Menjadi cantik luar dalam adalah dambaan setiap wanita. Salah satu masalah kesehatan reproduksi yang sering meresahkan dan bahkan mengganggu kenyamanan aktivitas seorang wanita adalah keputihan. Masalah ini bisa menjadi serius bila tidak dideteksi dan dicegah sedini mungkin karena keputihan bisa menjadi pemicu terjadinya kanker serviks maupun infeksi yang lain. Namun, hal ini tidak perlu terlalu dicemaskan. Sebab dengan rajin merawat organ tersebut kemungkinan resiko terjadinya kanker sangatlah kecil.
Keputihan dalam bahasa kedokteran sering disebut dengan istilah leukorrhea, yang artinya secret atau cairan yang dikeluarkan dari alat genetalia wanita yang bukan berupa darah. Secret tersebut dapat bervariasi dalam konsistensi, warna dan bau. Keputihan dapat dikategorikan suatu kondisi yang normal (fisiologis) atau bisa juga menjadi tanda adanya suatu penyakit (patofisiologis). Keputihan yang normal biasanya tidak berbau, tidak berwarna, tidak berlebihan dan tidak menimbulkan keluhan. Sedangkan keputihan yang tidak normal biasanya berwarna kuning atau hijau atau keabu-abuan, berbau amis atau busuk dan jumlahnya banyak sehingga sering menimbulkan keluhan, seperti menyebabkan rasa terbakar (gatal) pada daerah intim.
Vagina memiliki mekanisme perlindungan terhadap infeksi. Kelenjar pada vagina dan serviks (leher rahim) menghasilkan sekret yang bertujuan untuk perlindungan alami dan sebagai lubrikan mengurangi gesekan dinding vagina saat berjalan dan saat berhubungan seksual. Jumlah sekret yang dihasilkan tiap wanita juga bervariasi tergantung dari masing-masing wanita. Biasanya jumlah ini akan meningkat pada saat menjelang ovulasi, stress emosional dan saat terangsang secara seksual. Selain itu, juga mengandung flora normal basil doderlein yang berfungsi dalam keseimbangan ekosistem pada vagina sekaligus membuat lingkungan bersifat asam (pH 3,8-4,5) sehingga memiliki daya yang kuat terhadap infeksi. Dalam keadaan tertentu, misalnya perubahan hormonal pada kehamilan dan penggunaan pil KB, obat-obatan seperti steroid dan antibiotik, hubungan seksual dapat meningkatkan resiko keputihan yang tidak normal.
Ada banyak penyebab keputihan namun yang paling sering disebabkan oleh infeksi jamur candida, bakteri dan parasit seperti trikomonas yang menyebabkan peradangan pada vagina dan sekitarnya. Keputihan yang harus diwaspadai adalah keputihan yang berwarna kuning atau hijau atau keabu-abuan atau coklat, berbau tidak enak, jumlah banyak dan menimbulkan keluhan seperti gatal dan rasa terbakar pada daerah intim.
Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan sebaiknya penatalaksanaannya dilakukan sedini mungkin. Penatalaksanaan ini tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Golongan obat flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sedangkan keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual maka terapi juga diberikan kepada pasangan dan tidak dianjurkan melakukan hubungan seksual selama pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakanpencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan :
1. Biasakan pola hidup sehat., seperti diet seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stress berkepanjangan.
2. Setia kepada pasangan untuk mencegah penularan penyakit menular seksual
3. Jaga kebersihan daerah intim dengan menjaga “miss V” agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dalam yang dapat menyerap keringat, hindari pemakaian celana yang ketat, biasakan mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya.
4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang.
5. Jangan menggunakan cairan pembersih vagina yang terlalu berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. Untuk pemakaian jangka panjang sebaiknya memilih produk yang bisa memelihara ekosistem alami vagina, misalnya produk yang mengandung kombinasi asam laktat dan laktoserum. Produk ini tidak membunuh flora normal yang non patogen (lactobasilus) melainkan akan meningkatkan pertumbuhannya. Sedagkan untuk pemakaian jangka pendek sebaiknya memilih produk yang mengandung pembunuh bakteri. Misalnya produk yang mengandung ekstrak daun sirih yang mampu membunuh jamur candida albicans.
6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah intim karena bisa menyebabkan iritasi
7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan, seperti meminjam perlengkapan mandi dsb.
Penting untuk diperhatikan, jika sakit berlanjut, segera lakukan konsultasi dengan dokter spesialis.
0 komentar:
Posting Komentar