“Sejauh ini sekitar 400 mayat telah dibawa ke Masjid setelah meledaknya tragedi berdarah tersebut”, Khaled Abubakar, Imam Masjid pusat mengatakan pada AFP.
“Beberapa keluarga datang untuk mengenali para korban, sementara para korban yang tidak dikenali akan dibawa ke Masjid”. Ratusan orang terbunuh ketika bentrokan antara Muslim dan Nasrani meledak pada Jumat lalu setelah terdengar kabar bahwa All Nigerian People Party (ANPP) kalah dengan People's Democratic Party (PDP) dalam pemilihan umum.ANPP berpusat di Jos, ibukota wilayah Plateau, adalah partai Muslim, sedang PDP merupakan partai berbasis Nasrani.
Tidak sedikit Masjid dan Gereja yang turut menjadi korban dalam kekerasan tersebut serta pembakaran kendaraan dijalanan.
Sementara itu, guna menangani masalah tersebut, maka jam malam diberlakukan bagi seluruh kota dan perintah bagi polisi untuk menembak siapa saja yang melanggar.
Tentara berpatroli di jalanan dengan jeep.
Ratusan Muslim berkumpul di luar Masjid di kota tersebut, dimana para anggota komunitas Muslim tewas dengan mengenaskan.
“Mereka masih terus membawa mayat diluar”, kata Al-Masur, petani berusia 53 tahun, kepada Reuters.
“Hingga saat ini, beberapa wilayah masih belum dapat dicapai”.
Bentrokan tersebut mengakibatkan ribuan penduduk melarikan diri dari rumah mereka dan mencari perlindungan ke bangunan pemerintahan, barak tentara dan pusat keagamaan.
“Sejauh ini lebih dari 10.000 penduduk telah diungsikan dari rumah mereka dan kini berada di Masjid, Gereja, kepolisian, dan barak tentara”, Dan Tom, Badan Bantuan Nigeria di Jos mengatakan.
“Masih banyak jenazah di jalanan yang belum dievakuasi”.
“Kami khawatir akan terjadi wabah ketika mayat-mayat tersebut membusuk sebelum sempat dikuburkan”.
“Di tempat-tempat ini mereka mencari perlindungan, tanpa makanan dan minuman. Kami sedang berusaha menghubungi manajemen bantuan untuk memberikan bantuan kepada mereka”.
Nigeria, salah satu negara paling berpegang pada agama, terbagi antara Muslim Utara dan Nasrani Selatan.
Muslim dan Nasrani, dengan sekitar 55 dan 40 persen dari 140 juta jiwa, hidup secara berdampingan di beberapa tempat.
Namun ketegangan antar etnik dan agama telah “mendidih” selama bertahun-tahun di daerah pusat.
Ratusan tewas dalam perkelahian antar etnik-agama di Jos pada 2001. dikutip Oleh http://www.suaramedia.com
0 komentar:
Posting Komentar