Jakarta – KabarNet: Semangat berkurban di hari raya Idul Adha ternyata dirasakan juga oleh Mak Yati (55), perempuan tua yang sehari-harinya bekerja mengumpulkan botol bekas itu menabung selama tiga tahun untuk berkurban dua ekor kambing. Walau susah payah, ia ingin memberikan kurban, bukan terus mengantre diberi daging kurban. Wanita yang berprofesi sebagai pemulung ini sempat ditertawakan saat bercerita seputar niatnya untuk berkurban. “Pada ketawa, bilang sudah pemulung, sudah tua, nggembel ngapain kurban,” cerita Yati, Jumat (26/10/2012).
Setiap hari Yati mengelilingi kawasan Tebet hingga Bukit Duri. Dia pernah kena asam urat sampai tak bisa jalan. Tapi Yati tetap bekerja, dia tak mau jadi pengemis. “Biar ngesot saya harus kerja. Waktu itu katanya saya asam urat karena kelelahan kerja. Maklum sehari biasa jalan jauh. Ada kali sepuluh kilo,” akunya.
Tapi Yati bergeming. Dia tetap meneruskan niatnya untuk membeli hewan kurban. Akhirnya setelah menabung tiga tahun, Yati bisa berkurban tahun ini. Yati mengaku sudah seumur hidup ingin berkurban. Wanita tua itu malu terus mengantre daging kurban. Keinginan ini terus menguat, saat Bulan Ramadan. Yati makin giat menabung. “Saya ingin sekali saja, seumur hidup memberikan daging kurban. Ada kepuasaan, rasanya tebal sekali di dada. Harapan saya semoga ini bukan yang terakhir,” jelasnya.
“Pada bilang apa tidak sayang, mending uangnya untuk yang lain. Tapi saya pikir sekali seumur hidup masa tidak pernah kurban. Malu cuma nunggu daging kurban,” beber Yati, seperti dirilis merdeka.com
Yati dan suaminya Maman sama-sama berprofesi sebagai pemulung. Pendapatan mereka jika digabung cuma Rp 25 ribu per hari. tapi akhirnya mereka bisa membeli dua ekor kambing. Masing-masing berharga Rp 1 juta dan Rp 2 juta. Dua ekor kambing itu disumbangkan ke Masjid Raya Al Ittihad di Tebet Jakarta.
Yati mengaku menabung tiga tahun untuk membeli dua ekor kambing kurban. Walau susah payah, mereka ingin memberikan kurban, bukan terus mengantre diberi daging kurban. “Saya nabung tiga tahun untuk beli dua ekor kambing. Yang besar itu saya beli Rp 2 juta, yang kecil Rp 1 juta,” kata Yati.
Tentu saja Jemaah Salat Idul Adha di Masjid Raya Al Ittihad, Tebet Barat, Jakarta Selatan, berdecak kagum. Sebelum salat dimulai, panitia Kurban mengumumkan perolehan sapi dan kambing yang diterima. “Perlu kami umumkan, kambing yang terbesar justru diberikan oleh seorang yang pekerjaannya pemulung. Beliau biasa berkeliling di sekitar Tebet sini,” ujar seorang panitia Kurban melalui pengeras suara, Jumat (26/10).
Ada sekitar 27 sapi dan kambing yang diterima panitia Kurban Masjid Al Ittihad. Pemulung yang namanya tak disebutkan itu menyerahkan kambing beberapa hari lalu. “Setiap hari, beliau pula yang memberi makan kambing tersebut,” kata pembawa acara.
Hampir seluruh jemaah salat terkesima mendengar pengumuman itu. Saat memimpin salat, suara imam pun bergetar seperti menahan tangis. Dua kambing itu diterima panitia Korban Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan. Saat Maman menyerahkan dua kambing untuk kurban, jamaah masjid megah tersebut meneteskan air mata haru. [KbrNet/Merdeka.com]
0 komentar:
Posting Komentar