Diposting oleh
PUTRA BETAWI
Published on Rabu, 22 Juni 2011
Mahasiswa: SBY Presiden Gombal yang Mendunia
Kisah pilu Nirmala Bonat, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menjadi korban penganiayaan majikannya di Malaysia dan berita duka tentang Sariam, 35, TKI asal Cianjur, Jawa Barat, yang disiksa majikannya selama tiga bulan di Kota Jouf, Saudi Arabia, tidak pernah jadi pelajaran buat pemerintah.
Demikian dikatakan Ketum DPP Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Windu Wijaya. Menurutnya, pemancungan terhadap Ruyati oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi adalah bukti nyata ketidakmampuan negara melindungi warga negara.
Pemerintah di bawah kepemimpinan SBY-Boediono terkesan hanya mengharapkan sumbangan devisa yang dikirim oleh TKI ke Indonesia namun acuh tak acuh dan lalai dalam melindungi keselamatan dan kepentingan hukum para TKI.
“Bila saja Presiden SBY serius untuk menjalankan amanah konstitusi Pasal 27 ayat 2 bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, mungkin tak akan ada terbisik dalam pikiran rakyat Indonesia untuk mencari rezeki di negeri orang,” ujarnya.
SBY, tudingnya, selama ini hanya menyibukan dirinya menciptakan lagu, mencurahkan hati dan memberi janji tanpa bukti. Jika saja semua itu dipinggirkannya, mungkin kisah penyiksaan dan pemancungan terhadap tenaga kerja Indonesia di luar negeri tidak akan terdengar.
“Kami mengutuk pihak pemerintah Republik Indonesia yang tidak mampu dan gagal melindungi keselamatan dan kepentingan hukum rakyatnya,” tegas Windu.
Dia menekankan, berita duka Ruyati adalah bukti nyata gombalnya Presiden SBY untuk melindungi TKI seperti yang SBY sampaikan dalam pidatonya di depan sidang Organisasi Buruh Internasional (ILO). Ternyata bukan saja masyarakat Indonesia saja yang jadi korban gombalnya presiden namun masyarakat dunia pun menjadi target korban gombalnya sang presiden.
“Cukup sudah Presiden SBY berpidato. Seluruh mahasiswa hukum Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Miagas hingga Pulau Rote yang tergabung dalam bendera Permahi akan turun ke jalan untuk meneriakan perlawanan terhadap pemerintah yang memiliki hobi berbohong,” tegasnya lagi. Rakyat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar