Diposting oleh
PUTRA BETAWI
Published on Senin, 23 Mei 2011
Saya Kambing Hitam Rekayasa Politik
Selama beberapa hari terakhir, Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin menjadi narasumber yang paling diburu wartawan. Berulang kali Nazaruddin menolak diwawancarai terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus suap senilai Rp 3,2 miliar dengan tersangka Sesmenpora Wafid Muharam. Belum lagi keterlibatannya terungkap tuntas, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, membuka kisah lama tentang dugaan penyuapan senilai 120.000 dolar Singapura (sekitar Rp 828 juta) kepada Sekjen MK, Janedri M Gaffar. Berikut petikan wawancara SP dengan M Nazaruddin di Jakarta, Sabtu (21/5).
Bagaimana perasaan Anda mendapat tekanan untuk mundur dan diterpa pemberitaan yang memojokkan secara beruntun?
Sejujurnya saya tertekan. Tapi saya tetap yakin kalau kebenaran tak akan bisa ditutupi. Fakta hukum tak bisa direkayasa. Intervensi atau kekuatan politik apa pun tak akan bisa menutupi kebenaran. Saya akan hadapi semua tudingan terhadap saya. Kalau saya benar, Allah akan menolong saya melewati semua ini. Insya Allah.
Bagaimana dengan keluarga Anda?
Mereka cemas, tapi mereka tetap mendukung saya. Itu yang menjadi kekuatan saya.
Apa komentar Anda terkait kasus dugaan suap kepada Sesmenpora yang juga menyeret nama Anda?
Pertama, negara ini harus dibangun dengan kejujuran. Kedua, proses hukum harus ditegakkan, jangan dipolitisasi atau diintervensi. Ketiga, siapa pun sama di mata hukum, tak peduli apa latar belakangnya. Makanya saya berharap kasus ini jangan dipolitisasi dengan pernyataan-pernyataan yang memojokkan saya. Biar bagaimana pun harus ada bukti yang jelas. Saya ini punya keluarga, punya orangtua, dan sekarang ini mereka tertekan dan cemas dengan berita-berita mengenai saya.
Sampai saat ini KPK belum juga memanggil pihak-pihak yang disebut terlibat, termasuk Anda. Apa harapan Anda?
Harapan saya, KPK bisa segera proses kasus ini, tentu dengan mengacu pada fakta dan bukti. Saya akan hormati proses hukum karena saya juga ingin diperlakukan sama di mata hukum. Semua orang punya hak untuk membela diri dan asas praduga tak bersalah harus tetap berlaku. Siapa pun, jangan langsung dihakimi.
Soal laporan Ketua MK kepada Presiden SBY mengenai percobaan suap terhadap Sekjen MK, apa tanggapan Anda?
Terus terang saya sendiri bingung mengapa Pak Mahfud bisa bicara begitu. Saya pernah ketemu Sekjen MK, tapi hanya dalam rapat kerja di Komisi III DPR. Di luar itu, saya tidak pernah ketemu karena tak ada kepentingan dan urusan apa pun. Sedangkan dengan Pak Mahfud, saya tidak pernah berkomunikasi.
Menurut Anda, apa motif Ketua MK?
Saya tidak tahu apa motif beliau, tapi di balik semua ini saya melihat ada rekayasa politik dan saya dijadikan kambing hitam.
Tapi Ketua MK dikenal memiliki kredibilitas dan publik bisa saja mempercayai pernyataan beliau. Bagaimana menurut Anda?
Makanya saya tegaskan kepada Pak Mahfud, tolong jangan mengeluarkan pernyataan yang bisa menimbulkan opini seolah saya ini penjahat, padahal diperiksa aparat penegak hukum saja saya belum pernah. Beliau orang yang mengerti hukum, punya pengaruh di mata masyarakat, kalau ngomong mengenai seseorang, apalagi terkait fakta hukum seharusnya hati-hati.
Jadi Anda membantah pernyataan Mahfud MD?
Kalau benar ada laporan dari Sekjen MK mengenai upaya suap yang saya lakukan, silakan Pak Mahfud tempuh jalur hukum. Saya siap hadapi. Tapi yang jadi pertanyaan saya, kalau benar ada upaya suap, kapan itu terjadi dan di mana? Pak Mahfud tidak menjelaskan. Kalaupun benar ada kejadian itu, mengapa Pak Mahfud dan Sekjen MK tidak langsung melapor saat itu juga, mengapa baru sekarang?
Tadi Anda katakan ada rekayasa politik. Siapa menurut Anda yang bermain di balik ini, internal Partai Demokrat atau pihak luar?
Saya juga bingung dengan semua ini. Ada apa kok serangan bertubi-tubi? Sulit memastikan apakah ini dari internal Partai Demokrat atau ada campur tangan pihak luar. Tapi kalau melihat tekanan yang bertubi-tubi terhadap saya, jelas ada rekayasa politik.
Setelah pernyataan Pak Mahfud, bagaimana reaksi internal PD terhadap Anda?
Sejauh ini kami solid dan teman-teman tetap memberi dukungan. Semua sepakat serahkan kepada proses hukum karena di Demokrat ada mekanisme yang kita patuhi bersama. Ketua Dewan Pembina, Pak SBY selalu menegaskan kader demokrat tidak kebal hukum. Siapa pun yang melanggar hukum, partai tidak akan membela, dan itu saya tahu benar. Makanya saya tidak akan gegabah. [J-9]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar