Berita panas yang tersebar akhir-akhir ini tentang video porno mirip artis Luna Maya-Ariel-Cut Tari ternyata mengundang para siswa “penasaran” untuk mencari video itu. Kekuatan berita di media dan rasa penasaran itu begitu menggoda kaum muda yang berstatus sebagai pelajar. Mereka seakan-akan berlomba-lomba untuk mendapatkan video mesum itu.
Kecanggihan teknologi sekarang ini telah memudahkan video itu tersebar dari laptop ke laptop, dari pc ke pc, dan dari handphone ke handphone. Begitu mudahnya file video itu tersebar dan sulit bagi kita para guru untuk membendung serangan “virus” video mesum itu. Apalagi masih banyak guru yang gagap teknologi (gaptek) dan tidak mengetahui bila peserta didiknya telah menyimpan video porno itu di dalam laptop dan handphonenya.
Sebagai seorang pendidik yang mengajar teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saya cukup prihatin juga dengan keadaan ini. Tentu kita tak boleh saling menyalahkan, sebab kemudahan teknologi jelas harus diberengi pula dengan penanaman nilai-nilai budi pekerti yang luhur kepada peserta didik. Bila itu sudah ditanamkan, maka rasa penasaran itu akan hilang dengan sendirinya. Para siswa pun tak tergoda untuk mencari dan melihat video porno itu.
Mendiknas mohammad Nuh telah meminta para kepala sekolah untuk merazia video porno di sekolahnya masing-masing. Para kepala dinas pun turun kelapangan memantau proses razia itu. Dari proses razia itu ternyata ditemukan banyak file video porno ditemukan dalam ponsel para siswa. Berbagai media pun meliput berita ini dan kita pun menyaksikan bagaimana mereka mendapatkan file itu dengan mudahnya. Kita pun miris melihat kelakuan para peserta didik itu.
Ketika video porno masuk ke sekolah kita, maka sebagai guru harus mampu mengarahkan para peserta didiknya agar tak menyimpan video itu. Para guru harus mampu memberikan pengertian kepada peserta didiknya agar menjauhi video porno supaya mereka tak melihat adegan tak senonoh yang telah dipertontonkan oleh para pemain yang mirip selebritis itu. Semoga saja para guru di sekolah mampu melakukan razia secara insidental tidak terjadwal dan sering. Mampu memberikan pemahaman yang benar tentang berbahayanya berhubungan badan yang sering berganti pasangan. Mampu memberikan arahan tentang bahaya pornografi di kalangan pelajar.
Jangan racuni anak-anak kita dengan video porno yang belum saatnya mereka tonton. Peran orang tua di dalam keluarga sangat penting. Para orang tua diharapkan untuk bekerjasama dengan pihak sekolah untuk turut memantau anaknya agar tak menyimpan file gambar atau video porno itu dalam laptop dan ponsel mereka.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
http://wijayalabs.com
Diposting oleh
PUTRA BETAWI
Published on Kamis, 19 Agustus 2010
Ketika Video Porno Masuk Ke Sekolah Kita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar