Today :

Not found what you looking for?:

Diposting oleh PUTRA BETAWI

Published on Selasa, 20 Maret 2012

68% Siswa SD di Indonesia Mengakses Situs Porno


Jakarta – KabarNet: Pengaruh kemaksiatan dan kemesuman masih saja meracuni kehidupan bangsa Indonesia. Kalau bulan yang lalu Indonesia dinobatkan sebagai Juara Dunia Pengakses Situs Porno dan Mesum Tingkat Internasional, sementara tahun 2011 yang lalu Indonesia berhasil menyabet predikat Juara Dua “Surga” Pornografi Terbesar di Dunia. Maka kini ada lagi berita miris yang menimpa bangsa tercinta ini. Sebuah riset ilmiah kembali membuktikan bahwa 68 persen anak-anak siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) kelas 4, 5 dan 6 di Indonesia sudah kecanduan pornografi dalam stadium yang sangat mengkhawatirkan.

Terbukti benar pendapat yang mengatakan bahwa Internet bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi internet memberi banyak manfaat, namun pada sisi yang lain internet sarat dengan mudharat. “Salah satu mudharatnya adalah penyalahgunaan oleh anak untuk menelusuri situs dewasa,” tutur Nenden Esty Nurhayati, konselor pada Yayasan Kita & Buah Hati.

Dalam sebuah seminar bertema ‘Online Child Phornography” yang diselenggarakan oleh Departemen Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, pada hari Kamis (15/3/2012), Nenden Esty Nurhayati mengungkapkan bahwa berdasarkan survei pada sekitar 4.000-an siswa-siswi sekolah dasar kelas 4,5, dan 6, terbukti sebanyak 68 persen mengaku pernah mengakses konten pornografi. Bahkan, tambahnya, beberapa dari siswa-siswi tersebut sudah dalam tahap kecanduan pornografi.

Selanjutnya Nenden mengatakan, dalam industri pornografi, anak menjadi objek seksualitas yang dijual secara online dalam bentuk video, gambar, serta dalam bentuk fisik berupa penjualan anak itu sendiri. Bukan hanya itu saja, karena kurangnya kontrol sosial dari lingkungan, akhirnya mengakibatkan anak menjadi konsumen konten-konten pornografi yang ditawarkan di berbagai media elektronik online.

“Dalam pornografi yang melibatkan anak-anak, baik sebagai pelaku maupun konsumen, mereka sama-sama merupakan korban,” ujarnya. Menurut Nenden, anak-anak yang mengalami kecanduan pornografi akan menjadi generasi yang hilang. “Akan lebih sulit menyembuhkan, kalau tak dikenali gejalanya dari awal,” katanya.

Lebih lanjut Nenden menjabarkan beberapa ciri-ciri anak yang mengalami kecanduan pornografi, yaitu antara lain mudah haus dan tenggorokan terasa kering, sering minum, sering buang air kecil, sering berkhayal, sulit berkonsentrasi, jika bicara cenderung menghindari kontak mata, sering bermain PS & internet dalam waktu yang lama, prestasi akademis menurun, main dengan teman/kelompok yang ‘itu-itu’ saja, dan berperilaku aneh.

Bila anak menunjukkan tanda-tanda demikian, kata Nenden, orang tua wajib waspada dan mencari pertolongan segera. “Jangan menghakimi anak. Sebaliknya, rangkul dan ajak dia bicara,” katanya.

Nenden menyarankan agar orang tua menguasai cara berinternet dan selalu mengecek riwayat koneksi internet anak. Selain itu, ia juga menganjurkan agar orang tua juga ‘berteman’ di jagad maya dengan teman-teman sang anak. “Selalu berdiskusi dan ajak anak bijak menggunakan internet,” tandasnya.

Prestasi Indonesia sebagai Juara Dunia Pengakses Situs Porno dan Mesum Tingkat Internasional, dan Juara Dua “Surga” Pornografi Terbesar di Dunia (setelah Rusia, red.) rupanya menarik perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membentuk gugus tugas pencegahan dan penanganan pornografi. Tim yang terdiri dari sejumlah menteri dan para kepala daerah ini diharapkan bekerja secara terpadu untuk membasmi pornografi.

Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Pornografi ini dibentuk oleh Presiden SBY melalui Perpres No 25 Tahun 2012 pada tanggal 2 Maret 2012 yang baru lalu. Perpres tersebut mengacu pada Undang-undang Nomor 44 Pasal 42 Tahun 2008 yang mengatur tentang masalah Pornografi, yang memang mengamanatkan pembentukan semacam gugus tugas untuk menganggulangi bahaya laten penyakit masyarakat ini.

Kita semua berharap agar upaya Gugus Tugas bentukan Presiden SBY tersebut bisa segera membuahkan hasil yang positif dalam memberantas pornografi di negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini, agar di masa mendatang prestasi Internasional bangsa Indonesia dalam bidang kemaksiatan bisa segera menurun ke peringkat yang lebih rendah, dan tidak menjadi “juara” lagi. [KbrNet/adl]

0 komentar:

Posting Komentar