Today :

Not found what you looking for?:

Diposting oleh PUTRA BETAWI

Published on Kamis, 16 Februari 2012

SBY Diminta Menyerah


Jakarta – KabarNet: Desakan demi desakan untuk mundur terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan rezimnya datang bertubi-tubi bak gelombang air laut menerjang tanpa ada yang mampu menghentikannya. Kali ini desakan mundur itu datang lagi dari LSM Benteng Demokrasi Rakyat (LSM BENDERA) yang kembali melontarkan seruan agar Presiden SBY dan rezim pemerintah yang dipimpinnya segera lengser keprabon dari kursi kekuasaan. Mustar Bona Ventura yang merupakan salah seorang inisiator LSM BENDERA menyatakan bahwa praktik-pratik korupsi yang secara terang-terangan dilakukan oleh jajaran pimpinan Partai Demokrat dan kegagalan SBY sebagai Presiden dalam menyejahterakan rakyat dan memakmurkan negeri ini merupakan indikator utama bahwa SBY sudah tidak layak lagi duduk di kursi kepresidenan.

“SBY telah gagal di semua bidang, bahkan memberantas korupsi di partainyapun ia gagal, mendidik kadernya untuk taat hukum pun ia tidak sanggup. Semua orang tahu dan yakin bahwa jika Bendahara dan Wasekjen Partai menjadi tersangka korupsi maka sulit untuk dikatakan bahwa Ketua Umum bahkan Dewan Pembina tidak tersangkut,” tulis Mustar dalam rilisnya kepada pers, pada Selasa (07/2/2012) yang lalu.

Bukan hanya itu saja, LSM BENDERA menilai bahwa kegagalan demi kegagalan rezim SBY di berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara seharusnya membuat SBY melakukan instropeksi diri. Demi untuk rakyat yang kini semakin menderita dan ditindas, SBY harus mundur dari kekuasaan.

“SBY juga gagal menjamin kebebasan beragama, gagal menjaga kedaulatan RI, gagal melindungi keamanan warga negara di dalam maupun di luar negeri. Meningkatnya hutang luar negeri menjadi Rp 2000 Trilyun menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yg terjadi saat ini adalah pembangunan palsu yg dibangun diatas hutang, bukan kekuatan ekonomi nasional,” lanjut Mustar.

LSM BENDERA menilai bahwa perlawanan masif rakyat di pelbagai daerah terjadi bukan tanpa sebab. Setumpuk kegagalan dan kebusukan yang dilakukan rezim SBY dan Partai Demokrat adalah penyebab utama yang menumbuhkan perlawanan masif dari rakyat yang sedang tertindas di berbagai daerah di Indonesia. Tindakan pengerahan aparat bersenjata yang selalu dilakukan oleh rezim SBY yang bertangan besi,justru malah menyebabkan kerusuhan serta konflik berkepanjangan yang ujung-ujungnya mengorbankan rakyat jelata.

“Perlawanan Rakyat diberbagai tempat dengan beragam pola mulai pemogokan karyawan freeport, perlawanan Rakyat di Tiaka, Bima, Mesuji hingga pembakaran mess INCO menjadi bukti bahwa Rakyat sudah sampai batas kesabaran pada retorika SBY diberbagai pidatonya yang tidak pernah terbukti,” tandas Mustar.

Mustar juga menyoroti konflik internal di dalam tubuh Partai Demokrat dan fenomena ketidak-patuhan para kader Demokrat, sebagai bukti nyata bahwa SBY sudah tidak dipatuhi dan tidak dihargai bahkan oleh para kader partainya sendiri.

“Saat ini, jangankan rakyat, kader partai Demokrat pun sudah enggan patuh pada SBY. Dalih apapun yang disampaikan SBY dalam ribuan kali pidato sudah tidak lagi didengar Rakyat dan kader partainya sendiri bahkan semua pidato SBY sekarang menjadi olok-olok dan bahan tertawaan di warung kopi hingga lingkungan akademis, dijadikan tertawaan oleh semua kalangan,” papar Mustar lebih lanjut dalam rilisnya.

Atas semua fakta kegagalan rezim SBY tersebut di atas, LSM BENDERA menyarankan agar SBY segera menyerah dan berhenti melakukan perlawanan yang justru akan menghancurkan bangsa dan makin membakar emosi rakyat yang sedang marah.

“Baiknya SBY berlaku cerdas dan bijak dengan segera menyatakan mundur. Kekerasan hati SBY untuk mempertahankan kekuasaannya yang sudah hancur lebur dan gagal di semua bidang kelak akan menuai buah kemarahan yang luar biasa dari Rakyat. Untuk mencegah tragedi kenegaraan yg lebih besar, maka baiknya SBY segera menyerah dan mundur dengan terhormat dari pada dipaksa oleh Rakyat,” tandas Mustar mengakhiri rilis persnya. [KbrNet/adl]

0 komentar:

Posting Komentar