Today :

Not found what you looking for?:

Diposting oleh PUTRA BETAWI

Published on Sabtu, 09 April 2011

Ketua MUI Menilai Film " ?" Sesat Menyesatkan


Jakarta (SI ONLINE) - Usai menyaksikan launching film ’?’ (tanda tanya) garapan sutradara liberal Hanung Bramantyo, Rabu (6/4/2011l) malam di Bioskop Jakarta Theatre, Ketua MUI KH. A Cholil Ridwan dan Direktur Insist Adian Husaini yang diundang menonton film tersebut menyatakan kekecewaannya.

Dalam pandangan Kiyai Cholil, film ini sangat berbahaya. ”Sebagai Ketua MUI bidang budaya, saya menganjurkan agar umat Islam tidak menonton film ” ? ” ini, karena dikhawatirkan umat Islam bisa tersesatkan,” himbaunya.

Jika film ini berjudul “?” (tanda tanya), maka Kiyai Cholil juga ingin bertanya, mau dibawa kemana penonton ini. Apakah orang yang tidak punya agama sekalipun bisa dibenarkan. Pluralisme agama inilah yang dikampanyekan oleh Hanung.

Sangat disayangkan, jika film pluralisme ini terbungkus toleransi agama. Ini paham yang keliru. Karena toleransi beraama tidak sampai mengorbankan keyakinannya. Nabi Muhammad saw saja tidak pernah membenarkan secara akidah agama Yahudi dan Nasrani. QS Al Kafirun sudah menjelaskan. Bahkan di QS al Bayyinah, Alloh swt menegaskan, bahwa orang kafir kelak akan masuk ke dalam neraka Jahannam.

Pengaasuh Pondok Pesantren Husanayain itu heran, kenapa banyak penonton yang tepuk tangan, padahal jelas-jelas film itu sangat melukai umat Islam. ”Sekali lagi, saya tegaskan, film ini lebih berbahaya dari Perempuan Berkalung Surban. Ini arahnya pluralisme agama, yang ujung-ujung nanti, tidak beragama pun dianggap sah-sah saja.”

Setelah menyaksikan langsung film yang disutradarai Hanung secara utuh, kata Cholil, ia mendapatkan kesan, aroma pluraslisme agama yang sangat menyengat dalam film ini.

Padahal pluraslime agama yang dipesankan dalam film itu, ungkap Cholil, adalah pluralisme teologi yang sudah difatwakan oleh MUI sebagai paham yang haram. Bila umat Islam mengikuti paham itu, maka menjadi murtad atau keluar dari Islam, dan statusnya menjadi kafir.

Menurut Cholil, pluralisme yang dibolehkan dalam Islam adalah pluralisme sosiologis. Itulah yang dikenal dengan pluralitas. Misalnya saja umat Islam sudah semestinya hidup berdampingan dengan orang Kristen dan umat agama lain, tanpa harus mengorbankan keyakinannya. ”Jadi yang namanya kerukunan dan toleransi itu tidak boleh mengorbankan keyakinanya,” tukas Kiai Cholil mengingatkan.

Dalam ajaran Islam ada prinsip, kerukunan itu berjalan tapi keimanan terjamin. ”Saya menilai, film ini sangat vulgar, sangat kasar, dan sangat melukai hati umat Islam yang menontonnya, terutama yang memiliki akidah tauhid yang benar. Film ini jelas sangat sesat menyesatkan umat,” tandasnya.

Lebih jauh, yang dimaksud Cholil Ridwan sesat menyesatkan itu adalah pada saat digambarkan seorang yang beragama Islam itu menganggap wajar ketika harus murtad atau memilih agama lain. Ada ungkapan dalam film itu: “Saya tidak mengkhinati Tuhan. Saya keluar dari agama bukan berarti membenci Tuhan.”

Pokoknya ini ajaran pluralisme yang menyamakan semua agama. Dalam paham pluralisme, ada keyakinan, bahwa di ahirat nanti, semua orang yang beragama akan masuk surga. Di surga nanti telah disediakan kamar-kamarnya. Jelas, ini pemahaman agama yang sesat dan menyesatkan.

Rep: Dez Hamzah

0 komentar:

Posting Komentar