Diposting oleh
PUTRA BETAWI
Published on Minggu, 22 Januari 2012
Bersekolah Bagaikan Berjuang Melawan Maut
Liputan6.com, Lebak: Pemandangan di Kabupaten Lebak, Banten, sungguh ironis. Anak-anak sekolah terpkasa meniti jembatan gantung yang rusak hanya dengan berpegangan tangan. Dan, di bawahnya arus deras Sungai Ciberang bisa mengancam jiwa mereka kapan saja. Bagi mereka, bersekolah bagaikan berjuang melawan maut.
Pantauan tim SCTV, Kamis (19/1), para siswa yang hanya mengandalkan kedua belah tangan mereka memegang besi jembatan yang rusak. Mereka juga harus meniti bilah-bilah kayu yang rusak. Diduga jembatan sepanjang 100 meter ini putus akibat banjir besar beberapa waktu lalu yang membuat volume air Sungai Ciberang ini meluap.
Warga berharap jembatan segera diperbaiki. Ia dan sebagian orang tua khawatir keselamatan anak-anak mereka. Untuk mengambil rute lain mereka tak sanggup karena harus mengeluarkan uang. "Kalau ke sekolah lewat jalan lain harus keluar ongkos, akhirnya mereka harus lewat jembatan gantung walaupun bahaya," ujar Maemunah.
Namun hingga kini belum ada tanda-tanda jembatan diperbaiki, meski nyawa bocah tak berdosa menjadi taruhanya. Jembatan rusak juga membuat warga yang sakit terpaksa dirawat di rumah. Sejak jembatan putus, warga terisolir. Mereka harus melintasi hutan sejauh lima kilometer dengan kondisi becek jika ingin ke kota terdekat.(ADI/JUM)
http://berita.liputan6.com/read/3730...g-melawan-maut
Kalau teringat proyek milyaran DPR, b4jingan betul mereka masih bisa minta tempat duduk enak dan impor, wc dengan harga puluhan juta, sementara uang2 tersebut bisa dihemat dan digunakan untuk memperbaiki fasilitas publik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat seperti anak2 yang mempertaruhkan nyawa mereka ini demi masa depan mereka ...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar