lolosnya Gayus keluar tahanan. "Sehingga tidak ada kaitannya dengan orang-orang di luar ini, tidak ada perintah dari orang alain," kata dia.
Kesembilan anggota polisi itu adalah kesembilan anggota polisi yang dijadikan tersangka itu adalah Kepala Rutan Brimob Kompol Iwan Siswanto, Briptu BH, Briptu DA, Briptu DS, Briptu AD, Bripda ES, Bripda JP, Bripda S, dan Bripda B.
Kesembilan orang itu telah ditahan sejak 8 November yang lalu. Dari hasil pemeriksaan Propam Polri bersama Dit Tipikor, kesembilan polisi ini telah memenuhi bukti permulaan cukup untuk dipersangkakan Pasal 5 Ayat 2, Pasal 11, dan Pasal 12, Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 dan 56 KUHP. (adi)
Ancaman Abu Vulkanik Terhadap Penerbangan
VIVAnews - Presiden AS Barack Obama sampai harus mempersingkat kunjungannya di Indonesia, Rabu 10 November 2010. Dan itu karena abu vulkanik Merapi yang telah meletus sejak 16 hari belakangan.
Maskapai penerbangan asing pun ramai-ramai urung menerbangkan armadanya ke Indonesia akibat abu vulkanik ini. Mereka adalah Cathay Pacific, Airways, Malaysia Airlines, Qantas, dan Lufthansa.
Abu vulkanik memang berbahaya bagi penerbangan. Pada April 1982, pesawat milik British Airways dengan rute penerbangan London Inggris -Auckland New Zealand, terkena debu vulkanik Gunung Galunggung sehingga musti mendarat darurat di Jakarta.
"Para penumpang, ini adalah kapten pesawat. Kita memiliki sedikit masalah, semua empat mesin pesawat kita mati," kata Kapten Eric Moody, kepada para penumpang, saat itu. Untungnya pesawat Boeing 747 - 200 itu bisa melewati kawasan abu vulkanik dan berhasil menghidupkan kembali tiga mesinnya.
Selain British Airway, pada Desember 1989, penerbangan maskapai KLM Flight 867 (Anchorage Alaska - Amsterdam Belanda) juga sempat disergap abu vulkanik Gunung Redoubt, di wilayar Aleutian.
Keempat mesin pesawat Boeing 747-400 itu juga sempat mengalami mesin mati. Untungnya, dua mesin bisa dihidupkan kembali sehingga pesawat bisa mendarat dengan selamat di Anchorage.
Pengalaman buruk di atas tentu saja membayangi rombongan kepresidenan AS yang tengah mengunjungi Indonesia. "Ini karena dampak abu vulkanik Merapi," kata Juru Bicara Gedung Putih Rebert Gibbs.
Mereka tidak mau ambil resiko karena tak ada yang bisa menjamin abu Merapi tak masuk ke dalam mesin pesawat Air Force One. Menurut badan riset geologi AS (USGS), bahaya yang ditimbulkan abu vulkanik mengancam penerbangan pesawat dari berbagai faktor.
-Menurunkan Kinerja Mesin dan Bisa Menyebabkan Gagal Mesin
Abu yang masuk ke dalam mesin jet bisa menyebabkan penurunan kinerja dan kerusakan yang tiba-tiba pada mesin. Endapan debu di bagian mesin yang panas, membuat unsur kaca dari debu vulkanik itu lumer dan menyelubungi bagian nozzle, pembakar, serta turbin. Ini jelas bisa mengurangi efisiensi pencampuran bahan bakar dengan udara yang masuk ke dalam mesin. Akibatnya, mesin akan mengalami kehilangan daya dorong, jalannya tersentak-sentak alias ngadat. Abu vulkanik juga bisa mengikis komponen bergerak pesawat seperti kompresor dan baling-baling turbin.
-Abu Mengabrasi Komponen luar pesawat
Abu vulkanik mengandung elemen yang keras seperti fragmun batu-batuan yang tajam, sehingga bersifat sangat abrasif. Ia dengan mudahnya menggerus komponen pesawat yang terbuat dari plastik, kaca, dan logam. Biasanya, sisi muka pesawat juga bisa rusak oleh debu vulkanik ini, termasuk kokpit, kaca kabin depan, pelindung lampu pendaratan, pinggiran sayap depan dan sayap rudder ekor, penutup mesin, dan bagian radar. Kaca kokpit juga bisa sangat terabrasi sehingga pilot mengalami kesuliatn untuk melihat jalur runway saat pendaratan.
-Abu Mengkontaminasi Interior Pesawat
Udara yang memasuki pesawat awalnya memasuki mesin. Namun abu lainnya juga bisa masuk melalui ventilasi dan masuk ke dalam pesawat. Abu ini bisa membuat sistem filter udara macet, menyebar ke seluruh kabin, mengkontaminasi peralatan kabin, karpet, penutup kursi, dan bantal. Bahkan, abu juga bisa mengakibatkan kerusakan sistem elektronik pesawat, termasuk sistem pembangkit listrik dan instrumen-instrumen navigasi
Relawan Merapi: Banyak Mayat Tulangnya Hancur
VIVAnews - Selama 10 tahun menjadi relawan, Eko Sulistyo (37), baru di Gunung Merapi ini dia menemui medan yang begitu sulit untuk mengevakuasi korban tewas. Buat dia, evakuasi korban letusan Merapi jauh lebih sulit dibanding medan bencana alam lain, bahkan jika dibandingkan tsunami Aceh 2004 sekalipun.
Sejak tahun 2000, Eko--ayah beranak tiga--bergabung di tim relawan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU). Dia sudah berkali-kali turut menggotong mayat-mayat yang bergelimpangan di wilayah bencana. Antara lain di Bantul dan Pangandaran pada 2006, letusan Merapi pada 2006, hingga dua bencana terakhir yang menghantam Tanah Air: tsunami Mentawai, Sumatera Barat; serta banjir bandang di Wasior, Papua Barat.
"Tingkat kesulitan di Merapi sangat tinggi karena sering mengeluarkan awan panas secara tiba-tiba. Bisa dalam sehari lima kali," katanya kepada VIVAnews.com, Kamis, 11 November 2010.
Awan panas dengan frekuensi dan volume tertinggi meluncur sejak 5 November dini hari. Yang bahaya, masih kata dia, jika saat sedang menggotong mayat tiba-tiba wedhus gembel meluncur.
Jika sudah begini, tim relawan pun hanya bisa berlari lintang-pukang, sekencang yang mereka bisa, untuk menyelamatkan nyawa mereka sembari membawa mayat. Lantaran itu, tidak jarang tim evakuasi harus bolak-balik turun dari lereng Merapi.
Tidak hanya itu, di lokasi debu dan pasir sisa wedhus gembel juga masih sangat panas. "Selama di Merapi, saya sudah tiga kali ganti sepatu," katanya.
Sepatu pertama, dari jenis biasa, langsung melepuh dan meleleh tak lama setelah menginjak debu panas itu. Berganti sepatu jenis kedua, tipe boot, juga melebur karena panas. Kini, Eko memakai sepatu khusus yang biasa dipakai pemadam kebakaran. Dan lumayan, lebih awet dipakai.
Saat mengevakuasi korban, Eko yang sehari-hari mengelola permainan tembak paintball dan pengusaha onderdil mobil tua Land Rover jenis Defender ini kerap dipercaya berada di garis paling depan. Dia adalah pembuka jalan pertama saat Desa Gelagaharjo, Cangkringan, ludes diterpa awan panas. Bukan apa-apa, ini karena ia punya alat yang tak dimiliki relawan lain: tongkat dan perangkat ski es. Dengan peralatan ini, dia bisa leluasa masuk ke daerah yang baru disapu awan panas.
Eko tak pernah lupa masing-masing kondisi jasad yang dia temukan. Ada yang tangannya sudah sangat kering dan rapuh. Ada yang bagian kepala dan tulang lainnya tak lagi bisa diangkut ke kantung mayat, karena sudah begitu hancur. "Apalagi waktu Jumat dini hari, saya melihat korban di Pakem semua sudah tertutup debu. Kulit mukanya terkelupas," katanya, terbata-bata.
Selama sepuluh tahun, Eko terus menguatkan istrinya, Fifi, dan ketiga anaknya untuk mengikhlaskan dia setiap kali berangkat ke medan bencana. "Saya selalu bilang ke istri, kalau kamu melihat orang salaman dengan Obama dan SBY, itu biasa. Tapi, kalau yang menggotong mayat, menyelamatkan orang, itu yang luar biasa. Tidak semua orang bisa." (kd)
• VIVAnews
Langganan:
Postingan (Atom)