Today :

Not found what you looking for?:

Diposting oleh PUTRA BETAWI

Published on Sabtu, 16 April 2011

AYO…, SWEEPING FILM PERUSAK AQIDAH !


Salah satu film perusak aqidah adalah Film “?” yang disutradarai oleh HANUNG BRAMANTYO dan diproduseri oleh ERICK TOHIR pimpinan MAHAKA PICTURE dan MAHAKA MEDIA yang menerbitkan HARIAN REPUBLIKA. Film “?” diiklankan seperempat halaman berwarna di Republika hari Kamis 7 April 2011 dengan tulisan besar di tengah iklan : “Masih pentingkah kita berbeda ?” Dan dalam deretan sponsor tertera logo tulisan “Republika”. Sehari sebelumnya, dalam Wawancara Eksklusif Republika yang menghabiskan satu halaman penuh, Hanung Bramantyo mempropagandakan film “?” dan menolak stempel pluralis mau pun liberalis untuk filmnya tersebut, dengan dalih “maksud” yang ada dalam hati dan benaknya tidak seperti yang “dipahami” orang lain.

Dalam kesempatan lain, sang sutradara menyebutkan hal- hal positif dalam filmnya untuk “menjustifikasi” hal-hal negatif dalam film tersebut yang disorot dan diprotes keras oleh masyarakat. Sang sutradara lupa atau pura-pura lupa bahwa pokok persoalannya bukan terletak pada hal-hal yang sudah positif, tapi justru terletak pada hal-hal negatif yang diprotes umat Islam. Lagi pula, walau dalam film tersebut ada berjuta kebaikan, namun jika dengan sengaja diselipkan suatu propaganda kesesatan, maka tetap sesat dan tetap akan jadi persoalan. Bahkan berjuta kebaikannya akan dipahami sebagai kamuflase untuk menutupi kesesatannya, sekaligus untuk dijadikan alasan justifikasi atas kesesatan tersebut.

Masyarakat awam adalah tingkatan kelompok orang yang lugu dan polos dengan pola pikir yang sangat sederhana. Mereka hanya “memahami” dari apa yang mereka dengar, lihat, tonton dan saksikan dari film tersebut, bukan “menafsirkan” apa yang dimaksud sang sutradara atau produsernya. Film “?” telah menyajikan sejumlah statement dan agenda yang memberi kesan kepada masyarakat awam sebagai berikut :

1. Dalam film “?” ada adegan pendeta ditusuk, gereja dibom, restoran Cina diserang secara anarkis oleh sekelompok masyarakat muslim di Hari Lebaran, dan sekelompok pemuda muslim bersarung dan berpeci mencerca seorang Cina yang dibalas dengan bahasa Jawa yang artinya “Dasar Teroris Anjing”.
Kesan untuk masyarakat awam bahwasanya orang Islam itu bengis, biadab dan jahat. Walau pun dalam adegan penusukan pendeta dan pengeboman gereja tidak jelas pelaku dan motifnya, namun dengan rentetan adegan lainnya tersebut mengarahkan kesan kepada umat Islam.

2. Dalam film “?” ada cerita tentang Rika yang semula muslimah, kemudian murtad masuk nashrani karena kecewa suami berpolygami. Rika pun berdalih bahwa kemurtadannya bukan berarti membenci atau pun mengkhianati Tuhan. Sepanjang cerita Rika ditampilkan sebagai sosok yang ideal, toleran, arif dan bijak. Ibu dan anak Rika yang semula menentang kemurtadan Rika, akhirnya bisa menerima. Dalam cerita ini ada narasi : “…semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama; mencari satu hal yang sama, dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan.”
Kesan untuk masyarakat awam bahwasanya :

a. Syariat polygami itu buruk karena merusak rumah-tangga dan menyebabkan orang murtad.

b. Murtad itu bukan mengkhianati Tuhan, sehingga tidak mengapa orang murtad.

c. Rika murtad tapi ideal, toleran, arif dan bijak, sehingga orang murtad pantas untuk diterima secara baik.

d. Sikap Ibu dan anak Rika yang menentang kemurtadan Rika adalah sikap “tidak toleran”, sehingga akhirnya dikalahkan oleh sikap “toleran” dengan menerima kemurtadan Rika.

e. Semua agama benar dan sama menuju Tuhan yang satu. (-Pluralisme-).

3. Dalam film “?” ada cerita tentang Surya yang bermain drama pada Hari Raya Paskah di gereja dengan peran menjadi Yesus. Sebelum pentas, Surya latihan Yesus disalib di dalam masjid, lalu direstui oleh Ustadz yang mengajar di masjid tersebut. Saat pentas di gereja pun banyak orang berpenampilan muslimin dan muslimat yang ikut berpatisipasi menonton dan membagikan bingkisan Paskah kepada jemaat gereja.
Kesan untuk masyarakat awam bahwasanya :

a. Orang Islam main drama di gereja dan berperan sebagai Yesus tidak mengapa.

b. Latihan drama Yesus disalib dalam masjid juga tidak mengapa.

c. Orang Islam ke gereja untuk ikut merayakan Paskah pun tidak mengapa.

d. Islam ke gereja , Yesus dan Salib ke Masjid sama saja. (-Pluralisme).

4. Dalam film “?” ada cerita tentang Menuk, seorang wanita muslimah berjilbab, yang kerja di restoran Cina yang menjual dan menyajikan Babi. Saat shalat Menuk melaksanakan shalat di tempat kerjanya, dan saat tugas Menuk menghidangkan Babi dengan nyaman tanpa ada sikap galau atau pun riskan.
Kesan untuk masyarakat awam bahwasanya menjadi seorang muslim tidak harus menjadi halangan untuk menjual / memotong / menghidangkan Babi. Bahkan ada kesan untuk mengajak masyarakat untuk menghalalkan Babi. Walau pun pemilik restoran menyatakan dalam film tersebut bahwa alat masak untuk Babi harus dipisah dengan alat masak untuk Udang, Cumi dan Ayam, tapi ia juga menyatakan bahwa Daging Babi itu “lebih gurih”, tidak perlu bumbu apa pun seperti memasak Udang, Cumi dan Ayam.

5. Dalam film “?” ada cerita tentang Tan Kat Sun pemilik restoran Cina penjual Babi, yang toleran terhadap karyawan muslimnya dengan mempersilahkan shalat, namun akhirnya mati pasca penyerangan restoran Cinanya oleh sekelompok orang Islam. Diceritakan juga bahwa restoran Cina penjual Babi tersebut di bulan puasa ramadhan merugi karena sepi pengunjung.
Kesan untuk masyarakat awam bahwa orang non muslim sangat toleran terhadap umat Islam, tapi tidak sebaliknya. Dan juga mengesankan bahwa pelanggan restoran Cina penjual Babi tersebut adalah umat Islam, sehingga ketika umat Islam sedang puasa Ramadhan maka restoran menjadi sepi pengunjung.

Selain itu semua, masih ada lagi adegan Asmaul Husna dibaca dengan nada sinis dan melecehkan oleh pendeta di dalam gereja. Lalu ibu kost berjilbab yang judes dan bakhil.

Berdasarkan itu semua maka Front Pembela Islam mengingatkan segenap umat Islam :

1. Bahwa agama yang benar adalah Islam, selain Islam tidak benar.
2. Bahwa Islam sangat menghargai perbedaan agama (Pluralitas), tapi menolak pencampur-adukan agama (Pluralisme).
3. Bahwa Islam menolak segala bentuk penodaan terhadap agama apa pun.
4. Bahwa “Murtad” bukan bagian kebebasan beragama, tapi merupakan penodaan agama.
5. Bahwa “Murtad” adalah perbuatan terkutuk dan merupakan dosa besar yang haram dilakukan oleh umat Islam. Pelakunya wajib bertaubat atau dihukum mati.
6. Bahwa Sepilis (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme) adalah paham sesat dan menyesatkan bukan dari ajaran Islam.
7. Bahwa umat Islam haram mencampur-adukan aqidah dan ibadah dengan agama apa pun, termasuk merayakan hari besar umat beragama di luar Islam.
8. Bahwa Liberal adalah musuh besar Islam dan pembangkangan Liberal terhadap Allah SWT lebih Iblis daripada Iblis.
9. Bahwa umat Islam wajib tunduk dan patuh kepada Hukum Allah SWT.
10. Bahwa umat Islam wajib membela agamanya dari segala bentuk penodaan.

Selanjutnya Front Pembela Islam menyatakan :

1. Bahwa Film “?” adalah FILM LIBERAL yang sesat dan menyesatkan, sehingga haram ditonton oleh umat Islam dan harus dilarang pemutarannya oleh pemerintah RI.
2. Bahwa Erick Tohir dengan Mahaka Picture dan Mahaka Media serta Republikanya harus menarik film “?” dari peredaran, dan meminta maaf kepada umat Islam, serta berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahannya. Jika tidak, maka umat Islam diserukan untuk memboikot Erick Tohir dan semua medianya.
3. Bahwa Hanung Barmantyo harus menghentikan peredaran film “?”, dan bertaubat kepada Allah SWT, serta menyudahi sikap Liberalnya selama ini yang selalu menyerang Islam. Jika tidak, maka umat Islam diserukan untuk menjadikannya sebagai musuh Islam.
4. Bahwa Lembaga Sensor Film (LSF) tidak boleh meloloskan film apa pun yang merusak aqidah dan akhlaq umat Islam, termasuk film “?”, serta wajib melakukan reformasi kepengurusan agar tidak disusupi atau ditunggangi oleh unsur-unsur Liberal dari kelompok mana pun. Jika tidak, maka bubarkan LSF dan kembalikan wewenang perfilman kepada Kementerian Komunikasi dan Informasi atau kementerian lain yang berkompeten.
5. Bahwa semua anggota masyarakat diserukan untuk tidak membeli / menyewa / memutar / menonton / mensponsori film apa pun yang merusak aqidah dan akhlaq umat Islam, termasuk film “?”, dan diserukan pula kepada segenap anggota masyarakat untuk memboikot semua pihak yang terlibat dalam pembuatan dan peredaran film yang merusak aqidah dan akhlaq umat Islam, termasuk film “?”.
Akhirnya, Front Pembela Islam menyatakan perang terhadap semua film yang merusak aqidah dan akhlaq umat Islam.

Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar !

Jakarta, 11 Robi’uts Tsani 1432 H / 15 April 2011 M

fpi.or.id

0 komentar:

Posting Komentar