Penjara AS itu terletak di basis angkatan udara AS di kota Bagram sehingga disebut kamp Bagram. Kamp penjara ini sudah lama menjadi perhatian organisasi advokasi hak asasi manusia di AS, American Civil Liberties Union (ACLU). Menurut organisasi itu, saat ini sedikitnya ada 600 tahanan yang mendekan di kamp Bagram dan ACLU sedang berusaha mendapatkan informasi tentang identitas 600 tahanan tersebut.
ACLU juga ingin mengetahui berapa sebenarnya jumlah tahanan di kamp tersebut, dimana tempat penahanannya, tuduhan-tuduhan yang dikenakan pada para tahanan serta fakta-fakta lainnya. Namun ternyata pihak AS, terutama Pentagon dan CIA yang mengendalikan penjara itu menolak memberikan informasi tentang tahanan dan kondisi mereka.
Staff bagian hukum National Security Project ACLU, Mellisa Goodman mengungakapkan, pihaknya menginginkan informasi itu karena ada kekhawatiran kamp Bagram tidak jauh beda dengan kamp Guantanamo, banyak terjadi pelanggaran HAM di sana.
"Ada kekhawatiran kamp Bagram adalah kamp Guantanamo lainnya, dengan jumlah tahanan yang cukup banyak, minimnya proses hukum dan akses ke pengadilan atau kuasa hukum dan laporan-laporan tentang kondisi kamp yang buruk," ujar Goodman.
"Kalau kamp penjara Bagram ditutupi-tutupi dan dirahasiakan, tidak ada cara lagi untuk mengetahui kebenaran dan menuntaskan persoalan yang ada kamp penjara itu," sambungnya.
ACLU sudah mengajukan permohonan formal sejak bulan April lalu untuk meminta informasi tentang keberadaan kamp Bagram, berdasarkan Undang-Undang Kebebasan Informasi tapi tidak pernah ditanggapi oleh Pentagon atau CIA.
Departemen Pertahanan AS, menurut ACLU, mengatakan punya informasi tentang para tahanan di Bagram tapi tidak bisa memberikan informasi itu seluruhnya pada ACLU. Sedangkan CIA menolak untuk memberikan keterangan apapun tentang kamp penjata Bagram.
Seperti hal kamp Guantanamo, kamp penjara Bagram menjadi simbol penganiyaan terhadap para tahanan di Afghanistan. BBC pernah mewawancarai 27 bekas tahanan kamp Bagram dan dari mereka diketahui bahwa telah terjadi penyiksaan terhadap para tahanan di kamp tersebut.
Menurut Komite Palang Merah Internasional yang rutin mengunjungi para tahanan di kamp Bagram sejak tahun 2002, kebanyakan tahanan adalah orang-orang Afghanistan yang ditangkap militer AS dari wilayah selatan dan timur Aghanistan yang menjadi basis pendukung Taliban. (ln/prtv)
0 komentar:
Posting Komentar