Today :

Not found what you looking for?:

Diposting oleh PUTRA BETAWI

Published on Rabu, 22 April 2009

Pendeta Menghujat, Muallaf Meralat 17

"Pendeta Menghujat Malaf Meralat karangan Mualaf / Kristolog H. Insan L.S. Mokoginta
Seseorang yang bernama Drs. H. Amos mengaku mantan Islam kemudian masuk Kristen, menulis sebuah buku berjudul ”UPACARA IBADAH HAJI”. Sepintas buku tersebut mirip buku “Pedoman Manasik Haji”, sebab cover depannya adalah Masjidil Haram terbitan Departemen Agama RI. Padahal buku tersebut diterbitkan oleh pihak Kristen yang isinya justru penuh hujatan, pelecehan dan tipu daya untuk memurtadkan umat Islam. Setelah kami selidiki, ternyata nama Drs. H. Amos tersebut hanyalah nama samaran. Aslinya bernama Drs. A. Poernama Winangun. Buku tersebut benar-benar berwajah Islam, apalagi dalam buku tersebut dia mengutip begitu banyak ayat-ayat Al Qur`an dan Hadits Nabi yang diselewengkan.

Pada cover depannya tertulis ”untuk kalangan sendiri”, tapi kenyataannya buku tersebut disebar luaskan ke kalangan umat Islam secara gratis sejak tahun 1998 sampai sekarang tahun 2008. Berikut ini kami sajikan dalam bentuk hujat (dari Pendeta) dan ralat (dari Muallaf/mantan Kristen), berdasarkan yang tertulis dalam bukunya ”Upacara Ibadah Haji”


Buku bersampul hijau itu berisi berbagai hal yang menyimpang dari ajaran Islam. Penyimpangan itu antara lain, ibadah haji merupakan penyembahan kepada berhala. Buku itu juga menyatakan kedudukan hadist lebih tinggi daripada Al Quran.

PENDETA : Upacara Ibadah Haji adalah salah satu kewajiban yang ditetapkan dalam Rukun Islam yang ke lima. Sebab itu sangatlah penting dan berguna untuk diketahui, apa Rukun Islam itu. Untuk mengetahui Rukun Islam ada baiknya perlu terlebih dahulu memahami Rukun Iman yang merupakan dasar prinsip keimanan dari Agama Bangsa Arab (hal 3).

MUALLAF: Pada kalimat di atas, ada dua kesalahan besar yang mendasar tulisan Pendeta tersebut. Pertama: Menyebut ”Ibadah Haji” dengan ”Upacara Ibadah Haji”, ini adalah peng-hinaan yang nyata kepada umat Islam. Menga-takan Ibadah Haji adalah bentuk ”upacara”, sama saja Ibadah Haji dikonotasikan seolah-olah bukan ajaran Allah, melainkan tata cara ritual buatan manusia.

Kedua: Mengganti istilah nama ”Agama Islam” dengan ”Agama Bangsa Arab” adalah penghinaan yang sangat jelas dan menantang iman umat Islam seluruh dunia, seolah Islam atau misi Nabi Muhammad SAW hanyalah untuk orang Arab saja. Jelas sekali Drs. H. Amos ingin menciptakan suatu opini terhadap dunia, seolah Islam hanyalah agama untuk orang Arab saja. Padahal justru misi Yesus-lah yang hanya untuk bangsanya sendiri yaitu Bani Israel saja. Dengan jujur dan polos Yesus sendiri bersabda dalam Injil Matius 15:24 sbb : Jawab Yesus ”Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”


PENDETA: Dalam Agama Bangsa Arab, ada enam prinsip keimanan, yaitu : (1) percaya kepada yang ghaib, (2) percaya kepada malaikat, (3) percaya kepada wahyu yang diturunkan Allah, (4) percaya kepada adanya akhirat/kiamat, (5) percaya kepada nabi-nabi, dan (6) percaya kepada qadar dan takdir. (hal.3)

MUALLAF: Di sini terlihat betapa piciknya cara berpikir dan pemahaman Drs. H. Amos tentang Islam. Murtadnya beliau dari agama Islam ke Kristen, bukan karena kehebatan ajaran Kristen, tapi karena awamnya beliau tentang agama Islam yang dia anut ketika itu. Kami yakin beliau dulunya hanya seorang Islam abangan. Susunan Rukun Iman yang benar dalam Islam adalah sesuai dengan ajaran Hadits shahih riwayat Buchari dan Muslim. Suatu hari Jibril bertanya kepada beliau tentang iman, maka beliau menjawab dengan sabdanya sbb :

”Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, kepada Kitab-Kitab-Nya, kepada para Rasul-Nya, kepada hari kiamat dan beriman kepada Qodar (takdir) yang baik maupun yang buruk”

Jadi urutan pertama yaitu beriman kepada Allah, bukan percaya kepada yang ghaib. Drs. H. Amos menulis Rukun Iman pertama yaitu ”Per-caya kepada yang ghaib”, ini jelas pelesetan yang disengaja. Iman adalah kepercayaan yang ada dalam sanubari, yang diikrarkan secara lisan dan diamalkan dalam bentuk rukun-rukun. Jadi iman tidak sama persis dengan percaya.

Sebab jika Rukun Iman yang pertama ”percaya kepada yang ghaib” seolah umat Islam harus beriman kepada hal-hal yang bersifat ghaib, seperti: setan, dedemit, genderuwo, mak lampir, jailangkung dan lainnya. Padahal bukan demikian ajaran Islam. Lagi-lagi di sini terlihat dengan jelas betapa awamnya Drs. H. Amor tentang ajaran Islam. Drs. H. Amos tidak paham justru berbicara tentang iman menurut agama barunya, justru bermasalah, sebab dalam ajaran Kristen, masalah iman tidak dijelaskan secara rinci seperti dalam Islam. Bahkan ayat-ayat tentang iman dalam Bible, bila dikritisi akan tampak tidak masuk akal sehat. Dan tidak mungkin bisa diterapkan pada zaman modern. Bahkan semakin dipikir semakin tidak masuk akal. Perhatikan iman dalam Bible berikut ini, menurut Injil Matius pasal 17 ayat 20 sbb :

”Ia berkata kepada mereka : ”Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu”.

Bila ayat tersebut diterapkan, maka dunia akan kacau jika gunung-gunung bisa dipindahkan hanya dengan iman. Jika semua orang Kristen yang mempunyai iman walaupun sebesar biji sawi bisa melakukan apa saja menurut kehendak mereka, sejak dahulu dunia ini sudah hancur berantakan. Kalau gunung-gunung saja bisa diperintah pindah dari tempatnya, apalagi benda-benda yang lebih kecil dari gunung. Memindahkan diri kita sendiri tentu jauh lebih mudah daripada memindahkan gunung. Sewaktu-waktu bila kita ingin dari Jakarta ke Medan, apakah cukup dengan iman kita langsung berada di Medan, tanpa harus naik pesawat terbang ?? Tentu saja mustahil ! Tapi sampai saat ini tidak ada satupun umat Kristen yang mengaku beriman kepada Yesus (baik Pendeta, Penginjil, Evangelis, Pastur, Uskup maupun Paus) yang mampu memindahkan gunung-gunung dengan imannya walaupun sebesar biji sesawi saja.

Berikut ajaran iman lainnya dalam Injil Markus pasal 16 ayat 17 & 18

(17) Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, (18) mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.

Jika ayat tersebut bisa dipraktekkan, maka sepanjang sejarah tidak perlu lagi orang Kristen mempelajari ilmu kedokteran, ilmu bahasa dan sastra. Sebab cukup hanya beriman kepada Yesus, umat Kristen mampu berbicara dalam segala bahasa tanpa harus belajar terlebih dahulu di Akademi Bahasa Asing. Dan juga dapat menyembuhkan segala macam penyakit tanpa harus kuliah di Fakultas Kedokteran. Cukup hanya menumpangkan tangan di atas kepala pasien, langsung sembuh !! Juga tidak perlu mengadakan KKR di lapangan terbuka dan mengundang orang-orang yang berpenyakit untuk disembuhkan. Datangi aja seluruh Rumah Sakit-Rumah Sakit. Semua pasien menginginkan kesembukan. Jika hanya dengan doa dan meletakkan tangan diatas kepala seseorang yang berpenyakit lalu sembuh, Rumah Sakit-Rumah Sakit akan kosong. Mungkin sekali berduyun-duyun orang akan memeluk Kristen. Tapi kenapa hal tersebut tidak dilakukan?

Karena ajaran iman seperti itu dalam Injil tidak benar, maka sampai saat ini tidak ada seorang Kristen yang bisa membuktikan ayat Injil tersebut. Bahkan sampai saat ini tidak ada seorang Pendeta atau Pastur yang berani minum racun untuk membuktikan keberanian imannya sesuai ajaran Injil tersebut. Bahkan Paus tertinggi yang berada di Vatikan pun belum pernah minum racun maut untuk membuktikan kebenaran ayat Injil tersebut. Kalau tidak terbukti, berarti ayat tersebut bukan firman Allah dan bukan ucapan yang keluar dari mulut Yesus, alias fiktif.

Dari berbagai penelitian, ternyata menurut para ahli, Injil Markus berakhir sampai pasal 16 ayat 8. Selebihnya ayat 9 s/d 20 adalah ayat tambahan. Berarti Markus pasal 16 ayat 17 & 18 termasuk ayat tambahan. Oleh sebab itu pada Alkitab Revise Standard Version, ayat tersebut sudah dihilangkan, alias dibuang, karena tidak ditemukan dalam naskah kuno. Jika ada Injil yang memuat Markus 16 ayat 9 s/d 20, pada ayat 9 s/d 20 ada catatan kakinya sbb : The two oldest Greek manuscripts, and some other authorities, omit from ver. 9 to 20. Some other authorities have a different ending to The Gospel. (Kedua naskah tertua dalam bahasa Greek, dan dari beberapa penulis, tidak memasukkan ayat 9 s/d 20. Beberapa penulis berbeda pada akhir Injil tersebut). Oleh sebab itu kami umat Islam yakin, tidak mungkin Yesus salah dalam memberitakan Injil, apalagi ajaran beliau tentang iman, pasti benar. Yang tidak benar atau yang salah pasti penulis-penulis Injil tersebut. [suara-islam.com]

0 komentar:

Posting Komentar