
Hadi mengatakan polisi kurang memahami materi perundang-undangan, karena dalam Pasal 303 KUHP tentang perjudian, disyaratkan judi yang dilakukan untuk pencaharian. "Sementara anak-anak kan lebih pada permainan," tambah dia.
Apalagi anak-anak itu tidak membahayakan orang lain. "Anak-anak yang melakukan tindak pidana adalah anak nakal, bukan kriminal atau penjahat, tapi polisi justru perlakukan anak sebagai penjahat," tambah Hadi."
Ditambahkan dia, pihaknya telah mengirim surat ke Kapolri meminta Kapolri memeriksa Kapolres dan jajaran Kepolisian Metro Bandara. "Apakah penangkapan, penyidikan dan pemidaanaan memperhatikan perspektif anak," tambah dia.
Ancaman hukuman 10 tahun untuk anak-anak tersebut, kata Hadi, berlebihan. "Hari ini kami juga mengirim surat ke Kejaksaan Agung, memeriksa apakah jaksa-jaksa memenuhi ketentuan UU Perlindungan Anak," tambah dia.
Sepuluh anak warga Rawarenga, Rawajati, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten ditangkap saat bermain bersama dengan menggunakan koin Rp 500 di parkiran terminal I Bandara.
Mereka masih mengenakan pakaian seragam sekolah saat ditangkap, saat itu juga ke-10 siswa SD langsung dijebloskan ke penjara, padahal menurut salah satu pengakuan siswa mereka hanya bermain-main saja, tidak berjudi. (viva/www.suara-islam.com)
0 komentar:
Posting Komentar