Saudi Arabia memberikan izin dan pembukaan wilayahnya kepada Israel tersebut terkait rencana negara Zionis itu yang akan menyerang pos-pos instalasi nuklir Iran.
Mir Dajan, yang mulai menjabat sebagai kepala Mosad sejak 2002 silam itu telah melakukan pertemuan tertutup dengan beberapa pejabat tinggi Saudi Arabia pada awal tahun ini. Kedua belah pihak membahas kemungkinan rencana tersebut.
Sunday Times juga menambahkan, meski kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik yang resmi, namun sejak tahun 2002 silam itu juga Dajan kerap mengadakan pertemuan tertutup dan terorganisir dengan para pejabat Saudi Arabia.
Terkait hal ini, John Bolton, mentan duta besar Amerika untuk PBB yang baru-baru ini mengunjungi kawasan Teluk Arab, termasuk di dalamnya Saudi Arabia, membenarkan kemungkinan besar Israel menggunakan wilayah udara Saudi untuk menyerang Iran. "Hal tersebut sangat logis," papar Bolton.
Sebelumnya, beberapa surat kabar Israel juga sering menyiarkan adanya pertemuan tertutup antara pada pejabat negerinya, semisal mantan PM Ehud Olmert, dengan para pejabat Saudi Arabia.
Terkait gonjang-ganjing ini, Saudi Arabia menampik semua berita tersebut. Kantor PM Netanyahu di Israel juga menolak kebenaran kabar tersebut.
"Israel tidak mengadakan kesepakatan dengan Saudi Arabia terkait rencana tersebut. Berita yang dilansir Sunday Times juga tidak benar," demikian disampaikan sumber kantor PM Israel sebagaimana dimuat surat kabar Israel Yedeot Ahronot.
Di pihak yang lain, kepala majlis rakyat Kuwair, Shaikh Jassim al-Khurafi juga membantah warta yang menyebutkan Kuwait memberikan izin kepada Israel untuk melewati wilayah udara negaranya.
"Kuwait tidak melakukan pertemuan terkait masalah ini sama sekali dengan Israel," tutur al-Khurafi.
Bantahan al-Khurafi tersebut disampaikan menyusul beredarnya berita di beberapa surat kabar Israel jika negara-negara Teluk Arab membuka wilayahnya dan mengizinkan Israel untuk melewatinya. (egw)
0 komentar:
Posting Komentar