Diposting oleh
PUTRA BETAWI
Published on Selasa, 20 Maret 2012
Dewan Adat Dayak: Kami Tidak Pernah Melarang FPI
Pontianak – KabarNet: Syahroni, salah satu anggota Dewan Syuro FPI Kalbar, saat terjadi kericuhan antara kelompok yang mengaku warga Dayak dengan pihak FPI, ia langsung turun ke lapangan. Syahroni tiba di lokasi menenangkan massanya serta simpatisan. Diduga ada provokator yang menyebabkan munculnya keributan ini. “Kami minta masyarakat jangan terprovokasi dengan hal-hal yang tidak diinginkan. Kami juga meminta penegak hukum agar mencari provokator yang menjadi pemicu. Karena hal ini sudah dimasuki provokator,” kata Syahroni saat itu, Rabu (14/3/12).
Dia juga mengingatkan bahwa ada kelompok atau aktor intelektual yang ingin memperkeruh suasana dan memanfaatkan situasi menjelang Pilgub Kalbar 2012 ini. “Warga Kalbar jangan terprovokasi. Ada yang ingin memecah belah hubungan antar umat beragama, antar etnis, agar situasi politik kacau menjelang pilgub. Kami hanya meminta penegak hukum mencari provokatornya pemicu keributan, dan ditindak,” tegasnya lagi.
Martius, 54, salah seorang yang mengaku sebagai pengurus DAD Kalbar ketika di lokasi keributan bersama Syahroni, juga tidak pernah menolak FPI atau apa pun. “Yang penting situasi Kalbar aman, jangan sampai masyarakat terpecah belah. Kita tidak pernah membawa konsep yang tidak bagus. Bahkan sejak tahun 2000 hingga sekarang tetap berjalan dengan baik,” ujarnya.
Martius mengatakan perlunya duduk satu meja, bertemu membahas permasalahan yang terjadi. “Masalah ini tidak ada kaitannya dengan yang terjadi di Kalteng. Kita akan berkoordinasi bagaimana caranya, agar jangan sampai terjadi keributan,” tandasnya.
Kembali kata Syahroni, ia menjelaskan Pihak FPI sudah melakukan pertemuan dengan Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar, Drs. Yakobus Kumis untuk diajak dialog menjaga keamanan Kalbar. “Ini sudah dimasuki provokator yang mencoba memecah belah hubungan yang sudah dibangun selama ini. Aktor, kelompok, atau siapa pun yang menjadi provokator harus dicari agar tidak menjadi bumerang,” ujar Syahroni.
Pertemuan itu dihadiri Ketua DPW FPI Kalbar Habib Muhammad Iskandar Al-Kadrie, Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar, Drs. Yakobus Kumis, Ketua DPC FPI Kota Pontianak, Habib Ishaq Ali, dan Wakil Wali Kota Pontianak, Paryadi, serta beberapa tokoh masyarakat Kalbar lainnya, Rabu, (14/03/2012).
Dalam dialog tersebut, Ketua DPW FPI Kalbar Habib Muhammad Iskandar Al-Kadrie mengaku sudah menerima pesan singkat (SMS) dari Ketua Umum DPP FPI Habib Rizieq Syihab. Isi SMS, Habib Rizieq meminta semua pihak agar mengedepankan dialog untuk mencari solusi dan pihaknya akan mendoakan agar Allah melindungi.
“Kami mengimbau masyarakat Kalbar agar tidak terprovokasi jika menerima pesan via SMS berkaitan insiden di Asrama Mahasiswa Pangsuma. Itu tidak benar dan bisa memancing pertikaian serta memicu situasi menjadi tidak kondusif,” kata Safaruddin yang ikut hadir dalam memediasi pihak FPI dengan DAD Kalbar di Polresta Pontianak.
Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar, Yakobus Kumis yang hadir dalam pertemuan ini mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah lama ingin berdialog dengan FPI. Keinginan itu baru tercapai ketika Habib Rizieq berkunjung ke Pontianak memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. “Saya sebenarnya sudah lama ingin menjalin komunikasi dengan FPI. Dan baru kemarin saya bisa berdialog langsung dengan Habib Rizieq. Maksudnya, saya tidak mau main di belakang karena dialog merupakan salah satu yang terbaik untuk menjalin komunikasi,” katanya.
Yakobus Kumis juga mengimbau jangan ada gerakan apapun terkait insiden yang terjadi di Asrama Mahasiswa Pangsuma Pontianak. “Setelah proses mediasi ini, kami minta jangan ada gerakan apapun. Lebih baik jika ada persoalan kita selesaikan dengan dialog,” imbaunya.
Selain itu, dia menegaskan bahwa Gubernur Kalbar, Cornelis, tidak pernah melarang FPI di sini. “Jadi, jangan mudah terprovokasi oleh SMS yang menyesatkan. Kita ini mau hidup berdampingan antar-satu sama lainnya,” jelasnya.
Hal senada juga dikatakan Kapolresta Kombes Pol Muharrom mengatakan semuanya sudah bisa diatasi. Diharapkan masyarakat jangan terpancing isu demi menjaga situasi yang kondusif. “Semuanya sudah bisa kita atasi, tidak terjadi apa-apa,” ujarnya.
Muharrom Riyadi dan meyakini mahasiswa yang berdomisili di Asrama Mahasiswa Pangsuma tidak tahu apa-apa soal ini. “Saya yakin mahasiswa tidak tahu apa-apa mengenai persoalan ini,”
Sayang, pasca digelarnya pertemuan pada Rabu malam (14/03/2012), ternyata Kamis Pagi (15/03), Pontianak tiba-tiba kembali memanas. Massa yang terlanjur terprovokasi hendak berdemonstrasi menolak FPI dengan ratusan orang. Massa FPI bersama umat Islam pun melakukan reaksi turun ke jalan sehingga terjadi ketegangan diantara kedua belah pihak.
Namun situasi ini dapat dikendalikan, pihak keamanan bertindak cepat. Kamis subuh, ratusan aparat sudah berada di lokasi. Sejumlah 364 anggota Brigade Mobil (Brimob) diturunkan ke Kota Pontianak, Kalimantan Barat, untuk berjaga-jaga dan mengantisipasi berlanjutnya kisruh. Penjagaan yang ketat juga dilakukan oleh aparat di beberapa lokasi yang dianggap berpotensi menimbulkan konflik.
Hingga saat ini, situasi dan kondisi sudah kondusif dan sudah tidak ada konsentrasi massa dalam jumlah besar di sudut-sudut jalan atau gang. Semoga Pontianak kembali segera damai. [KbarNet/muslimdaily]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar