VIVAnews - Kepala Polisi Republik Indonesia, Jenderal Bambang Hendarso Danuri memaparkan sejumlah data terkait tindakan anarkis yang dilakukan organisasi kemasyarakatan.
Ketua Nahi Mungkar Front Pembela Islam (FPI), Munarman membantah data yang disampaikan Kapolri dalam rapat gabungan siang tadi.
"Itu data ngawur, saya tahu persis," kata Munarman, ketika dihubungi VIVAnews, melalui telepon, Senin malam. Menurut dia, data yang dipaparkan Kapolri merupakan data yang dihimpun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Munarman menilai Kapolri keliru dalam membacakan data tersebut. "Dia (kapolri) lagi sakit, saya anggap dia sedang mengigau," ucap Munarman.
Dia menyamakan, ketika kapolri keliru membacakan hasil analisis polisi terkait penyelesaian kasus Bank Century. "Waktu itu Kapolri baca analisis opsi A, padahal DPR minta opsi C, ya sama itu," kata dia
Menurut dia, bukan urusan Kapolri mengurusi pembubaran organisasi masyarakat, terlebih lagi revisi undang-undang parpol. "Pesan saya satu, itu ada polwan dipecat karena hamil di luar nikah, sekarang tinggal di Lampung, tolong Kapolri urus itu," imbuhnya
Dalam rapat gabungan di DPR, Kapolri menjelaskan, dari tahun ke tahun, ormas yang cenderung melakukan tindakan kekerasan antara lain adalah Front Pembela Islam (FPI), Forum Betawi Rempug (FBR), dan Barisan Muda Betawi.
"Pada tahun 2010 ini saja, ketiga ormas itu melakukan 49 kali tindakan kekerasan," kata Kapolri.
Bila dihitung dari tahun sebelumnya, kata Kapolri, maka ormas-ormas yang disebutkan di atas telah melakukan 107 kali kekerasan. (umi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar