Diposting oleh
PUTRA BETAWI
Published on Rabu, 01 Februari 2012
Jakarta – KabarNet: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, naik pitam sampai membanting meja kursi di ruangan kantornya hingga hancu
Jakarta – KbarNet: Perseteruan di kubu KPK antara Abraham Samad dan jajaran pimpinan KPK, terkait dorongan menindaklanjuti penuntasan kasus dugaan korupsi Wisma Atlet yang ditengarai melibatkan petinggi Partai Demokrat seperti Ketua Umum Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng ternyata bukan isapan jempol belaka. Bahkan, dalam rapat tersebut terjadi insiden gebrak meja yang berakibat patahnya salah satu kaki meja di ruangan Ketua KPK.
Salah satu Ketua DPP Partai Hanura, Akbar Faisal, Kamis lalu (26/01) membenarkan adanya ketegangan antara Abraham Samad dengan Busyro Muqoddas dan Bambang Wijojanto, terkait keputusan Abraham Samad dalam skandal suap wisma atlet. Akbar mengatakan, terjadi insiden di KPK dalam menetapkan tersangka kasus wisma atlet SEA Games. “Telah terjadi insiden di KPK, terjadi perpecahan dan perbedaan sikap pimpinan KPK dalam menetapkan tersangka dalam kasus suap Wisma Atlit,” kata Akbar di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (26/1) lalu. “Saya mencoba mengkonfirmasi informasi ini ke orang dalam KPK dan saya menemukan pembenaran akan hal ini. Tidak perlu saya sebut orangnya,” ujar Akbar.
Sebuah pesan di layanan Blackberry yang dikirim oleh Ketua KPK, Abraham Samad kepada salah seorang anggota DPR RI, jelas sekali memperlihatkan kekecewaannya karena perseteruan dalam rapat sampai bocor ke media. “Kok bisa seperti ini, sampai ketahuan,” kata Samad dalam pesan BBM yang ditunjukkan salah seorang anggota DPR RI, Jakarta, Sabtu (28/1).
Atas insiden ini, Abraham mencoba menepis isu perpecahan internal pemimpin KPK. Akan tetapi, saat ditemui wartawan Media Indonesia seusai konferensi pers dan menanyakan insiden memukul meja, Abraham tidak membantah juga tidak membenarkannya. “Kamu hadir, ya, waktu itu?”, katanya.
Sementara itu DPR menyesalkan perseteruan antar pimpinan KPK dalam rapat internal soal rencana penetapan petinggi Partai Demokrat dalam kasus suap Wisma Atlet. Menurut anggota Komisi III DPR RI, Aboe Bakar, hal itu memperlihatkan pembajakan terhadap Pimpinan KPK oleh pihak tertentu. “Terus terang saya kecewa mendengar berita adanya insiden saat rapat Pimpinan KPK. Hal tersebut sangat disayangkan. Bila ini memang terjadi, saya tidak melihat sebagai disharmonisasi pada pimpinan KPK, melainkan KPK sudah dibajak oleh kepentingan tertentu,” kata Aboe, Jakarta, Sabtu (28/1).
Oleh karena itu politisi PKS ini meminta agar ketua KPK, Abraham Samad untuk mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi di antara pimpinan KPK. “Sebaiknya Abraham berterus terang saja. Bila memang ini benar-benar terjadi. KPK kan kepemimpinannya bersifat kolektif kolegial, jadi biar rakyat bisa membedakan siapa yang punya integritas dan siapa orang titipan. Kalau hakim kan ada disenting opinion, hal ini juga untuk menunjukkan integritas masing-masing hakim,” kata Aboe Bakar.
Ia menyebutkan, perkara Wisma Atlet dan Hambalang sudah jadi konsumsi publik. Apa yang disampaikan oleh tersangka kasus suap Wisma Atlet, M Nazaruddin ternyata bukan kicauan burung, tetapi sudah didukung oleh saksi-saksi. Masyarakat sudah melihat langsung kesaksian mereka. “Apalagi para saksi sudah disumpah. KPK pula yang mengajukan mereka, ini kan bukan saksi dari pihak Nazaruddin,” ucap Aboe. “Jadi publik sudah melihat kasus ini dengan transparan, jangan sampai KPK dikambinghitamkan dalam persoalan ini. Sungguh tidak patut bila KPK dituduh melindungi Anas Urbaningrum atau pun Andi Malarangeng, maka Abraham sebaiknya terus terang bila ada dissenting,” pungkas Aboe. Seperti dikutip gresnews.com
Dalam Blackberry Mesengger yang beredar luas disebutkan, bahwa Ketua KPK Abraham Samad mulai geram pada sikap pimpinan-pimpinan KPK yang lainnya. Kemarin, tepatnya pada hari Senin tanggal 23 Januari 2012, pada saat rapat pimpinan KPK terkait kasus Wisma Atlet SEA Games, Abraham Samad memberikan sikap yang tegas terhadap para tersangka. Bahkan Abraham Samad dikabarkan telah mengeluarkan surat penangkapan terhadap Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat dan Andi Alfian Malarangeng, karena mereka bukan lagi sebagai terduga, melainkan sudah menjadi tersangka.
Sementara Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto justru menyarankan untuk menunda dulu penangkapan itu dan mereka juga tidak bersedia menandatangani surat itu. Dalam pesan itu diceritakan bahwa Abraham Samad lantas marah dan mambanting beberapa meja hingga patah.
Aroma perpecahan itu tercium sampai Senayan. Setelah kejadian itu, para Dewan Pembina Partai Demokrat berkumpul di Cikeas malam harinya, untuk membahas masalah itu. Dalam pemberitaan media, alasan pertemuan itu dimaksud untuk merapatkan barisan supaya Partai Demokrat semakin solid dan kuat.
Berikut isi BBM tersebut:
ADA INFO UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN JIKA BENAR ADANYA, MAKA MENJADI KEPRIHATINAN SEKALIGUS KITA SEPERTI DITUNTUT UNTUK KAWAL KPK DAN KETUA KPK ABRAHAM SAMAD SECARA SERIUS.
Ketua KPK Abraham Samad mulai geram dengan sikap pimpinan-pimpinan KPK yang lainnya. Kemarin, tepatnya pada hari Senin tanggal 23 Januari 2012, pada saat rapat pimpinan KPK terkait kasus Wisma Atlet SEA Games, Abraham Samad memberikan sikap yang tegas terhadap para tersangka.
Bahkan Abraham Samad telah MENGELUARKAN SURAT PENANGKAPAN terhadap Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat dan Andi Alfian Malarangeng, Menteri Pemuda dan Olahraga karena mereka bukan lagi sebagai TERDUGA, melainkan sudah menjadi TERSANGKA bagi KPK untuk menyelediki lebih lanjut.
Hanya saja sayang, ketika hendak menandatangani surat penangkapan itu, Abraham Samad dan pimpinan-pimpinan KPK yang lain melakukan rapat untuk menandatangani itu. Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto justru menyarankan untuk menunda dulu penangkapan itu dan mereka juga tidak bersedia menandatangani surat itu.
DENGAN DEMIKIAN ABRAHAM SAMAD GERAM DAN MEMBANTING BEBERAPA MEJA DI TEMPAT ITU HINGGA PATAH. Tapi sayang, wartawan tidak ada yang tahu tentang hal demikian. Bahkan wartawan resmi KPK pun tidak mengetahui hal itu.
Setelah kejadian itu, para Dewan Pembina Partai Demokrat berkumpul di Cikeas malam harinya, untuk membahas masalah itu. Dalam pemberitaan media, alasan pertemuan itu dimaksud untuk merapatkan barisan supaya Partai Demokrat semakin solid dan kuat.
Padahal yang sebenarnya adalah untuk membahas RENCANA PENANGKAPAN ANAS URBANINGRUM dan ANDI ALFIAN MALARANGENG oleh KPK.
Sebelumnya dikabarkan telah beredar luas lewat Blackberry Mesengger bahwa Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto dalam rapat pimpinan KPK menolak Anas dan Andi Malarangeng dijadikan tersangka. Padahal, Ketua KPK, Abraham Samad sudah berniat menetapkan keduanya menjadi tersangka karena bukti-bukti yang ada sudah jelas. Dalam rapat tersebut sampai terjadi insiden gebrak meja yang berakibat patahnya salah satu kaki meja yang ada di ruangan Ketua KPK. [KbrNet/Slm/Gress]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar