Diposting oleh
PUTRA BETAWI
Published on Sabtu, 25 Februari 2012
Amerika Bodoh! Lempar Isu Tanpa Bukti
Washington – KabarNet: Lagi-lagi Amerika melempar isu tanpa bukti. Kali ini, kantor berita AFP memberitakan bahwa Departemen Luar Negeri AS secara resmi memasukkan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) yang dipimpin KH. Abu Bakar Ba’asyir sebagai organisasi teroris. Deplu AS pada Kamis (23/2/2012) waktu setempat, menuduh JAT berada di balik serangan bom di sebuah gereja di Jawa pada September 2011, serangan mematikan pada polisi-polisi, dan perampokan-perampokan bank yang bertujuan untuk mengumpulkan uang guna mendapatkan persenjataan dan material bom.
Tak cukup hanya menuduh JAT sebagai organisasi teroris, Departemen Keuangan AS juga memberikan pengumuman pencekalan terhadap bisnis tiga orang pengurus JAT. Amerika melarang warganya dan kelompok bisnis melakukan transaksi apa pun dengan mereka. Aset mereka di AS juga dibekukan.
Tiga anggota JAT yang masuk daftar sanksi itu adalah Ustadz Mochammad Achwan, Direktur JAT Media Center Sonhadi dan Ustadz Abdul Rosyid Ridho Ba’asyir. “AS mengambil langkah lain untuk memastikan bahwa teroris terputus dari sistem keuangan internasional dan merasa semakin sulit untuk melakukan tindakan kekerasan, tidak peduli di mana mereka berada,” kata Adam Szubin, Direktur Pengawasan Aset Asing pada Departemen Keuangan AS seperti dilansir AFP.
Menanggapi pengumuman Deplu dan Depkeu AS ini, Direktur JAT Media Center mengatakan bahwa Amerika adalah negara yang bodoh. “Kebiasaan bodoh Amerika lempar isu tanpa bukti”, kata Sonhadi, Jumat (24/2/2012).
Sonhadi balik menuding bahwa Amerika adalah negara besar yang mudah dibodohi oleh informasi yang tidak berdasar. “Bagaimana negara sebesar Amerika bisa dikadalin oleh info-info tak berdasar”, tanya Sonhadi.
Sementara itu, Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) mempersilakan Departemen Keuangan Amerika Serikat memutus aliran uang yang disebut masuk ke kas organisasi pimpinan Abu Bakar Ba’asyir itu. “Kami ini organisasi kecil. Uang dari kami-kami juga. Katanya ada uang dari internasional dan Amerika mau memutus? Ya silakan saja. Kalau memang ada,” kata salah satu pengurus JAT, Abdul Rahim Ba’asyir.
Dia mengaku heran mengapa Amerika mau mengurusi JAT yang diakuinya sebagai organisasi kecil. “Mereka hanya mau memukul gerakan aktivis yang ingin menegakkan Islam,” kata Abdul.
Dia pun membantah jika JAT disebut teroris. Hal senada dikatakan juga oleh juru bicara JAT Son Hadi. Menurut Son, JAT tidak bertransaksi dana dengan pihak mana pun di Amerika Serikat. “Amerika bodoh menyebar isu semacam ini tanpa ada bukti,” kata dia, seperti dikutip dari Reuters.
Dalam hal ini, Wakil Ketua Komisi I DPR yang membidangi pertahanan, intelijen, dan hubungan luar negeri, Tubagus Hasanuddin, mengatakan Amerika Serikat perlu membuktikan tudingannya terhadap Jemaah Ansharut Tauhid.
Kemarin Departemen Luar Negeri AS menyatakan JAT asal Indonesia pimpinan Abu Bakar Ba’asyir sebagai organisasi teroris. Departemen Keuangan AS juga memasukkan tiga pimpinan JAT dalam daftar hitam sehingga akses keuangan internasional kepada mereka diputus. Salah satu pimpinan JAT yang masuk daftar hitam adalah Abdul Rosyid Ridho Ba’asyir, putra Ustad Abu Bakar Ba’asyir.
“Kalau AS menuding JAT teroris, buktikan dulu dengan data. Harus hati-hati mengeluarkan statement seperti itu,” kata Hasanuddin, Jumat 24 Februari 2012. Menurutnya, informasi bahwa JAT teroris sebetulnya sudah ada sejak tahun 2003 silam, namun belum bisa dibuktikan sampai hari ini.
“Jadi kalau belum ada bukti, bagaimana membawanya untuk diproses di pengadilan?” ujar politisi PDIP itu. Hasanuddin meminta AS melaporkan JAT ke Polri apabila mereka sudah memiliki bukti, sehingga hal ini bisa diusut bersama-sama.
Mengenai informasi terkait JAT dari Badan Intelijen Negara sendiri, Hasanuddin sebagai mitra kerja BIN di Komisi I DPR mengaku belum tahu. “Mungkin mereka masih bekerja, tapi belum memberi keterangan terbuka,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya dari The Wall Street Journal, Departemen Luar Negeri AS menilai JAT bertanggung jawab atas sejumlah serangan terkoordinasi terhadap warga sipil yang tidak bersalah, polisi, dan personel militer di Indonesia. Mereka juga menyatakan JAT memperoleh senjata dengan merampok bank dan melancarkan berbagai kegiatan ilegal.
Salah satu pengurus JAT, Abdul Rahim Ba’asyir, meminta AS membuktikan tudingan mereka. “Dari dulu Amerika selalu mencari alasan untuk memukul gerakan aktivis yang ingin menegakkan Islam. Itu sudah biasa. Tapi bukti mereka apa?” katanya. [KbrNet/SI/VV]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar