Diposting oleh
PUTRA BETAWI
Published on Jumat, 10 Februari 2012
Ruhut: Nazaruddin Kabur Ada Yang Suruh
Jakarta – KabarNet: Terbongkar! Secara tak disangka-sangka, akhirnya terungkap juga kebenaran tudingan yang pernah dilontarkan sejumlah kalangan, bahwa kaburnya mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M.Nazaruddin ke luar negeri beberapa waktu yang lalu, ternyata memang betul ada pihak yang sengaja menyuruhnya melarikan diri. Sebelum ini, para petinggi Partai Demokrat selalu menutupi dengan berkilah bahwa kepergian Nazaruddin ke Singapura pada mulanya adalah untuk berobat, kemudian kabur atas kemauannya sendiri. Kini misteri kaburnya Nazaruddin itu terungkap, dan langsung dari mulut Ketua DPP Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, yang secara tidak sengaja keterlepasan bicara kepada media.
Terbongkarnya masalah ini bermula ketika Ketua Divisi KOMINFO Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Ruhut Sitompul sedang berkomentar atas penetapan kader partainya, Angelina Sondakh, menjadi tersangka kasus korupsi Wisma Atlet. Saat itu Ruhut meminta Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mundur dari jabatannya sebelum dimundurkan dengan paksa. “Ya kan saya katakan itu kekhawatiran saya, mengapa saya minta Anas legowo mundur saja daripada nanti dimundurkan setelah jadi tersangka,” ujar Ruhut seperti dikutip oleh Detikcom, pada hari Sabtu (4/2/2012).
Lebih lanjut Ruhut berpendapat, bahwa rating Partai Demokrat akan merosot jika tidak segera diselamatkan. Oleh sebab itu ia berharap agar Anas rela dan legowo demi untuk menyelamatkan Partai Demokrat. “Rating partai makin turun kalau dia enggak kooperatif. Karena kami kader semua menangis, bagaimana Pak SBY ingin menyelamatkan partai. Disinilah dituntut Anas untuk legowo menyelamatkan partai,” tegasnya.
Ketika memberikan pernyataan pers itulah Ruhut Sitompul secara tidak sengaja keterlepasan bicara mengungkapkan latar belakang seputar kaburnya mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M.Nazaruddin ke luar negeri beberapa waktu yang lalu sebelum akhirnya tertangkap. Saat itu Ruhut meminta agar Angelina Sondakh memenuhi setiap panggilan KPK, dan tidak lari ke luar negeri seperti Nazaruddin. ”Angie harus kooperatif saja, dan dia jangan dengarkan kata orang, jangan seperti yang dialami Nazaruddin, dia disuruh lari!” ujar Ruhut yang rupanya tidak sadar bahwa dirinya telah keceplosan berbicara.
Ulasan Redaktur KabarNet:
Sebagaimana telah banyak diberitakan bahwa mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M.Nazaruddin, kini ditahan oleh KPK di Rutan Cipinang sebagai terdakwa kasus suap Wisma Atlet. Sebelum ditangkap, Nazaruddin sempat melakukan pelarian panjang dimulai dari kabur ke Singapura sampai pada akhirnya tertangkap oleh polisi setempat di Artagena, Columbia. Saat itu setiap dimintai keterangan seputar kaburnya Nazaruddin, para petinggi Partai Demokrat selalu berdalih bahwa Nazaruddin “mendapat ijin” untuk berobat ke Singapura, kemudian tidak mau kembali ke Indonesia, alias kabur, sampai akhirnya tertangkap oleh kepolisian Columbia melalui jaringan Interpol.
Kini pernyataan terbaru dari Ruhut Sitompul selaku salah seorang Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat ternyata bertolak belakang dengan pernyataannya sendiri di masa lampau saat Nazaruddin masih buron, dan bertolak belakang pula dengan pernyataan seluruh petinggi Partai Demokrat seputar kaburnya Nazaruddin. Ruhut mengungkapkan bahwa kaburnya M.Nazaruddin ke luar negeri karena memang “ada pihak yang menyuruhnya” agar melarikan diri.
M.Nazaruddin, sebelum dicopot dari jabatan struktural di organisasi partainya, menjabat sebagai Bendahara Umum Partai Demokrat. Dalam hirarki kepartaian, jabatan bendahara umum merupakan sebuah posisi puncak yang berada langsung dibawah ketua umum dan sejajar dengan sekretaris jenderal. Artinya, yang bisa memerintah seorang bendahara umum dari sebuah partai hanyalah ketua umum partai itu. Atau dengan kata lain, bendahara umum hanya tunduk kepada ketua umum.
Dalam hirarki keorganisasian Partai Demokrat, pengurus harian yang diketuai oleh ketua umum (Anas Urbaningrum) berada dibawah bayang-bayang kekuasaan jajaran Dewan Pembina Partai Demokrat yang diketuai oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dari sini bisa ditarik suatu benang merah, bahwa kaburnya M.Nazaruddin ke luar negeri tentunya memang sengaja disuruh kabur, atau minimal direstui, oleh orang-orang yang posisinya lebih tinggi dari posisi Nazaruddin di Partai Demokrat. Sedangkan posisi di Partai Demokrat yang lebih tinggi dari posisi Nazaruddin hanyalah posisi Anas Urbaningrum Sang Ketua Umum, dan posisi Dewan Pembina yang diketuai oleh Presiden SBY. Dari titik ini pembaca KabarNet bisa menarik kesimpulan sendiri siapakah pihak yang menyuruh (atau merestui) Nazaruddin kabur keluar negeri, seperti diungkapkan secara tidak sengaja oleh Ruhut Sitompul. [KbrNet/adl]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar