Today :

Not found what you looking for?:

Diposting oleh PUTRA BETAWI

Published on Kamis, 18 Juni 2009

Aksi Sejuta Umat Islam Memperingati Hari Kelahiran Pancasila Dan Pembubaran Ahmadiyah


Front Pembela Islam kembali menggelar aksi sejuta umat, Senin, 1 Juni 2009. Massa gabungan dari ormas-ormas Islam seperti Front Pembela Islam (FPI), Laskar Aswaja, Gerakan Cinta Nabi, FUI, Gerakan Reformis Islam (GARIS), serta Gabungan Majelis Ta’lim seJabotabek kembali berunjuk rasa dalam jumlah besar. Semua Ormas kembali menyuarakan Pembubaran Ahmadiyah dengan tuntutan agar Presiden SBY mengeluarkan Keppres Pembubaran Ahmadiyah. Massa juga memperingati Hari Kesaktian Pancasila 1 Juni dan juga 1 tahun kejadian insiden monas yang sangat menyudutkan FPI pada waktu itu.

Massa memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni dimana saat tahun yang lalu, segelintir orang dengan mengatasnamakan PANCASILA menistakan agama, dengan dalih UUD 1945 membela kesesatan, serta dengan alasan BHINEKA TUNGGAL IKA menodai moral dan budaya, lalu dengan mencatut KEBANGSAAN menyuburkan rasis dan fasis. Mereka kelompok RADIKAL SEPILIS berbahaya yang telah memperkosa dan melacurkan Pancasila serta mengancam keutuhan NKRI. Mereka ingin mengganti sila Ketuhanan dengan Kesetanan, sila Kemanusiaan dengan Kebinatangan, sila Persatuan dengan Perpecahan, sila Kerakyatan dengan Otoriter Kapitalis, dan sila Keadilan dengan Kecurangan.

Massa gabungan itu berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia (HI) dari pukul 08.00, lalu melakukan longmarch dari Bundaran HI menuju Istana Negara sehingga kemacetan tidak terelakkan. Jalur bus TransJ (busway) pun dibuka untuk kendaraan pribadi. Sehingga kemacetan terjadi mulai Stasiun Dukuh Atas menuju MH Thamrin. Kendaraan padat merayap.

Aksi kali ini tidak seperti bulan lalu yang sempat terjadi bentrok dengan aparat polisi di depan RRI, kali ini aparat terlihat hanya mengamankan saja. Mereka langsung memberi jalan pada para peserta aksi untuk dapat melangkah ke area orasi. Meskipun terlihat di area tersebut telah dipasang kawat berduri sepanjang area Istana.

Setelah massa bergerak ke depan istana Negara, aksi dimulai dengan pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan shalawat diiringi team Hadhroh dari FPI dan pembacaan bait-bait sejarah ringkas Baginda Nabi Muhammad SAW oleh para Habaib dan Kyai yang datang. Diakhiri do’a khatam maulid oleh Habib Muhzin bin Zeyd Al-Aththas.

Setelah itu diagendakan penyampaian orasi-orasi dari Habib Salim ‘Selon‘ Al-Aththas (Panglima Laskar ASWAJA), Habib Hamid Al-Kaff (Pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syarifain Al-Haramain), dan Habib Husein Al-Habsyi (Ikhwanul Muslimin).

Aksi dihentikan sementara untuk melaksanakan sholat dzuhur bersama. Massa terlihat tenang dan khusyu’ saat melaksanakan sholat dzuhur berjama’ah walaupun hanya beralaskan koran dan spanduk yang mereka bawa untuk aksi ini. Lalu acara diarahkan ke pelataran monas untuk kembali meneruskan acara Aksi kali ini.

Setelah melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, acara dilanjutkan dengan acara Theatrikal, Dialog, Seni Budaya, dan Tabligh Akbar di Pelataran Monas.

Panitia acara telah menyiapkan panggung dengan sound yang memadai untuk melakukan tabligh akbar si pelataran monas dari malam kemarin. Begitu juga dengan tenda untuk para peserta yang akan mengikuti tabligh tesrebut telah di pasang sepanjang pelataran Monas.

Acara di awali dengan kehadiran tamu yang dimuliakan Allah, yaitu para Muallaf ’mantan Ahmadiyah’ yang baru saja bersyahadat di DPW FPI Tasikmalaya beberapa waktu yang lalu. Mereka datang dengan keikhlasan untuk menunjukkan bahwa mereka pun telah dibutakan dengan kesesatan Ahmadiyah. Beruntung para Mubaligh dan aktivis FPI di Tasikmalaya terus mendakwahkan mereka dan menyampaikan bukti-bukti kesesatan Ahmadiyah.

Mereka pun sempat menceritakan pengalaman mereka sewaktu masih berada dalam kekangan Ahmadiyah, diantaranya para jamaah Ahmadiyah diwajibkan membayar iuran setiap tahunnya, yang jumlahnya cukup membuat jamaahnya berjerih payah untuk mengumpulkan untuk perkumpulan mereka. Jika tidak terbayarkan pada tahun itu, maka statusnya menjadi hutang. Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un. Padahal pemaksaan seperti itu tidak ada dalam ajaran Islam yang sesungguhnya.

Lalu para muallaf yang jumlahnya kurang lebih 40 orang terdiri dari jamaah laki-laki dan perempuan itu kembali bersyahadat di depan para peserta aksi dan para wartawan yang meliput aksi kali ini. Pembacaan Syahadah dibimbing oleh Sekjen FPI KH. Ahmad Shobri Lubis dan pembacaan do’a oleh Habib Hamid Al-Kaff.

“Mereka kembali ke ajaran Islam tanpa ada paksaan. Jadi, kami semua akan membimbing mereka untuk kembali keajaran yang benar,” kata Sekjen FPI di sela acara itu.

Menurut dia, selain membantu mantan jamaah Ahmadiyah kembali ke Islam, pihaknya akan membantu pembangunan masjid Al-Aqsha di Tenjowaringin, Tasikmalaya.

“ Setelah itu acara dilanjutkan dengan acara teatrikal mengenang kebiadaban skenario jahat 1 Juni 2008 yang sengaja dibuat oleh pihak-pihak yang tidak suka dengan keberadaan FPI di tanah Indonesia, yaitu AKKBB. Acara teatrikal ini digelar oleh Sanggar Seni dan Budaya FPI, melibatkan para laskar dari wilayah DKI Jakarta. Mereka menceritakan bahwa insiden 1 Juni tahun lalu memang sengaja diskenariokan untuk menggulingkan Ketua Umum FPI Habib Rizieq dan juga pengalihan isu kenaikan BBM pada waktu itu sampai dengan terjadinya Insiden Monas.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan orasi dan ceramah agama dari beberapa tokoh-tokoh Ormas yang datang pada aksi kali ini. Para ulama dan Habaib yang berceramah kesemuanya sangat menolak keberadaan Ahmadiyah dan mendukung Fatwa MUI mengenai Kesesatan Ahmadiyah, menurut mereka Ahmadiyah harus dibubarkan dari bumi Indonesia karena penodaan aqidah yag telah dilakukan selama bertahun-tahun. Mereka berharap Presiden SBY maupun Presiden terpilih pada periode yang akan datang berani mengelurkan Keppres tentang Pembubaran Ahmadiyah. Dan juga mengusut tuntas dan mengadili siapa sebenarnya dalang dibalik ”Insiden Monas 1 Juni 2008.” (reporter fpi.or.id/adie)

0 komentar:

Posting Komentar