Today :

Not found what you looking for?:

Diposting oleh PUTRA BETAWI

Published on Selasa, 03 Mei 2011

Jejak Hitam Kader Demokrat


KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah menetapkan tiga tersangka dalam kasus dugaan suap. Adalah Sesmenpora Wafid Muharram, Manager Marketing PT Duta Graha Indah (DGI), Muhamad El Idris, dan seorang perantara Mirdo Rosalina Maullang alias Rosa.

Kabarnya, atasan Rosa itu Bendahara Umum Partai Demokrat Muhamad Nazaruddin. Berdasarkan penelusuran, Rosa dan Nazaruddin berkantor satu gedung di Gedung Tower Permai, Jalan Warung Buncit, Jakarta Selatan. Namun, kabar tersebut langsung dibantah Nazaruddin.

“Saya tidak kenal Rosa, dan saya tidak punya karyawan bernama Rosa. Saya juga tidak punya kantor di Warung Buncit,” ujar Nazaruddin kepada wartawan.

Selain itu, segala jalur yang mengaitkan Rosa dengan Nazaruddin seakan hendak diputus. Tengok saja, Kamarudin Simanjuntak selaku kuasa hukum Rosa tiba-tiba saja diberhentikan secara mendadak setelah membuat pernyataan bahwa atasan Rosa adalah Bendahara Umum Partai Demokrat.

Sebelumnya, kasus sesmenpora mencuat, bendahara umum Partai Demokrat ini diduga juga terlibat kasus tender pangadaan batubara untuk PLN. Kasus yang diduga melibatkan anggota Komisi III DPR ini dikupas tuntas sebuah majalah berita mingguan nasional. Disebutkan, bahwa dari proyek yang digolkannya, ada bagian yang disetor ke Partai Demokrat, sampai separuh dari keuntungan.

Dalam pemberitaan itu ditulis hubungan Nazaruddin dengan Daniel TF Sinambela yang kini mendekam di Rutan Mapolda Metro Jaya. Daniel yang merupakan suami penyanyi Joy Tobing, itu dipolisikan karena Nazaruddin dianggap tidak mau mengembalikan uang Rp 24 miliar. Daniel yang juga merupakan politisi Demokrat bergerak melalui perusahaan PT Matahari Anugrah disokong dana oleh Nazaruddin untuk mendapatkan proyek dari PLN dan Indonesia Power. Berdasarkan dokumen dari notaris, PT Matahari akan dibantu mendapatkan proyek dari Indonesia Power.

Nah, karena sudah dibantu dengan sokongan dana, ternyata Daniel tidak bisa memenuhi kontrak pengadaan batubara untuk Indonesia Power. Nazaruddin pun meminta agar Daniel mengembalikan uang yang sudah disetorkan senilai Rp 24 miliar. Hingga akhirnya karena Daniel tidak bisa mengembalikan dia dipolisikan

Rekam jejak Muhammad Nazaruddin sudah tercium internal Partai Demokrat sejak 2010. Namun, desakan untuk menyingkirkan Nazaruddin tidak pernah berhasil.

SENIN , 3 Mei 2010 yang lalu, empat lembar surat berkop Aliasi Rakyat Untuk Sukses SBY (ARUSS) resmi dikirim ke Presiden Yudhoyono. Isinya tidak sembarangan. Lembaga swadaya masyarakat pendukung SBY ini meminta SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat mencopot Muhammad Nazaruddin dan Anas Urbaningrum dari jajaran kepengurusan DPP Partai Demokrat.

Berdasarkan surat ARUSS tersebut, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Anas Urbaningrum bersama Bendahara Fraksi Partai Demokrat DPR Muhammad Nazaruddin dituding telah menjadi mafia dalam proyek Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Keduanya dituding mempraktikkan dua modus kejahatan korupsi anggaran negara lewat jalur parlemen. Sementara koordinator pelaksanaannya diserahkan ke Nazaruddin di Suite Room Hotel Ritz Carlton di lantai 21. Selanjutnya, Nazaruddin menyerahkan tugas tersebut ke kroni-kroninya. Tujuannya tentu saja untuk menghindari adanya kecurigaan dari pihak luar.

Kali ini, apakah Nazaruddin bakal kembali lolos? Kamaruddin Simanjuntak, mantan pengacara Mirdo Rosalina Maullang alias Rosa menyatakan tidak akan menyerah membeberkan sepak terjang Bendahara Umum (Bendum) Partai Demokrat dalam dugaan kejahatan di dunia bisnis.

Menurutnya, meski Rosa telah mencabut kuasa, namun Kamarudin mengatakan, akan mengungkapkan kasus Daniel Sinambela dalam dugaan penggelapan dana pinjaman bisnis sebesar Rp 24 miliar yang ikut menyeret M Nazarudin.

“Kalau yang ini (perkara Rosa) nggak bisa, kan bisa dengan yang itu (Daniel),” ujar dia, ketika di jumpai di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (29/4).

Dalam kasus ini, Nazaruddin berstatus sebagai pelapor yang merasa uangnya sebesar Rp 24 miliar, dipinjamkannya pada Daniel Sinambela dan diduga digelapkan suami dari Joy Tobing itu. Kini Daniel Sinambela ditahan di Polda Metro Jaya. MONITOR

0 komentar:

Posting Komentar