Diposting oleh
PUTRA BETAWI
Published on Rabu, 20 April 2011
Aksi Bajak Laut Somalia Resahkan Perdagangan Dunia
Perompakan di kawasan perairan Somalia telah sangat meresahkan berbagai maskapai pelayaran sekaligus organisasi dunia di bidang perdagangan dan lalu-lintas laut. Sedikitnya 12 milyar dollar AS atau sekitar Rp 103 trilyun per tahun telah dirampok oleh para perompak Somalia. Sementara, pemerintah Somalia sendiri seolah tak kuasa menghadapi ulah warganegaranya yang suka merompak.
Pada jangka panjang, perompakan di kawasan itu telah mengakibatkan beban ekonomi, sebagaimana diungkapkan kalangan industri perkapalan dan organisasi maritim, sebagaimana ditulis harian The Business Times, beberapa waktu lalu. Mereka meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah sejumlah negara untuk mengakhiri aksi perompakan ini.
Robert Lorenz-Meyer, Presiden Bimco, salah satu asosiasi perkapalan besar dunia, menegaskan, aksi perompakan di lepas pantai Somalia itu telah menimbulkan beban pada perekonomian dunia. “Sekitar 2.000 perompak Somalia telah membajak ekonomi dunia,” ujarnya.
Ia mengatakan, gangguan pada alur perdagangan laut yang disebabkan perompak di Somalia itu telah menimbulkan beban biaya 12 milyar dollar AS. Ada sekitar 30.000 kapal dagang yang melintasi kawasan Laut Arab di seputar Somalia setiap pekan.
The Heritage Foundation menyebutkan, kerugian akibat aksi perompakan di perairan lepas pantai Somalia telah menimbulkan kerugian materi sampai 16 miliar dollar AS, sekitar Rp 137 triliun, per tahun.
Biro Maritim Internasional melaporkan, sepanjang tahun 2010 terjadi aksi perompakan atas 53 kapal dagang dan penyerangan terhadap lebih dari 392 kapal lain. Perompak juga menyandera 1.181 pelaut dari banyak negara. Ini jumlah penculikan terbesar di laut. Sedikitnya delapan pelaut tewas. Sebagian besar dari aksi ini terjadi di lepas pantai Somalia. Lensa Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar