Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Moussa dalam suratnya ke menteri-menteri luar negeri Uni Eropa meminta agar Uni Eropa mendukung resolusi yang akan dikeluarkan Liga Arab bertajuk " Kemampuan Nuklir Israel" untuk mengetahui sejauh mana Israel mengembangkan program nuklirnya. Secara khusus Liga Arab juga meminta dukungan dari Swedia yang saat ini memegang posisi kepresidenan Uni Eropa.
Resolusi yang akan diajukan Liga Arab ini akan dibawa ke pertemuan dewan umum Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bulan depan untuk dilakukan voting. Untuk memenangkan voting, Liga Arab meminta dukungan dari negara-negara Uni Eropa.
Israel memulai program nuklirnya sejak tahun 1958 dengan membangun reaktor nuklir Dimona di selatan kota Dimona. Reaktor nuklir ini menjadi sangat kontroversial setelah salah seorang teknisinya Mordechai Vanunu membeberkan kegiatan di reaktor nuklir itu, yang juga dijadikan pusat pembuatan senjata nuklir ilegal Israel.
Sampai detik ini, Israel adalah satu-satunya negara Timur Tengah yang memiliki program nuklir tapi menolak ikut menandatangani kesepakatan non-proliferasi atau NPT (Non-Proliferation Treaty). Israel juga tidak mengakui atau membantah soal isu senjata nuklirnya. Bagi negara-negara Muslim Arab, nuklir Israel adalah ancaman untuk mereka.
Usulan Iran
Terkait ancaman nuklir Israel terhadap negara-negara Muslim, Iran hari Kamis kemarin meminta IAEA agar menggelar voting yang melibatkan 150 negara anggotanya atas usulan untuk memberlakukan larangan terhadap serangan terhadap instalasi nuklir sebuah negara.
Desakan itu disampaikan utusan Iran di IAEA lewat surat yang dikirimkan ke Direktur IAEA, Mohamed ElBaradei. "Dalam surat itu, Iran secara resmi meminta agar usulan itu dibahas di konferensi umum IAEA bulan September mendatang. Perlindungan terhadap instalasi-instalasi nuklir sebuah negara sangat penting," kata Ali Ashgar Soltaniyeh, utusan Iran di IAEA.
Ia mengatakan, pada September 1990 konferensi umum IAEA pernah mengeluarkan resolusi-yang juga atas usulan Iran-bertajuk "Larangan semua bentuk serangan senjata ke instalasi-instalasi nuklir yang ditujukan untuk keperluan damai baik yang sedang dalam perbaikan atau dalam operasional."
Soltaniyeh menegaskan, perlindungan terhadap instalasi-instalasi nuklir sebuah negara sudah menjadi perhatian banyak negara, seiring dengan makin bertambahnya negara-negara yang membangun program nuklirnya. (ln/prtv/Ynet)
0 komentar:
Posting Komentar